Eps 21

2K 191 3
                                    

.

.

.

Selesai sarapan Jaemin pamit untuk pulang karena ia harus pergi ke kantor nya lagi. Kondisi Jisung juga sudah membaik, bahkan anak itu sudah kembali aktif dan bermain dengan riang.

Jaemin dan Renjun sepakat bahwa mereka akan mengajak orang tua mereka bertemu di restoran saat makan malam nanti. Mereka berdua sudah mengabari orang tua masing-masing dan mereka setuju untuk bertemu.

Kini Renjun sedang menemani Jisung yang bermain dengan dinosaurus dan mobilan nya. Anak itu sedari tadi terus menanyakan hal yang aneh untuk seusia nya.

"Bunda.. ayien itu ada na dimana?" Tanya Jisung.

"Di angkasa kali. Soal nya Bunda ngga kenal sama alien." Jawab Renjun dengan asal-asalan. Ia sudah sedikit muak mendengar pertanyaan-pertanyaan tak masuk akal dari anak nya itu, dan setelah Renjun menjawab pasti  Jisung selalu bertanya lebih lanjut tentang pertanyaannya.

"Tenapa Bunda ndak kenalan?" Jisung menatap Renjun dengan tatapan polos nya.

"Bunda ga ngerti bahasa alien."

"Kan Bunda bica belajal.. kalau Bunda ndak belajal ya Bunda ndak bakalan bicaaa." Jisung kembali menyusun mobil-mobilan nya.

"Bisa aja kamu jawab nya." Gumam Renjun.

"Bunda.. dede bayi itu ada na dali mana?" Tanya Jisung lagi.

"Dari perut."

"Tenapa ada di peyut? Emang ndak cempit? Di peyut bica nafac yya Bunda? Dede bayi nya beyenang di peyut?"

"Ada di perut karena emang harus nya begitu. Emang kenapa Icung nanyain dede bayi?" Tanya Renjun melihat anak nya yang sedang bermain.

"Icung mau punaa ade bayii." Jawab Jisung.

Renjun terdiam beberapa saat.
"Emang cara nya biar punya adek gimana?" Renjun bertanya, ia tak pernah mengira bahwa anak nya itu akan berpikiran ingin memiliki adik.

"Tadi kata Bunda ade na ada di peyut." Jisung menjawab seadanya.

"Iya, ada di perut. Tapi sebelum itu ada lagi proses nya, Icung belum boleh tau. Kalau proses itu belum dilakuin berarti adek nya belum ada di perut. Kalau mau punya adek, Icung tunggu punya ayah dulu." Jelas Renjun dengan sabar, berharap anak nya itu mengerti.

"Ayah Icung ciapa?" Jisung menatap Bunda kandung nya itu.

"Ya mana Bunda tau." Renjun kembali melihat buku yang ada di genggaman nya.

"Icung penen ketemu Ayah.." monolog anak itu.

"Nanti kalau jadi Icung bakalan punya ayah." Ucap Renjun.

"Beneyan?! Capa?!!" Antusias Jisung.

"Nanti Icung bakal tau sendiri."

"Ih Bunda mah gitu!" Kesal Jisung.

"Ehmm bundaa, kalau bulan ke atac matahali na bobo di bawah ya? Teyus kalau matahali na ke atac agi belalti bulan na bobo, iya kan Bunda?" Tanya Jisung lagi dengan random.

"Ngga tau. Nanti tanya ke kakek kamu aja." Renjun sudah malas menjawab pertanyaan random yang terus dilayangkan oleh Jisung.

"Eumm? Kakek mau kecini?"

"Ngga, nanti kita ke restoran buat makan malem sama kakek nenek kamu. Ada om Jaemin sama orang tua nya juga." Ucap Renjun.

"Yayyyy!!!! Icung mau ituttt!!!" Jisung sangat antusias saat Renjun mengatakan bahwa Jaemin juga turut hadir saat makan malam di restoran nanti.

"Iya lah Icung di ajak, kalau ngga nanti ngamuk lagi." Monolog Renjun.

"Icung ndak ngamuk! Tapi Bundaa, olang tua om Jaemin itu cama kaya kakek nenek kan? Jadi olang tua om Jaemin uga kakek nenek Icung?"

"Kok gitu? Kakek nenek Icung dari mana nya?" Tanya Renjun pada anak nya yang bisa-bisa nya berpikiran seperti itu.

"Kan kata om Jaemin, om Jaemin bakal jadi Ayah na Icung. Jadi olang tua na om Jaemin uga kakek nenek na Icung dongg?"

Renjun terdiam, benar-benar tak habis pikir dengan anak nya.

___________


Di sinilah Renjun sekarang, restoran tempat janji pertemuan dengan orang tua nya dan Jaemin.
Renjun masih berada di dalam mobil bersama dengan Jaemin juga Jisung. Ia tadi di jemput oleh Jaemin.

"Njun, Kenapa?" Tanya Jaemin saat menyadari keterdiaman Renjun.

"Hm..? Ga papa." Renjun menoleh ke samping nya dan menatap Jaemin.

"Ga perlu gugup. Orang tua saya baik kok dan saya yakin orang tua kamu juga bisa nerima kita berdua." Jaemin mengambil tangan yang lebih mungil itu dan menggenggam nya.

"Heum... kaya nya aku nya aja yang overthinking..." Renjun perlahan menetralkan debaran jantung nya.

"Bunda? Om Jaemin? Kita kapan kelual? Icung penen ketemu cama kakek nenek..." ucap Jisung dari kursi belakang.

"Sebentar dulu ya, Icung." Ucap Jaemin.

"Udah lebih tenang?" Tanya Jaemin sambil menatap ke arah Renjun. Dan Renjun hanya mengangguk.

"Yaudah, ayo." Jaemin keluar dari mobil terlebih dahulu lalu ia berjalan memutar ke pintu sebelah pengemudi. Ia membuka pintu itu dan mempersilahkan Renjun keluar.

Setelah Renjun keluar, Jaemin menutup kembali pintu nya dan beranjak membuka pintu mobil di mana si kecil Jisung berada. Ia menggendong Jisung dan kembali menutup pintu nya.

"Jaemin kamu ga usah ngegendong Jisung.. nanti baju kamu kusut." Ucap Renjun.

"Ga bakal, tenang aja. Ayo masuk." Jaemin mengulurkan tangan nya.

Renjun yang mengerti langsung menerima uluran tangan Jaemin. Jaemin menggenggam hangat tangan Renjun. Lalu mereka berjalan memasuki restoran mewah itu. Restoran itu memang sengaja sudah disewa untuk malam ini karena tak ingin di ganggu oleh orang lain.

.

.

.

Janda Muda [JAEMREN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang