5. Competition

703 94 4
                                    

Keesokan harinya ketiga pelamar berkumpul untuk mengetahui syarat dan kriteria yang Ciri inginkan dalam memilih calon suami. Ciri yang ingin lepas dari jerat perjodohan telah menyusun sebuah rencana agar mereka bertiga gagal dalam memenuhi persyaratannya, jadi dia tidak perlu menikahi salah satu dari mereka.

Pangeran Raven dari Ravaryn, Raja Emyhr dari Kohor, dan Raja Petyr Norfolk dari Broken Isles. Ketiganya bertekad untuk menjadikan Ciri sebagai istri mereka, sudah jelas alasannya adalah untuk kepentingan politik. Siapapun yang menjadi suami Putri Cirillia akan sangat beruntung apabila keturunan Stannis berhasil memenangkan kembali takhta Eyre dari The Traitors. Di mata Ciri tidak ada seorang pun dari mereka yang murni ingin melamarnya karena mencintainya.

Hari ini Ciri sengaja tidak mengenakan gaunnya. Dia mengenakan celana dengan rompi berbahan kulit yang melekat sempurna pada tubuhnya. Dia juga memakai sepatu boots setinggi betis sebab hari ini mereka akan berpetualang bersama-sama. Hanya dia dan ketiga pelamar yang ingin menikahinya.

"Ayahku, Raja Darius, menyerahkan keputusan sepenuhnya di tanganku dalam memilih calon suamiku sendiri di antara kalian bertiga" ucap Ciri. Dari sudut matanya dia dapat merasakan tatapan tajam Tristan yang mungkin tahu dia akan berbuat onar hari ini, "Tapi memilih calon suami bukanlah hal yang mudah, terlebih lagi kalian bertiga adalah pria yang terhormat. Maka dari itu aku akan menentukan  pilihanku lewat sebuah sayembara"

Raja Darius yang tidak mengerti maksud putrinya lantas bertanya, "Sayembara?"

"Ya, ayah. Siapapun yang memenangkan sayembara ini tanpa pertimbangaan aku akan memilihnya sebagai suamiku"

"Sayembara apa putri Cirilua?" tanya Raven.

Dengan sudut bibir yang terangkat naik Cirillia menjawab, "Sayembara membunuh monster chimera yang tinggal di sekitar sungai motwalu, pangeran" mendengar sayembara yang Cirillia maksud wajah ayahnya sontak berubah menjadi tegang dan kaku, Balthasar dan Khal Barbo pun terlihat sangat terkejut mendengar syarat sulit yang Ciri berikan kepada ketiga pelamar. "Kalian hanya dapat menggunakan busur dan panah dalam sayembara ini, dan tidak ada orang lain yang diizinkan ikut ke dalam hutan, kalian hanya akan pergi bersamaku untuk membunuh monster itu"

Pangeran Raven dan Raja Emyhr sama sekali tidak keberatan oleh syarat yang Ciri berikan, tapi Ciri dapat mendengar ketakutan pada suara Petyr Norfolk ketika tua bangka itu berkata, "Melawan monster hanya dengan menggunakan busur dan panah tidaklah adil Putri Cirillia, Pangeran Raven adalah elf dia punya kemampuan yang hebat daripada kami semua dalam memanah"

Tatapan Ciri jatuh pada Petyr Norfolk yang merasa keberatan terhadap syarat yang ia berikan. "Jika Anda merasa terlalu tua untuk ini katakan saja your grace, maka saya akan memakluminya" ucap Ciri dengan nada yang merendahkan.

Beberapa ornag tertawa mendengar lelucon itu sehingga Petyr Norfolk yang tersinggung bertekad untuk membuktikan bahwa dia akan memenangkan sayembara ini dan memberikan Cirillia pelajaran karena sudah berani menghinanya di depan banyak orang.

Karena tidak ada lagi yang merasa keberatan oleh syaratnya, Ciri bersama ketiga pelamar mulai bersiap-siap pergi untuk menghabisi Chimera, monster yang membuat resah suku-suku yang mendiami Woodland. Ketiga pelamar diberikan busur dan anak panah dengan warna bulu yang berbeda. Panah bulu angsa untuk Pangeran Raven, panah bulu elang untuk Raja Emhyr, dan panah bulu burung pengar untuk Raja Norfolk.

