Eps 14

2.1K 198 0
                                    

.

.

.

Winwin sudah keluar dari kamar si kecil Jisung. Sekarang hanya tersisa Jaemin, Renjun dan Jisung. Jisung belum juga turun dari gendongan Jaemin.

Hujan bahkan masih belum reda sedikit pun, malah semakin deras di sertai angin dan petir.

"Jaemin, balik ke kamar aku aja yuk." ucap Renjun.

"Mau ngapain hm? Masih ada Jisung loh ini." Jaemin mencoba untuk menggoda Renjun.

"Jangan mesum ih! Aku mau mandi, Jisung ga bakal mau aku tinggalin." Renjun agak kesal setengah malu karena terus di goda Jaemin.

"Ya udah, ayo."

Renjun pun berjalan untuk kembali ke kamar nya, di ikuti oleh Jaemin yang masih menggendong Jisung.

Sesampai nya di kamar Renjun, Jaemin langsung memilih untuk duduk di sofa dan Renjun memasuki kamar mandi untuk membersihkan diri.

Setelah beberapa menit berlalu, Renjun sudah keluar dari kamar mandi dengan pakaian berbeda.

Renjun berjalan ke arah sofa dan duduk di sebelah Jaemin.

"Icung lagi main apa?" Tanya Renjun saat melihat anak nya sedang memainkan ponsel Jaemin.

"Icung agi main ini, Bundaa." Ucap Jisung antusias sambil menunjukan game yang di mainkan nya pada Renjun.

"Emang Icung bisa main nya?" Tanya Renjun lagi sambil mencium pipi Jisung.

"Bica dongg, kan di ajalin  cama om Jaemin." Ucap Jisung. Jaemin dan Renjun tersenyum gemas di buat nya.

"Njun.." panggil Jaemin.

Renjun pun melihat ke arah Jaemin dengan tatapan bertanya.

"Kamu nganggep saya ini bercanda sama kamu?" Tanya Jaemin sambil menatap kedua manik indah itu.

"Bercanda tentang apa?"

"Tentang saya yang mau jadi ayah buat Jisung.." Jawab Jaemin.

Renjun memalingkan pandangan nya dari Jaemin, ia tidak tahu mau berkata apa.

"T-tapi emang kamu cuma bercanda kan?"

"Ngga, saya ga bercanda tentang itu." Jaemin menatap serius ke arah Renjun.

"Ga mungkin." Renjun tak begitu percaya.

"Kenapa ga mungkin? Emang selama ini perlakuan saya ke kamu itu kurang jelas?" Tanya Jaemin memastikan.

"Bukan begitu.. aku masih belum bisa segampang itu membuka hati buat seseorang, Jaemin." Renjun memberanikan diri untuk menatap Jaemin.

Jaemin memaklumi hal itu. Ia tahu Renjun belum siap untuk hal itu.

"Renjun, satu hal yang perlu kamu tau. Saya Cinta Sama Kamu." Ucap Jaemin.

Renjun terdiam, ia tidak tau harus berbuat apa. Tapi yang pasti hati nya berdebar-debar.

"Bukan hanya kamu, Saya juga Sayang sama Jisung. Kamu mau jadi pacar saya?" Tanya Jaemin penuh harap.

"Jaemin.." Renjun tak bisa berkata-kata lagi. Bisa-bisa nya Jaemin mengungkap kan perasaan nya pada saat ada anak kecil.

"Di sini ada Jisung.." Renjun khawatir Jisung akan bertanya-tanya tentang hal yang sedang dua orang dewasa itu bicarakan.

"Suruh aja salah satu maid disini buat ngasuh Jisung sebentar, saya mau bicara serius sama kamu." Ucap Jaemin.

Renjun pun menuruti nya, ia menyuruh kepala pelayan di rumah nya untuk mengasuh Jisung sebentar.

Kini Jaemin dan Renjun sedang duduk berdua di sofa. Suasana nya canggung.

"Renjun, apa jawaban kamu?" Tanya Jaemin. Ia mengambil tangan mungil Renjun.

"Jaemin, aku juga masih belum ngerti perasaan aku... kita juga belum terlalu lama kenal." Renjun banyak berpikir, ia masih bimbang.

"Kalau begitu, ga usah terburu-buru. Bilang pas kamu udah siap. Kalau kamu nolak saya juga ga masalah. Keputusan nya ada di kamu, saya siap nerima keputusan kamu. Tapi tolong ya, jangan cuma mikirin Jisung. Kamu juga harus ngebuat pilihan buat diri kamu, Renjun." Ucap Jaemin. Ia memang tidak keberatan jika di tolak, ia mengerti perasaan Renjun.

Sedangkan Renjun terus terdiam, ia menatap lekat kedua manik Jaemin. Renjun tahu bahwa Jaemin benar-benar tulus pada nya dan Jisung. Tetapi, ia tidak begitu yakin pada perasaan nya. Renjun takut akan kecewa di masa depan dan perasaanya untuk Jaemin sekarang juga belum jelas.

Mungkin kata kata papa nya itu benar, Renjun harus mencoba dan membuka hati nya untuk kali ini.

.

.

.

Janda Muda [JAEMREN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang