Eps 33

826 117 8
                                    

.

.

.

Jaemin dan Renjun pergi berjalan-jalan keluar malam ini. Mereka berdua hanya berjalan-jalan ke taman terdekat, taman itu tidak begitu ramai dan ada beberapa stand makanan dan lain-lain.

Renjun berbinar saat sampai di taman itu, Jaemin terkekeh gemas dan mengacak-acak rambut Renjun.

"Kamu mau beli sesuatu?" Tanya Jaemin.

"Hmm.." Renjun mengetuk dagu nya membuat postur sedang berpikir, ia melihat-lihat stand di sana.

"Sini, ikut mas dulu." Jaemin menggenggam tangan Renjun dan membawa nya ke salah satu stand bunga.

"Mas mau beli bunga?" Renjun melihat ke bunga-bunga itu lalu melihat Jaemin.

"Iya, pilih mau yang mana." Jawab Jaemin sambil mengangguk.

"Buat aku?"

Jaemin mengangguk sekali lagi. Renjun lalu melihat-lihat bunga cantik nan harum itu.

Lalu Renjun memilih bunga tulip berwarna merah, penjual nya memberikan bunga itu pada Renjun setelah beberapa bunga nya diikat menjadi satu dengan sebuah pita.

"Total nya jadi berapa?" Tanya Jaemin.

Penjual itu mengucapkan total harga nya dengan ramah, seperti nya penjual itu mengenali Jaemin dan Renjun karena Jaemin dan Renjun memang lah dari keluarga terpandang dan banyak dikenali.

Jaemin lalu memberikan uang nya dan berterima kasih, lalu mengajak Renjun berkeliling.

"Mas, tau ga kenapa aku milih tulip merah?" Tanya Renjun sambil mereka berjalan beriringan.

"Kenapa?"

"Bunda pernah bilang ke aku, bunga tulip merah itu melambangkan cinta abadi atau cinta yang mendalam. Jadi aku berharap pernikahan kita sama kaya makna bunga ini." Ungkap Renjun sambil memandangi bunga itu di tangan nya lalu melihat Jaemin dan tersenyum.

Jaemin ikut tersenyum, ia mengangguk. "Iya, mas harap juga pernikahan kita langgeng terus." Jaemin merangkul Renjun dan mengecup pucuk kepala istri manis nya.

"Mau beli apa lagi?" Tanya Jaemin.

Renjun melihat ke sekeliling  taman itu, mata nya berbinar melihat sesuatu.

"Ayo beli itu!" Tunjuk Renjun pada sebuah boneka moomin berukuran sedang di suatu toko, toko itu ada di seberang taman.

Jaemin mengikuti arah yang di tunjukkan Renjun. "Kudanil gembrot itu lagi.." batin Jaemin.

"Nanti aja pas pulang nya ya? Nanti ribet bawa-bawa nya kalau pas kamu mau beli yang lain." Jaemin mencoba membujuk Renjun

"Heum.. kalau keburu di beli orang gimana?" Renjun memajukan bibir nya dan menatap memelas.

"Ya gapapa."

"Ihhh..! Mas gitu!!" Renjun memukul lengan Jaemin.

"Gapapa, nanti kita beli di tempat lain kalau di sini keburuan orang lain." Ucap Jaemin.

"Udah, ayo." Ajak Jaemin lalu merangkul Renjun.

Renjun melepas rangkulan Jaemin dan berjalan mendahului sang dominant, ia sedang merajuk. Jaemin terkekeh gemas.

"Jaemin?" Panggil seorang wanita yang seperti nya mengenali Jaemin.

Jaemin menoleh, tatapan nya menjadi dingin.

"Kamu lagi ngapain di sini? Lagi jalan-jalan juga ya? Bareng yuk." Ajak wanita itu.

"Winter, hubungan antara saya dan anda sudah selesai, tolong jangan mengganggu saya lagi." Ucap Jaemin dengan nada dingin.

