Eps 34

883 112 1
                                    

.

.

.

Ini adalah hari kedua Jaemin dan Renjun berada di Paris. Pagi ini Renjun sedang memasak sarapan untuk mereka berdua. Tiba-tiba saja Jaemin muncul dari belakang Renjun, dan memeluk tubuh mungil itu.

Rejun terperanjat kaget. "Mas!! Aku lagi masak, jangan ngagetin bisa ga?! Kalo masakan nya tumpah karena ke senggol, mas mau makan angin hah?!!" Omel Renjun, ia sedang dalam mode galak nya.

"Maaf, sayang. Dari semalem marah-marah mulu, durhaka loh sama suami." Jaemin menyembunyikan wajah nya di ceruk leher Renjun.

"Bodo! Mas belum mandi ya?!! Mandi dulu sono, Mas bau!" Renjun mendorong tubuh Jaemin menjauh.

"Masih wangi juga, idung kamu nya aja kali ah." Jaemin malah memilih duduk di pantry.

"Massss mandii gaaa?!!!" Renjun mengangkat spatula yang di pegang nya untuk di lemparkan pada Jaemin.

"Eh iya iyaa, mas mandi ini." Jaemin dengan tergesa kembali menuju kamar penginapan untuk mandi, sebelum si manis nya semakin marah.

Renjun melanjutkan masak nya sambil sesekali misuh-misuh. Saat selesai memasak, Renjun menghidangkan masakan nya.

Jaemin turun dari kamar dan terlihat segar juga wangi. Ia mengecup pipi Renjun dan duduk di kursi sebelah Renjun.

"Kamu yang masak ini semua?" Jaemin melihat semua makanan di meja.

"Menurut kamu?!! Emang ada orang lain di sini?" Tanya Renjun tak santai.

"Ga ada sih..." Jaemin menggaruk tengkuk nya yang tak gatal.

"Yaudah ngapain nanya." Ketus Renjun.

"Kamu kenapa sih dari semalem marah mulu, mas ada salah hm?" Tanya Jaemin.

"Coba pikir aja dulu." Singkat Renjun. Jaemin lalu memutar ingatan nya.

Selesai sarapan, Renjun sedang duduk di ruang tv dan memegang ponsel nya. Ia sedang bertukar pesan dengan keluarga Jung yang berada di Korea. Ia sedikit merindukan buah hati nya, dan bertanya pada Taeyong tentang kabar Jisung. Selama Renjun dan Jaemin di Paris, Jisung memang menginap di kediaman utama keluarga Jung, dan sesekali keluarga Nakamoto akan berkunjung ke kediaman Jung.

Jaemin datang dan duduk di sebelah Renjun. "Lagi ngapain?" Tanya Jaemin.

"Lagi chatan sama mommy." Balas Renjun.

"Ohh." Jaemin lalu mencari remote control dan menyalakan tv, ia mencari acara tv yang sekiranya tak membosankan.

"Dek, kamu marah sama mas gara-gara mas ga ngejar kamu pas ngambek?" Tanya Jaemin dengan nada lembut.

"Kurang tepat."

Jaemin kembali berpikir. "Gara-gara mas ga bolehin kamu beli moomin?"

Mata Renjun terbelalak. "Oh iyaaa!! Mas gaa nepatin janjii mass!!!!! Moomin aku manaaa?!!" Renjun melepaskan ponsel nya dan berbicara dengan nada sedikit tinggi.

Jaemin mengedip-ngedipkan mata nya. "Lah, Renjun nya juga baru inget... Jadi bukan karena kudanil gembrot? Berarti gue salah ngomong.." batin Jaemin.

"Masss! Ayoo beli moomin!!" Ajak Renjun dengan nada merengek.

"Nanti ya sayang?"

"Nggaa! Sekarang ayoo.." Rengek Renjun.

Jaemin menghela nafas pasrah, "yaudah ayo beli." Jaemin tersenyum dan mengacak rambut Renjun.

"Yeayy!!" Antusias Renjun.

"Yaudah siap-siap dulu." Ucap Jaemin.

"Aku udah siap!"

Jaemin kembali tertawa gemas, "mas mau ambil jaket mas dulu." Jaemin pergi ke kamar dan memakai jaket kulit nya.

"Ayo pergi." Jaemin mematikan tv yang sempat ia nyalakan tadi.

"Ayoo!!" Renjun berdiri lalu mendahului Jaemin.

Jaemin mengikuti Renjun dan mengunci pintu penginapan mereka. Jaemin dan Renjun akan pergi menggunakan mobil, untuk berjaga-jaga jika moomin yang semalam Renjun lihat di toko dekat taman habis, jika habis maka Jaemin harus berusaha untuk berkeliling kota Paris dan menemukan boneka kudanil putih itu.

Jaemin mulai mengendarai mobil itu dengan Renjun yang bersenandung ria di sebelah nya. Aura mereka berdua sangat berbeda, Jaemin yang terlihat sangat dewasa dan Renjun yang terlihat seperti remaja yang baru memasuki sekolah menengah dan sangat ceria.

Saat mereka sampai di toko dekat taman, mereka berdua memasuki toko tersebut. Dan benar saja, boneka moomin yang Renjun lihat semalam sudah dibeli orang lain. Bibir Renjun sudah melengkung ke bawah, dan mata nya berkaca-kaca.

"Tuhkan mas. Bener kata akuu, udah keburu di beli orangg..." Renjun menatap Jaemin.

"Yaudah gapapa, kita cari di toko lain aja." Jaemin mengelus kepala Renjun yang kini sudah menunduk. Tapi sedetik kemudian, mata Jaemin tertuju pada gantungan kunci yang ada gambar moomin nya.

"Atau kamu mau beli itu hm?" Tanya Jaemin.

Renjun melihat nya, "Injun mau, tapi Injun mau boneka moomin..." ucap Renjun bimbang.

Jaemin mengangguk, "kita beli itu, terus kita cari lagi boneka moomin di toko lain oke?"

"Boleh?"

"Boleh, sayang."

Mereka lalu membayar gantungan kunci itu, dan kembali masuk kedalam mobil untuk mencari boneka moomin yang diinginkan Renjun.

Dan saat Renjun sudah mendapat keinginan nya, wajah nya terlihat sangat ceria. Dan mereka kembali ke penginapan.

Renjun kembali mendudukan pantat nya di sofa ruang tv dan diikuti Jaemin.

"Marah nya udah?" Tanya Jaemin.

"Udahh" Renjun mengangguk.

"Tadi marah-marah nya karena apaa hm?"

"Karena mas malah ngobrol sama cewe lain... terus cewe nya deket-deket sama mas." Ucap Renjun dengan jujur, akhirnya Jaemin tahu bahwa istri manis nya ini sedang cemburu.

Jaemin terkekeh, "Oh karena itu, jangan khawatirin itu."

"Tapi... emang itu tunangan mas?" Tanya Renjun sedikit ragu dengan ucapan nya.

"Ngga, itu cuma Mantan tunangan mas. Mas udah ga ada rasa sama sekali." Jelas Jaemin.

"Ohh.."

Jaemin memeluk Renjun dan melayangkan banyak kecupan di wajah Renjun.

"Ish mas! Muka aku basah!!" Kesal Renjun.

"Eitss, Njun udah janji sama mas pas beli moomin tadi buat ga marah-marah lagi hari ini." Ucap Jaemin mengingatkan.

Renjun kembali menjadi terdiam dan membiarkan wajah nya diciumi dan di uyel-uyel oleh Jaemin.

.

.

.






Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 09 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Janda Muda [JAEMREN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang