SION

𐇵 Endeavour Entertainment 𐇵

[Chapter 6: Endeavour Entertainment]

.

.

.

Semenjak All Might Entertainment sukses dengan film laga berjudul My Hero Academia, aktivitas Endeavour Entertainment jauh lebih sibuk. Harapannya bisa menggulingkan film persahabatan yang banyak menggugah remaja. Namun, proyek film saat ini masih mengambang. Tawaran yang masuk berupa iklan-iklan kolaborasi dari pakaian dan majalah. Kendati berkecimpung di dunia yang sama, pada dasarnya industri yang dinaungi ayah dengan empat anak ini mempunyai ciri khas. Berbeda dengan seleksi pada All Might Entertainment yang diungguli dengan orang-orang yang berkiprah atas usahanya. Endeavour Entertainment menetapkan standar di atas itu, tidak hanya butuh usaha keras yang membuat trainer muntah-muntah hingga bunuh diri, visual dan keunikan adalah hal paling mutlak di sana, sehingga tak jarang perusahaan yang berdiri kokoh di pusat kota ini menjadi sasaran atas kemarahan publik.

Hilir-mudik pekerja dan beberapa deretan aktor serta aktris ternama hanya berjarak beberapa jengkal dari manik Todoroki Shoto, hingga pandangannya jatuh pada sosok berkantung mata tebal tengah menyandarkan diri di dinding sambil membawa earphone ke depan bibirnya. Dari jarak seperti ini, ia tidak tahu apa yang pemuda itu gumamkan, tetapi ada senyum tipis terukir pada wajah tampannya. Mereka berdua adalah dua orang asing yang saling menjauh satu sama lain. Namun, tiba-tiba sosok berambut ungu itu dirangkul oleh seseorang hingga tubuhnya hampir limbung ke depan, sampai mata biru menangkap atensi Todoroki.

"Todoroki Shoto, apa yang kau lakukan di sini, huh? Ingin menyaingiku. Tentu saja kau akan kalah seperti ... waktu kita kecil." Usai mengatakan kalimat itu, sosok berambut pirang tertawa keras hingga badannya bengkok ke belakang. Tindakan seperti zombie yang tengah bermutasi ini bukanlah pemandangan baru di sini. Siapapun yang bekerja di Endeavour Entertainment akan tahu betapa lenturnya tubuh aktor muda itu, apalagi ketika mencela orang lain.

Todoroki melenggang, tidak ingin berurusan dengan bocah eksentrik sebaya. "Sok asik sekali anak ini," batinnya.

"Astaga bahkan sebelum bertarung kau sudah ciut. Sudah kuduga, kau ini memang sam—"

Pemuda dengan iris sewarna amethyst menutup mulut yang lebih muda dengan telapak tangan, saat empunya protes ia menarik si pirang ke sisinya seolah tengah melindungi, bukan memberinya pelajaran.  "Berhentilah bersikap tidak sopan, Monoma," peringatnya dengan tatapan dingin. Mendapati dua orang dingin secara bersamaan di sisinya, aktor belia bernama Monoma Neito justru semakin senang membuka mulut.

"Shinsou-kun, tenang saja. Si bodoh ini tidak akan berani. Toh, dia keluar dari industri ini semena-mena dan merendahkan semua orang yang berusaha bertahan."

"Aku keluar karena tidak suka sistem sampah di sini," ucapnya masih mempertahankan poker face.

"Kau ...."

"Monoma."

"Oke-oke. Sampai jumpa di next project, Shoto," pamit Monoma dengan seringai memuakkan—di kamus Todoroki—sambil menggandeng lengan Shinsou.

Todoroki enggan menatap kepergiannya, selayaknya menatap sosok yang dijuluki Phantom Thief. Sebenarnya pemuda berzodiak taurus itu merupakan salah satu aktor dengan penghasilan terbesar di industri hiburan. Pada agensi yang dikelola ayahnya saja, ia mampu berdiri di peringkat delapan dalam pendapatan bersih terbesar, padahal usianya belum legal. Ia besar di lingkungan yang sama seperti Todoroki, lahir sebagai keluarga kaya raya yang tidak kenal hitam-putih kehidupan jalanan. Mereka sudah bertemu semenjak Sekolah Dasar, bocah yang menganggap dirinya superior ini selalu jadi orang yang sangat dihindari Todoroki. Berbeda dengan penampilannya yang kelihatan "sekadar menang tampang saja", nyatanya Monoma mampu meniru akting berbagai aktor kondang, bahkan memerankan berbagai macam karakter yang ia ciptakan sendiri, hingga julukan Phantom Thief melekat padanya. Jangankan jadi pangeran kesepian atau penjahat penagih utang, berperan sebagai hantu kayang pun ia sudah pernah.