Ciri pergi ke kandang kuda dan mengambil kudanya di sina. Saat Ciri naik ke punggung kudanya, tiba-tiba saja kuda lain menghampirinya dan berhenti tepat di samping kudanya. Penunggang kuda tersebut adalah Tristan yang tanpa meminta persetujuan Ciri memutuskan untuk bergabung bersama mereka.

"What are you doing, brother?"

"I won't let you go alone, Cirillia"

Ciri mendengus. Mengambil pedangnya dari Filipa, dia mulai menunggangi kudanya menuju ke tengah permukiman. Di belakang salah satu pondok dia melihat Raja Norfolk sedang memarahi salah seorang pengawalnya, pengawal dengan sebagian wajah yang terbakar yang senantiasa berada di dekatnya. Ciri tidak dapat mendengar jelas apa yang mereka bicarakan, namun beberapa kata makian berhasil ditangkap oleh telinganya. Petyr Norfolk menyebut pengawalnya sebagai 'anjing yang tidak berguna' dan juga mengatainya buruk rupa.

Saat Ciri sibuk memperhatikan mereka, mendadak tatapan tanpa emosi sang pengawal tertuju kepadanya dan Ciri lantas membuang muka. Kudanya menyusul kuda Tristan lalu dia berkata, "Minta tua bangka itu naik ke atas kudanya sekarang, dia telah membuang banyak waktuku" Tristan menoleh melirik Petyr Norfolk yang masih memahari pengawalnya dengan suara yang rendah lalu mengangguk dan segera melaksanakan perintah dari adiknya.

Setelah ketiga pelamar siap untuk pergi, mereka pun mulai meninggalkan permukiman dan menunggangi kuda masing-masing memasuki hutan belantara. Tristan dan Ciri memimpin jalan menuju ke sungai motwalu, entah mengapa di sepanjang perjalanan mendadak Ciri merasakan hawa yang berbeda dari hutan yang sering ia jelajahi.

"Mui anar sa ou waise lacas"
Aku tahu ini adalah bagian dari rencana licikmu. suara Tristan menarik Ciri dari keasingan yang dia rasakan. Lelaki itu sengaja berbicara dalam bahasa Mal Nal agar tidak ada yang mengerti apa yang sedang ia katakan.

Ciri melirik saudaranya kemudian dengan telak membalas, "Mui nor li avath ki Khalassi Jossete, mar'aki i lakki nor adhori ui" Aku tidak ingin bernasib sama seperti Lady Jossete, menikahi seorang pria yang tidak mencintaiku.

Tatapan Tristan menjadi datar seketika itu juga. Matanya menyampaikan sesuatu yang tidak bisa mulutnya katakan kepada Ciri, tapi Ciri yang terlalu gelisah saat ini tidak dapat menyadarinya. Kegelisahan itu dia ungkapkan kepada saudaranya. "Dur mui viri mitsi, hashfi er i taoi pas atthani sa ulur e Chimera hajasi?" Tapi aku masih merasa gelisah, bagaimana jika salah seorang dari mereka beruntung hari ini dan berhasil menghabisi Chimera?

Tristan mendengus, "Dohares atthani kannor Chimera hajasi, i taoi vitvi dur kash h'anhaan ono mor'anar e pas rajasui e witzi asi ao'hiere kan hajasi ta" Mengandalkan keberuntungan saja tidak dapat menghabisi Chimera, hanya mereka yang cerdik yang tahu dimana titik kelemahan monster itu dan cukup kuat dan lincah untuk menjangkaunya yang mampu menghabisinya.

Kedua alis Ciri terangkat naik, "Oui anar?" Kau tahu?

"Nieh, dur mui path er sa contastas, ui hirikri" Ya, tapi aku bukan bagian dari sayembara ini, adikku. Jawab Tristan yang kemudian memalingkan wajahnya seakan ia tidak ingin berbicara lebih lanjut tentang cara menghabisi Chimera.

Di sepanjang sisa perjalanan mereka tidak saling berbicara tapi batin Ciri tidak pernah berhenti merasa gelisah, dia terus membayangkan bgaimana nasibnya jika salah seorang dari ketiga pelamar itu sama seperti Tristan, diam-diam mengetahui cara untuk membunuh Chimera. Oh, tampaknya sayembara ini tidak cukup untuk membantu Ciri terbebas dari jerat perjodohan.

TBC —

The Five Husbands Of Princess Cirilla (Tamat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang