[Chapter 4: Babysitter]
.
.
.
Takami Keigo menghela napas gusar. Helai emasnya di sapu ke atas dengan telapak tangan, sementara pandangan tidak lepas dari dua insan berbeda kepribadian.Bakugou Katsuki mencak-mencak, seolah bisa mengeluarkan lahar kapan saja. Takami jelas tahu mengenai sosok Bakugou, selain bekerja pada industri yang sama, ia nyaris tak pernah bertemu-sapa dengannya. Menurut rumor, kepribadiannya menyeramkan, mirip emak-emak di Asia saat marah. Sebagai bawahan langsung Tuan Todoroki Enji yang keji nan dingin—ditambah overprotektif terhadap si bungsu—tentu ia menganggap desas-desus Bakugou bak angin lalu. Namun, ia tak menyangka bahwa pemuda pirang di hadapan, justru tak kehabisan energi untuk mengumpat.
Untuk kekejian, Todoroki Enji sementara ditempatkan pada nomor urut dua. Tentu saja ini hanya penilaian Takami.
Todoroki Shoto adalah pengecualian. Sosok yang menjadi objek perselisihan, dengan santai memeluk kepala sofa, seolah itu guling kesayangan dan menganggap Bakugou adalah pusat dunianya.
"Baiklah, Tuan Muda. Katakan kapan aku bisa menjemputmu?" tanya Takami seraya duduk di sofa tanpa dipersilahkan Tuan Rumah.
Todoroki masih enggan melepas sofa. "Besok malam."
"Hah?! Aku besok kerja, sialan! Bukan jadi babysitter-mu."
Takami tak ingin menjawab, memilih menunggu Todoroki mengambil keputusan. "Aku ikut Bakugou kerja."
"Terakhir kali kakimu tertimpa palu. Kali ini, kau ingin paku yang menusuk perutmu, huh?!"
Takami mengernyit, jadi itu asal mula Tuan Mudanya berjalan tak normal.
Todoroki meluruskan bibir. "Aku akan hati-hati."
"Tidak!" jeritnya, kemudian mengalihkan pandangan ke Takami. "Hei, bawa pulang Tuan Mudamu ini!" titah Bakugou sambil membelalak dan menunjuk ke arah Takami.
Takami sama sekali tak tersulut dengan emosi Bakugou, ia memandang Bakugou dan Todoroki secara bergantian. "Baik, kujemput besok malam."
"Hah?!" Bakugou nyaris melempar vas bunga ke arahnya. Namun, Takami dengan tenang sudah melangkah ke luar.
Todoroki tersenyum tipis.
"Apa senyum-senyum, sinting!" Bakugou melenggang kesal. Meninggalkan Todoroki yang masih setia memeluk kepala sofa.
.
.
.
Kediaman yang ditinggali Bakugou, sebagian ia dekorasi sendiri. Dapur memiliki interior terbuka yang cantik dan jendela besar berbingkai kayu dicat lembut dengan melamin, dibiarkan menghadap langsung pada jejeran tanaman hijau yang terawat, menghubungkan dengan ruang santai dan dekorasi gantung kasual sebagai pembatas abu-abu. Jejeran tropi dibiarkan terekspos langsung di ruang tamu. Alat fitness seperti dumbbell², elliptical machine³, bola gym, dan matras tersusun rapi dalam satu ruangan. Pada atas bagian pinggir ruangan tersedia jejeran rak buku bak kanopi. Ruangan sederhana ini membagi gym di bawah dan ruang baca di atas, yang dihubungkan dengan tangga kecil melingkar. Dua hal yang bertolak belakang, tetapi entah kenapa, justru tampil jelita nan teratur dalam satu ruang, tampak cocok disandingkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SION
Fiksi Penggemar[Cover] Art by: モロツヨシ on Picrew Edit by: earl_sulung on Canva [Blurb] Secara alami, Bakugou terlahir jenius. Meskipun sumbu emosinya tidak lebih tebal dari kertas, prestasi yang diraihnya tidak cukup untuk di pajang pada etalase rumah. Namun, suatu...