"Loh? Aku kan masih tunangan kamu, Jaem. Masa lupa?" Wanita bernama Winter itu mengerucutkan bibir nya.

"Saya sudah membatalkan itu semua sehari setelah anda ketahuan selingkuh." Jaemin menatap datar Winter.

"Ihh kan aku udah minta maaf, lagian pas itu aku khilaf, Jaem. Maafin aku ya? Aku mau kita bareng lagi." Mohon Winter lalu mendekat ke Jaemin dan merangkul lengan Jaemin.

"Winter, tolong jangan ganggu hidup saya. Saya sudah punya istri dan anak." Jaemin melepaskan rangkulan Winter pada tangan nya.

"Anak? Itu anak haram dari istri kamu, Jaem! Kamu nganggep anak haram itu sebagai anak kamu?!!" Tanya Winter dengan nada tinggi nya.

Rahang Jaemin mengeras.
"Maksud anda 'anak haram' apa? Sekali lagi anda menghina keluarga saya, saya pastikan mata anda tidak bisa terbuka lagi." Ucap Jaemin dengan nada tegas dan dingin nya, suasana sekitar terasa mencekam.

"MAS!!!" teriak Renjun dari kejauhan. Untung saja taman tak begitu ramai.

Jaemin menoleh ke arah sumber suara, ia mendapati istri nya sedang bersedekap dada menatap nya tajam karena mendapati Jaemin malah mengobrol dengan wanita, bukan mengejar nya yang sedang merajuk.

"SINII!!!!" perintah Renjun.

"Itu istri kamu, Jaem? Selera kamu berubah drastis. Kenapa kamu mau sama submissive kaya gitu? Dia udah pernah di pake sama orang lain, bahkan sampe hamil." Sarkas Winter.

Jaemin menatap tajam Winter, "saya peringatkan, jika anda berani menampakkan wajah anda sekali lagi di keluarga saya, saya tidak akan segan-segan." Setelah berkata seperti itu, Jaemin pergi menyusul istri nya.

Winter mendengus, lalu sedetik kemudian tersenyum licik.

Jaemin berlari menghampiri Renjun, dan saat sampai, Renjun masih menatap nya tajam.

"Mas ngapain sih malah ngobrol?!! Bukan nya malah ngejar aku kek apa kek." Omel Renjun.

"Iya sayang, maaf."

"Ada lagi yang mau kamu beli?" Tanya Jaemin.

"Ada lah! Masa cuma beli bunga doang? Kamu pikir aku mau makan bunga?" Nada bicara Renjun masih teedengar kesal.

Jaemin terkekeh, Renjun malah terlihat menggemaskan ketika mengomel.

"Yaudah mau beli apa hm?"

"Itu" tunjuk Renjun pada stand yang menjual permen kapas.

"Jangan itu ya sayang? Nanti gigi kamu sakit." Larang Jaemin dengan nada lembut.

"Tuh kannn, dari tadi mas nanyain aku mau apa lagi, giliran aku udah bilang mau itu malah ga boleh!" Kesal Renjun.

"Yaudah iya, ayo beli itu. Tapi setelah ini makanan nya ga boleh yang terlalu manis lagi ya?" Jaemin menyerah.

"Iya." Jawab singkat Renjun. Jaemin dapat mendengar Renjun ngedumel.

Renjun berjalan mendahului lalu di susul Jaemin. Saat permen kapas nya sudah jadi, mata Renjun berbinar. Bunga yang tadi di pegang nya sekarang berada di tangan Jaemin, dan Renjun memegang permen kapas yang berukuran cukup besar berbentuk kelinci.

Renjun memakan permen kapas itu sedikit demi sedikit dengan ceria.

Saat permen kapas nya sudah habis, Renjun dan Jaemin mendatangi stand Crêpe dan croissant dan membeli nya masing-masing dua. Lalu duduk di bangku taman dan memakan makanan mereka.

Saat hari sudah semakin malam, Jaemin dan Renjun memutuskan untuk kembali ke penginapan.

.

.

.

Janda Muda [JAEMREN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang