2. The Night Riders

1.4K 118 6
                                    


Dalam tradisi Suku Mal Nal, di atas pusara mereka yang telah mati harus ditanami sebatang pohon yang nantinya akan tumbuh dan menjadi tempat dimana roh dapat bersemayam. Oleh karena itu, semakin tinggi dan tua pohon di Woodland maka dianggap semakin sakral.

Meskipun berasal dari bangsa elf, ibu Ciri pernah berpesan kalau dia ingin dimakamkan sesuai dengan tradisi Suku Mal Nal. Itulah alasan mengapa dengan  berbagai cara Raja Darius membawa kembali tubuh istrinya yang sudah tidak bernyawa dari Ravaryn ke Woodland, kemudian tubuh itu dia kubur dan dia tanami sebatang pohon ek di atasnya.

Ciri tidak tahu mengapa dia sering mengunjungi pohon ek ibunya, duduk di atas akar-akarnya yang menjalar dan berlindung di bawah kanopi daun-daunnya yang rindang. Mungkin  karena Ciri menyukai kesenyapan, ini adalah satu-satunya tempat di mana Raja Darius dan Tristan tidak dapat mengoceh tentang lamaran ataupun pernikahan. Di tempat ini juga Ciri kerap mempertimbangkan keputusan-keputusan besar yang akan dia ambil, tempat di mana dia dapat berpikir dengan tenang.

Woodland adalah daratan yang diselimuti oleh kemisteriusan. Daratan ini tak pernah berhasil ditembus oleh prajurit kerajaan mana pun sehingga daratan ini menjadi satu-satunya daratan tanpa pemerintahan di The Great Continent. Daratan Woodland didiami oleh suku-suku pedalaman yang sudah menetap sejak zaman nenek moyang mereka. Ada suku yang masih sangat primitif seperti Suku Tartes yang masih mau memakan daging manusia, dan ada pula yang telah mengalami sedikit perubahan dan kemajuan seperti Suku Mal Nal.

Ciri masih ingat sewaktu dia kecil ayahnya sering menceritakan bagaimana dia dapat melarikan diri ke Woodland dan tinggal bersama Suku Mal Nal setelah penggulingan Raja Stannis terjadi. Darius masih berusia 11 tahun kala itu, sedangkan saudaranya yang berusia 15 tahun mati di medan perang. Ser Luther, pengawal setia Raja Stannis, menyelamatkan Darius dari istana Eyre lalu mereka berlayar bersama prajurit setia Raja Stannis yang masih tersisa menuju ke Woodland. Darius kemudian dititipkan kepada kepala suku Mal Nal yaitu Khal Rhogo, ayah dari Khal Barbo, lalu Ser Luther meninggalkannya di sana dan Darius tidak mendengar kabar apapun tentang mereka hingga sekarang.

Suku Mal Nal menduga bahwa Ser Luther dan beberapa prajurit setia Stannis yang tersisa adalah the night riders atau penunggang malam misterius yang menjaga perbatasan Woodland agar tidak dapat ditembus oleh prajurit The Traitors yang masih bernafsu untuk membunuh keturunan Raja Stannis Aerinmund. Namun, Darius tidak pernah membicarakan hal ini seolah dia tidak mempercayainya, Ciri dan Tristan juga tidak terlalu menghiraukannya sebab sampai sekarang mereka tidak pernah melihat langsung wujud asli penunggang malam, yang mereka dengar hanyalah ketukan langkah dan suara ringkikan kuda lalu keesokan harinya mereka akan menemukan penyusup yang tak dikenali tewas di dalam hutan.

Tubuh Ciri yang bersandar pada batang pohon ek tiba-tiba saja membeku, entah nasib buruk apa yang menyertainya malam ini tapi tiba-tiba saja dia mendengar suara-suara yang sedang ia pikirkan.....suara ringkikan kuda dan juga langkah kencang hewan berkaki empat yang mendekat. Ciri tahu bukanlah hal yang baik saat dia melihat sosok itu muncul di dalam kegelapan, sosok penunggang malam yang selama ini dia ragukan keberadaannya.

Sosok itu dengan cepat menuju ke arah Ciri sehingga Ciri tak sempat berteriak. Dia menarik tali kekang kudanya lalu kuda meringkik dengan kedua kaki yang terangkat dan siap mendarat menginjak tubuh Ciri yang gemetar ketakutan. Ciri sontak memejamkan mata, bersiap merasakan sakit yang luar biasa saat tapak kaki kuda itu menginjak tubuhnya, namun kemudian dia tidak merasakan apa-apa sehingga dia memberanikan diri membuka kedua matanya kembali. Wajah dari sosok yang menunggangi kuda jantan berwarna hitam itu tidak dapat Ciri lihat dengan jelas karena wajahnya diselimuti oleh bayangan gelap tudung yang bertengger di kepalanya. Hanya matanya yang berkilat di dalam kegelapan yang telihat jelas, dan mata itu menatap Ciri dengan lekat.

"Ciri, kau kah di sana?"

Suara Filipa memecah keheningan. Ciri menoleh sesaat melihat gadis itu berjalan menghampirinya, tapi saat tatapannya kembali pada penunggang malam, sosok itu telah menghilang bersama kuda jantan yang dia tunggangi. Menghilang begitu saja seolah Ciri cuma berhalusinasi.

Nafas Ciri masih berkejaran. Jantungnya memompa dengan kencang. Ini untuk yang pertama kalinya dia melihat langsung penunggang malam di Woodland dan kini tanpa keraguan sedikit pun dia percaya bahwa sosok itu nyata adanya.

"Kau baik-baik saja? Mengapa kau tampak ketakutan?" tanya Filipa sambil mengulurkan tangannya kepada Ciri.

Meneguk ludahnya kasar, Ciri menyambut uluran tangan Filipa lalu bangkit dari tanah. Wajahnya yang pucat dan kalut tidak bisa dia tutupi, begitu pula ketakutan yang terlihat jelas di kedua bola matanya yang hijau.

Tidak mendapatkan jawaban, Filipa menduga Ciri baru saja melihat hantu di sekitar makam ibunya. Dia kemudian membawa Ciri kembali ke permukiman, ke pondok di mana Cirillia tinggal sendirian, tapi sesekali Filipa berada di pondok itu untuk menemani malam-malamnya.

Filipa adalah putri Khal Barbo, kepala suku Mal Nal. Dia mengabdikan dirinya untuk melayani Ciri karena Darius telah membantu Suku Mal Nal untuk hidup dengan cara yang layak dan memberikan mereka pengetahuan meski mereka hidup di dalam hutan belantara. Filipa juga merupakan teman Ciri sejak kecil, hingga dari persahabatan itu muncul percikan-percikan gairah dan mereka membiarkan gairah tumbuh begitu saja secara alami sehingga kini hubungan mereka bisa disebut sebagai teman yang saling melayani kebutuhan satu sama lain. Mereka bukanlah pasangan kekasih, Ciri tidak mencintai Filipa seperti itu meskipun dia sangat menyayanginya. Filipa sendiri juga telah memiliki kekasih yang mana adalah seorang pemuda dari sukunya sendiri.

Jemari Ciri yang lentik masih gemetaran saat dia menerima secawan air dari Filipa. Ciri menenggak air itu hingga tandas hingga tandas, Filipa kemudian membantunya duduk di tepi ranjang lalu berpikir untuk memberikan Ciri waktu sendirian hingga dia kembali tenang. Akan tetapi, Ciri mencegahnya pergi. Dia menggenggam pergelagangan tangan Filipa lalu menarik gadis itu untuk duduk di sampingnya sambil bertanya, "Apakah kau keberatan menemani aku malam ini?"

Filipa tersenyum, "Tentu saja tidak, my lady"

"Oh, jangan panggil aku dengan sebutan itu" gerutu Ciri.

Filipa terkekeh pelan, "Aku harus bagaimana, ayahku ingin aku memanggilmu seperti itu" sahutnya. Tangan Ciri terulur untuk mengusap pipi Filipa yang halus lalu perlahan bibir mereka bertemu. Ciri mencium Filipa dnegan menggebu-gebu, menjalin lidahnya dengan lidah gadis itu.

Dalam sekejap mereka bergerumul di atas ranjang, saling bercumbu dan memuaskan kebutuhan satu sama lain. Cirillia berusaha menghayati setiap cumbuan yang Filipa berikan, namun dia tidak bisa melupakan apa yang baru saja dia lihat di makam ibunya. Bahkan saat dia berhasil meraih puncak pelepasan, sepasang mata si penunggang malam yang menatapnya tajam kembali terlintas di kepalanya, dan Ciri pikir tatapan itu akan selalu menghantuinya.

— TBC —

Hai guys, dapatkan potongan harga pada setiap pembelian semua karyaku di KaryaKarsa dengan menggunakan kode voucher : DISKONOKT
jumlah voucher terbatas jadi buruan klaim sebelum kehabisan!!

Jangan lupa untuk vote dan comment, perhatian dan dukungan sekecil apa pun dari pembaca sangat berarti untuk penulis dalam berkarya!

The Five Husbands Of Princess Cirilla (Tamat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang