BAB XIII Sibling Date

1.3K 171 35
                                    

Malam ini, selepas kegiatan perkuliahan yang panjang, Nabila diajak Nuca untuk berkeliling mencari tempat untuk makan malam. Awalnya Nabila berniat singgah ke supermarket terdekat untuk membeli beberapa bahan makanan instan agar dapat dimasak sesampainya mereka di rumah. Namun Nuca tak mengizinkan Nabila untuk menyiapkan makanan karena ia melihat adiknya itu tampak sangat kelelahan. Nuca juga tak sempat menyiapkan apapun karena sedari pagi tadi dirinya disibukkan dengan revisian tugas akhir yang baru saja diberikan oleh dosen pembimbingnya.

Pada saat diperjalanan tadi, Nuca dan Nabila sempat berdiskusi panjang mengenai berbagai menu yang akan mereka nikmati malam ini. Sempat terjadi perdebatan kecil diantara mereka, namun untungnya mereka berdua memiliki jalan tengah jika memiliki perbedaan pendapat seperti itu. Sebenarnya bukan karena memiliki selera yang berbeda, tetapi mereka memiliki ambisi untuk berbalas dendam pada hari berat yang mereka jalani dengan menyantap makanan favorit masing-masing. Beruntungnya perdebatan kecil itu berlangsung saat jalanan sedang padat merayap, sehingga tak membuat mereka bosan selama diperjalanan.

Akhirnya pilihan yang menjadi jalan tengah bagi Nuca dan Nabila adalah Sushi Tei. Mereka memilih singgah di Sushi Tei yang berada di daerah Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Restoran yang menyediakan hidangan Jepang ini selalu menjadi tujuan akhir jika Nuca dan Nabila tak ingin melanjutkan perdebatan mereka lagi. Kedua kakak beradik ini memang memiliki makanan favorit yang berbeda, namun pemersatu diantara mereka berdua adalah hidangan Jepang ini.

Selama mereka berada disini, Nabila tak henti menyunggingkan senyum lebarnya sebagai tanda tak kecewa walaupun pilihan pertamanya tak disetujui oleh Nuca. Jika diingat kembali, dirinya terakhir menyambangi tempat ini sekitar satu bulan yang lalu. Namun pada saat itu dirinya tak bersama Nuca, melainkan dengan Anggis. Ya bisa dikatakan waktu yang cukup untuk merindukan tempat ini bukan?

Nuca sangat terkejut melihat makanan yang ada dihadapannya saat ini. Memang benar, dirinya tadi membebaskan Nabila untuk memesan karena Nuca mendadak harus mengangkat telepon dari teman sebimbingannya. Namun tak sebanyak dan tak sekalap ini juga. Siapa yang akan menghabiskan makanan sebanyak ini, sungguh jumlahnya sangat berbanding terbalik dengan mereka yang hanya berdua saja.

"Nab, kita sedang ada hajatan apa?" Tanya Nuca sambil menatap prihatin ke arah berbagai macam sushi yang ada di depan mereka.

"Hah? Bang Nuca sedang membicarakan apa?" Tanya Nabila yang sedang meracik sauce dengan sumpitnya. "Pendengaranku melemah jika sedang kelaparan begini." Timpal Nabila kembali dengan diakhiri dengan tawa jahilnya.

"Ini sudah sampai semua kan?" Tanya Nuca memastikan kembali tak ada tambahan makanan lagi yang akan datang ke meja mereka.

Nabila mengedarkan pandangannya ke arah hidangan yang ada di hadapan mereka berdua. "Masih ada yang belum."

Nuca membelalakkan matanya ke arah Nabila. "Apa lagi?" Tanya Nuca masih memasang wajah tak percayanya.

"Kanimayo Tobikko Maki nya belum ada tuh!" Seru Nabila sambil mengunyah Salmon Melted Cheese Roll yang ada di depannya.

Nuca menggeleng pasrah melihat kelakuan Nabila. Ternyata hidangan yang menurutnya sangat banyak itu masih belum lengkap juga. Tak ada masalah jika Nabila memesan sebanyak ini, mungkin saja ia sangat lapar akibat dari aktivitas yang dijalaninya hari ini. Namun jika ini semua tak habis, Nuca sudah mempersiapkan ceramah panjang yang akan disampaikannya nanti selama perjalanan pulang.

"Oh iya!" Seruan Nabila membuat Nuca tak jadi menyuapkan Smoked Salmon Roll yang sekarang masih berada di sumpitnya.

"Ada apa Nab?" Tanya Nuca dengan memasang wajah terkejut sambil meletakkan kembali sushi yang tak jadi dimakannya tadi.

Sebelum TerlambatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang