BAB XXVIII Memantapkan Hati

603 107 20
                                    

Pukul delapan pagi di hari Minggu, Paul tengah termenung seorang diri di dalam mobilnya yang masih terparkir di basement apartement. Dari segi penampilan, Paul kini telah rapi dengan pakaian casualnya untuk bertemu Nabila hari ini. Namun tidak dengan fisik dan pikirannya, lelaki itu justru sangat lesu dan terlihat seperti tengah berperang dengan sesuatu yang saat ini bersarang di kepalanya. Paul mencoba melihat dirinya dari kaca spion mobil, lelaki itu menggeleng kasar karena mendapati kantung mata yang terlihat jelas di bawah matanya. Paul benar menyesali dirinya saat ini, ternyata efek tak tidur semalam membuat dirinya menjadi lebih kusut dari biasanya.

Semalam Paul kembali ke apartement sekitar pukul sebelas, tepat satu jam sebelum kafe tutup. Memang sudah hal biasa, jika weekend Paul selalu meninggalkan kafe pada pukul sebelas dan jika weekday pukul sepuluh malam. Rutinitas itu selalu berulang dilakukan karena dirinya ingin selalu terlibat langsung dalam bisnis yang dirintisnya. Oleh karena itu, Paul memilih untuk mengerjakan semua tugas-tugas kuliahnya di kafe agar menghemat waktu mengingat jadwalnya setiap hari selalu padat.

Biasanya setiba di apartement, Paul langsung membersihkan diri dan segera beristirahat agar kembali fit untuk menjalani hari esok. Namun semalam Paul agak kesulitan untuk memejamkan mata karena terusik oleh berbagai hal yang ada di kepalanya. Sebenarnya Paul mulai merasa tak tenang ketika dirinya masih berada di kafe, namun ternyata pikiran itu semakin bercabang hingga membuatnya tak bisa tidur hingga pagi hari. Alhasil hari ini dirinya sedikit merasa tak enak badan dan penampilannya hari ini terlihat sedikit kusut.

Masih tak bergeming pada posisinya di dalam mobil, Paul kembali mengingat beberapa hal yang menguasai pikirannya di malam itu. Mulai dari dirinya tiba-tiba bertemu lagi dengan Nabila yang datang bersama Rony hingga lelaki itu berpamitan untuk memulangkan Nabila karena tak ingin gadis itu sampai rumah terlalu larut. Jujur Paul tak mengerti dengan dirinya kali itu, yang jelas Paul merasa sangat kesal sepanjang malam ketika Rony membawa Nabila ke kafenya. Kekesalan itu semakin bertambah saat Rony mengucapkan terima kasih padanya karena telah mengajarkan Nabila berkendara mobil.

"Apa status Rony sampai mengharuskannya mengucapkan terima kasih seperti itu? Bahkan Rony bukanlah saudara kandung Nabila!" Dengus Paul tak sadar karena dirinya kembali larut dalam pikiran itu.

Keadaan seperti tadi malam sebenarnya pernah terjadi saat Rony datang bersama Nabila ke kafe untuk yang pertama kalinya. Kala itu, Paul tak merasakan hal apapun. Paul hanya penasaran dengan sosok Nabila karena dirinya merasa pernah bertemu gadis itu sebelumnya. Namun setelah beberapa bulan mengenal satu sama lain, Paul malah menjadi kesal melihat kedekatan kedua sahabat itu. Entah apa penyebabnya, apakah mungkin dirinya sekarang sedang cemburu?

Paul reflek menggelengkan kepalanya kasar karena dugaan anehnya itu. Tak ingin melanjuti pikiran anehnya, Paul memilih untuk menjalankan mobilnya untuk menjemput Nabila karena waktu telah menunjukkan pukul 08.30 WIB. Sebelum menuju rumah Nabila, Paul berencana akan melipir sejenak ke minimarket untuk membeli kopi agar rasa kantuknya hilang. Bagaimanapun kondisi fisiknya sekarang, Paul harus tetap fit agar tak ada kendala apapun saat perjalanan mereka nanti.

*****

"Sudah sarapan?" Tanya Nabila saat gadis itu masuk ke dalam mobilnya. Gadis itu terdiam sejenak sambil menunggu Paul yang masih belum merespon pertanyaannya.

Paul dengan ujung matanya memberikan kode pada Nabila untuk memasang seatbelt terlebih dahulu. Nabila yang langsung mengerti sontak memberikan sikap hormat pada Paul dan segera memasang seatbeltnya. Sesaat setelah Paul memastikan Nabila telah mendapatkan posisi duduk yang nyaman, lelaki itu mulai melajukan mobilnya menuju Asrama Pelita Hati. Suasana di dalam mobil kembali hening, keduanya memilih larut dalam pikiran masing-masing.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 01 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sebelum TerlambatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang