10. My Sweet Little Sister

1K 102 15
                                    

Bola mata Ciri membesar saat dia melihat sebuah busur berukuran besar dibawa kepadanya. Itu adalah hadiah dari Tristan, lelaki itu memberikan Ciri sebuah busur berlekuk ganda yang terbuat dari tulang Titanoboa yang ukurannya lebih tinggi daripada ukuran tubuh Cirilia. "Dari mana kau mendapatkan busur ini?" tanyanya.

"Aku membuatnya" jawab Tristan. Ya, saudaranya adalah pengrajin dan pandai besi yang handal, bukan hanya busur dan anak panah, Tristan juga pintar membuat pedang dan belati beracun yang sangat mematikan.

"Terima kasih" Setelah Ciri puas menyentuh busur itu, dia menyerahkannya kepada seorang pemuda yang ditugaskan untuk membawa busur itu agar disimpan dengan aman di dalam pondoknya.

Pangeran Raven dari Ravaryn mempersembahkan hadiah yang tak kalah mewah untuk Ciri, sebuah pedang dari Ravaryn yang bernama Ligoth atau yang lebih dikenal sebagai Magic Sword. Kekuatan magis bangsa elf ada pada pedang ini, konon katanya Ligoth tidak dapat dilihat oleh musuh saat digunakan.

"Aku tahu kau menyukai senjata lebih lebih daripada perhiasan, Ligoth sering kugunakan untuk membasmi berbagai jenis monster, pedang yang selalu menemaniku saat berperang, kini Ligoth adalah milikmu, Hiril vuin"

"Annon allen, Hir vuin" Terima kasih, my lord. Kata Ciri sambil menerima hadiahnya. Walaupun cukup terkejut, Raven senang mengetahui istrinya menguasai Bahasa Sindarin.

Jon Isle atau Jon Norfolk adalah suami terakhir yang menyerahkan hadiahnya kepada Ciri. Dia tidak cukup kaya untuk memberikan Ciri batu permata yang langka atau pedang ternama,
dia juga tidak cukup mahir seperti Tristan yang dapat membuatkan Ciri sebuah busur dari tulang Titanoboa. Yang bisa Jon berikan hanyalah sesuatu yang berharga baginya, sesuatu yang selalu ia bawa ke mana-mana, pin bersimbol naga yang ia ambil dari pakaian ibunya saat ibunya menghembuskan napas terakhir.

"Aku tahu ini bukanlah apa-apa jika dibandingkan dengan semua hadiah yang kau terima hari ini my lady, tapi hanya pin ini satu-satunya yang berharga yang bisa kuberikan kepadamu" ucap Jon. Ciri menerima pin itu tanpa berkata apa-apa, tapi ia segera memasangkan pin itu pada gaunnya. Mata Jon terpaku, jemarinya terulur menyentuh pin milik ibunya yang kini tersemat di pakaian Ciri.

"Sesuatu yang berharga tidak diukur dari nilainya, tapi dari kenangan yang tersimpan di dalamnya, my lord" kata Ciri. Mata Jon perlahan bergerak naik dan bertemu dengan matanya. Ciri melihat senyum yang amat tipis tersungging di bibirnya.

Kesenangan berlangsung hingga petang dan ketika matahari hampir tenggelam, Cirillia dibawa ke pondok yang telah disiapkan khusus untuknya. Pondok di mana dia akan melepas kegadisannya.  Cirillia duduk di ranjang seorang diri sementara keempat suaminya masih berada di luar dan berdiskusi siapa di antara mereka yang akan menjadi suami pertama yang beruntung untuk meniduri Cirillia. Tentu saja mereka tidak bisa menghamili Ciri di waktu yang sama, mereka harus melakukannya secara bergiliran hingga Ciri berhasil memberikan masing-masing dari mereka keturunan yang mereka inginkan.

Well, menyedihkan rasanya untuk diingat, Ciri pernah mengatakan kalau dia tidak mengidamkan pernikahan tanpa cinta yang tulus tapi lihat sekarang apa yang terjadi kepadanya, dia menikah hanya untuk melahirkan keturunan dari keempat suaminya.

Di tengah peraduan Ciri membulatkan tekad bahwa siapapun yang akan tidur dengannya malam ini, dia akan melayaninya dengan sepenuh hati.

Suara pintu yang berderit membuat Ciri tersentak kecil di tempatnya. Melalui pantulan cermin dia mengawasi siapa yang akan muncul di kamarnya, hingga seseorang yang tak dia duga-duga terlihat dari balik pintu.

"Filipa?"

Filipa masuk ke dalam kamar sambil membawa lentara. Lentera itu dia gantung pada salah satu pilar kayu. "Apa yang kau lakukan di sini Filipa?" tanya Ciri.

Gadis itu tersenyum padanya, "Membantumu bersiap, my lady"

"Please do not call me lady"

"But you are" Filipa mendekat lalu dengan perlahan naik ke atas ranjang dan duduk tepat di depan Ciri, "You're Princess Cirilia of Eyre, first of her name, Queen of Kohor and Princess of The Elves, Lady Aerinmund, Princess of the Broken Isles and Protector of The Great Sea"

Mendengar semua gelar yang kini dia miliki, Ciri tidak berbangga diri. Sambil tersenyum kecut dia justru berkata, "Dunia hanya akan mengenalku sebagai Cirillia yang murahan, satu-satunya wanita di Great Continent yang memiliki empat orang suami" Filipa menyentuh rambut Ciri, melepaskan ikatan pada surainya yang merah  sehingga tergerai dan membingkai wajahnya yang cantik. "Sudahkah mereka menentukan siapa yang akan meniduriku terlebih dahulu?" tanya Ciri.

Filipa menyentuh bawah dagunya dan mengangkat kepala Ciri yang sempat tertunduk, "Seorang wanita tidak boleh sedih di malam pengantinnya" kata Filipa.

Ciri menatap lurus ke dalam mata Filipa  dan bertanya, "Mengapa kau menyerahkan dirimu kepadaku sebagai hadiah?"

"Karena aku yakin kau akan punya petualangan yang luar biasa di masa depan, dan aku ingin menjadi bagian dari petualangan itu my lady" Filipa menanggalkan satu demi satu sutra yang melekat pada tubuh Ciri, sementara Ciri duduk diam dan tak bergerak di hadapannya. "Hidupmu akan penuh dengan perjalanan yang menakjubkan"

Lapisan sutra terakhir tersingkir dari tubuh Cirillia. Udara malam terasa dingin menyentuh kulit telanjangnya. Dia menggigil. Bulu-bulu halus di sekujur tubuhnya berdiri. Filipa mendorong tubuhnya agar berbaring lalu dengan perlahan wanita itu membimbing sepasang tungkai Ciri hingga terbuka.

Kelopak mata Ciri terpejam, jemari-jemarinya meremas seprai dengan erat begitu bibir Filipa sampai pada pusat gairahnya. Sekarang dia mengerti, wanita itu ada di sini bukan hanya sekedar untuk membantunya bersiap-siap, tapi juga untuk mencumbunya.

Udara yang awalnya terasa dingin kini memanas, membuat Ciri merasa gerah dan peluh mulai membanjiri tubuhnya. Kulitnya yang putih bersinar di bawah cahaya lentara. Pelepasan pertama nyaris menggulungnya ketika bibir Filipa bermain semakin liar di bawah sana. Cirillia mengais napas, tak pernah dia ingat Filipa mencumbunya seliar ini sebelumnya.

Membuka mata, Ciri ingin memandangi wajah cantik yang berada di antara kedua selangkangannya namun sial, dia tidak melihat Filipa di sana melainkan seorang pria dengan surai yang sewarna dengan miliknya. Manik biru itu menatapnya lurus dan tajam, sementara bibir dan lidahnya tak pernah berhenti bermain di bawah sana.

"Tristan!" Ciri terkesiap.

"My sweet little sister"

Ciri hendak mengambil duduk dan menjauh namun Tristan tak melepaskannya. Lelaki itu memeluk kedua pahanya erat dan melahap Ciri semakin ganas sehingga Ciri tak kuasa menahan desakan itu, dia datang di mulut saudara tirinya tanpa merasa malu.

- TBC -

Hai guys, dapatkan potongan harga pada setiap pembelian semua karyaku di KaryaKarsa dengan menggunakan kode voucher : DISKONOKT
jumlah voucher terbatas jadi buruan klaim sebelum kehabisan!!

Jangan lupa untuk vote dan comment, perhatian dan dukungan sekecil apa pun dari pembaca sangat berarti untuk penulis dalam berkarya!

The Five Husbands Of Princess Cirilla (Tamat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang