BAB XX Girls Day Out

1.2K 142 32
                                    

"Jadi kau ingin mulai bercerita darimana?" Tembak Anggis tepat sasaran hingga membuat Nabila setengah terkejut.

Seperti yang telah dijadwalnya kemarin, siang ini Nabila dan Anggis tengah bersama untuk mengerjakan tugas salah satu mata kuliah yang mereka ambil di semester ini. Sesampainya di kediaman Nabila tadi, mereka langsung mengerjakan tugas itu selama kurang lebih dua jam. Mereka berinisiatif untuk langsung mengerjakan tanpa ditunda agar dapat melakukan agenda lain lebih cepat. Sebenarnya tak ada rencana apapun setelah ini, mereka hanya berniat untuk menghabiskan waktu bersama dengan mengobrol dan menghabiskan semua cemilan yang dibeli saat akan menuju ke rumah Nabila. Menurut mereka, menghabiskan waktu berdua di rumah seperti ini lebih menyenangkan daripada harus mengunjungi berbagai tempat umum yang sudah dipastikan sangat ramai akan pengunjung.

Saat ini, Anggis tengah menyandarkan tubuhnya di headboard spring bed queen size milik Nabila sambil menikmati Chitato berukuran besar yang baru dibukanya. Anggis yang sejak kemarin sangat penasaran dengan cerita yang dijanjikan Nabila memilih langsung bertanya to the point agar sahabatnya itu tak pura-pura lupa dengan janjinya. Ia sangat memahami tabiat sahabatnya ini yang memang tak pernah bercerita apapun pada orang lain jika tak ditanyai. Untungnya juga mereka saat ini memang hanya berdua saja, tak ada lagi alasan bagi Nabila untuk tak menjawab pertanyaan Anggis itu.

"Cerita apa yang kau maksud?" Tanya Nabila seolah-olah tak mengerti, terlihat ingin mengulur waktu.

Nabila sedikit terpaku mendengar pertanyaan tembakan dari Anggis yang sekarang berada di sebelahnya. Tadinya sebelum Anggis melontarkan pertanyaan itu, Nabila dengan posisi tiduran di sebelah Anggis sedang membuka beberapa room chat aplikasi WhatsApp yang belum dibacanya. Nabila yang sebenarnya tak siap untuk memberikan jawaban pada pertanyaan Anggis tersebut memilih untuk pura-pura tak paham dan menanggapinya dengan memberikan pertanyaan lain. Cara ini sengaja dipakainya agar dapat memiliki waktu untuk menyusun jawaban yang akan diberikannya nanti.

"Kau tak perlu berpura-pura tak ingat seperti itu Nab!" Semprot Anggis sambil memberikan tatapan tajamnya ke arah Nabila. "Kau tak mungkin lupa dengan kejadian yang berlangsung hanya kurang lebih 24 jam yang lalu," lanjut Anggis kembali.

Nabila menghela napasnya dengan perlahan sambil memikirkan apa yang harus diceritakan pada Anggis. Sebenarnya tak ada yang ingin disembunyikan pada sahabatnya itu. Namun Nabila sepertinya harus berhati-hati dalam bercerita agar Anggis tak salah paham dan berpikir yang tidak-tidak. Nabila tak ingin Anggis terlalu membesar-besarkan pertemuannya dengan Paul akhir-akhir ini. Nabila merasa tak enak jika setelah ini Anggis akan mengait-ngaitkan dirinya dengan Paul, ia tak ingin lelaki itu risih. Lagipula memang sejauh ini Nabila menganggap pertemuannya dengan Paul adalah hal yang biasa saja, sama seperti teman yang lainnya.

Akhirnya Nabila mulai menceritakan berbagai pertemuan yang tak disengajanya bersama Paul hingga mereka berdua menjadi akrab seperti sekarang. Nabila menceritakan semuanya secara lengkap mulai dari pertemuan pertamanya dengan Paul saat menemani Rony bernyanyi di malam itu hingga pertemuan terakhir di siang hari kemarin.
Anggis mendengarkan cerita Nabila secara seksama sambil sesekali menanggapi beberapa hal menarik dari pertemuan mereka. Nabila juga dengan sabar menjelaskan dengan hati-hati agar tak menimbulkan opini lain dari Anggis.

"Bagaimana bisa aku melewatkan semua peristiwa penting ini!" Protes Anggis yang hanya diberi tatapan tak santai oleh Nabila. Tepat seperti dugaannya, sahabatnya itu pasti beranggapan jika dirinya dan Paul memiliki kedekatan secara khusus.

"Sudah ku katakan berulang kali, tak ada yang penting dari pertemuan itu." Jawab Nabila memberikan pengertian pada Anggis yang sudah sangat jelas pasti akan menyalah artikan kejadian yang diceritakannya tadi. Nabila tiba-tiba tak kuasa menahan tawa karena sahabatnya itu hingga saat ini masih tetap memasang wajah terkejut yang dibalut dengan tampang kesalnya. Dari raut wajahnya, Anggis merasa tak terima jika Nabila mampu menutup rapat semua kejadian yang menurutnya sangat penting itu dengan sangat rapih, padahal mereka berdua terhitung hampir setiap hari bersama.

Sebelum TerlambatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang