𐇵 Sepi 𐇵

199 20 7
                                    

[Chapter 13: Sepi]

.

.

.

Penghujung Juni merupakan malam keempat semenjak Todoroki dilarikan ke rumah sakit. Permulaan liburan akan jatuh sekitar tiga hari lagi, jadi sedikitnya, Todoroki melewatkan absensi selama seminggu. Sejenak ia linglung,  memilah siapa sosok yang bisa dimintai tolong untuk merekam tugas-tugas mendatang untuk mengisi liburan musim panas kelak. Di saat seperti ini, pemuda pecinta mie dingin itu seperti baru sadar, bahwa selama ini, ia selalu sendirian.

Malam-malam ketika ia hanya bisa tidur dengan satu posisi belum berakhir. Bahunya masihlah berdenyut-denyut. Tiap ia ingin mencoba menggerakkan lengan selalu ada bunyi bergemeratak nan mengilukan. Mengurungkan harapannya untuk bergerak liar. Moment dramatis ini, membuat hati Todoroki semakin terasa kosong.

Todoroki sudah biasa sendirian, di rumahnya yang luas dan bertingkat tiga, pada malam hari, ia selalu memandang langit-langit kamar yang gelap. Berharap ada hantu yang merangkak di balik dinding putih gading untuk menemani malam sepinya. Kadang-kadang ia juga mengharapkan bohlam berbentuk bunga krisan di langit-langit kamarnya akan jatuh menghantamnya, membawanya pada kematian.

Todoroki Shoto. Lima belas tahun. Selalu hidup tanpa tujuan. Peringkatnya naik turun antara empat dan lima. Ia tidak berusaha untuk menjadi yang paling pintar, tidak juga bermalas-malasan untuk menarik perhatian orang tuanya. Punya dua kakak laki-laki dan satu kakak perempuan. Touya adalah satu-satunya yang akrab dengannya sewaktu ia masih sangat belia, sewaktu ia masih suka menyembunyikan permen susu dan memakannya diam-diam di bawah meja belajar sang kakak.

Semasa Todoroki masih suka berpura-pura bodoh saat mengerjakan pekerjaan rumahnya, hanya demi mendapat perhatian sang kakak. Namun, semenjak sang kakak memasuki masa pemberontakan, ia perlahan-lahan kehilangan sosok itu. Meksipun hubungan mereka tidak bisa dibilang "buruk." Hanya saja, dunianya menjadi sepi.

Sebenarnya dia sendiri tidak mengerti apa yang ia cari dari sosok Bakugou. Dia juga tidak paham apakah pernyataan cintanya tempo hari merupakan sesuatu yang memang tulus dari hati atau hanya pelampiasan dari rasa sepi yang menghantuinya. Bicara soal Bakugou, Todoroki tiba-tiba merasa dunia yang ia ketahui mengenai Bakugou sangatlah kerdil. Ia hanya tahu Bakugou adalah mantan stuntman dari bintang besar bernama Kirishima Eijiro.

Moment pertama ia melihat Bakugou ialah ketika Todoroki dipaksa sang ayah untuk menonton film perdana Kirishima. Film laga yang menghabiskan banyak uang dan buah pertaruhan sang ayah melawan perusahaan All Might.

Todoroki terlalu enggan menatap layar lebar di hadapannya, sehingga pembukaan apik yang berhasil menuai decak kagum penonton di sekitar sama sekali tidak menggerakkan hatinya. Waktu pemutaran sudah berlangsung setengahnya, tetapi Todoroki hanya mampu menarik sedikit kesimpulan. Saat film memasuki puncak konflik, barulah Todoroki sedikit menaruh minat. Ia menonton dengan kepala terkulai ke samping, nyaris seperti orang yang hampir tertidur, tetapi tiba-tiba pupilnya mengecil.

Sosok dengan punggung berkeringat yang menjadi Le Traceur² berhasil mengguncang hati seorang Todoroki muda. Tubuh ideal yang melompat dan melintasi bangunan-bangunan tinggi dengan kecepatan dan pendaratan stabil membuat matanya tidak ingin lepas dari layar LED. Gerakannya sangat telaten dan akurat membuat Todoroki menumbuhkan sayap imajiner di antara punggung si pria yang telanjang. Ia terpana dan sang ayah yang menyadari kilat cahaya di manik sang anak tampak menepuk punggungnya sembari berseru bangga. "Aksi ini dimainkan oleh stuntman? Apa kau tertarik dengan bidang ini, Shoto?"

Saat itu, bocah bermanik dwiwarna tersebut telah lupa menjawab apa. Si bocah hanya ingat bahwa pria di layar itu tampak sangat bebas.

Semenjak itu, ia selalu mencari sosok stuntman yang berhasil mencuri perhatiannya, identitas yang ia tahu hanya sekadar nama lengkap, usia, dan nama panggung konyol Bakugou, yakni Daibakusasshin Dainamaito. Selebihnya, ia tidak bisa bertanya banyak pada sang ayah, sebab dokumen mengenai Bakugou tentu sudah lama hangus semenjak ia mengundurkan diri dari perusahaan. Todoroki mencari Bakugou hanya berbekal foto lamanya yang sudah tertekuk sana-sini dan usaha itu barulah membuahkan hasil saat ia memasuki jenjang SMA.

SIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang