Eps 2: Angin Jalanan

34 2 0
                                    




"Apa kamu tahu? Aku sering berbaring disini. Melihat langit yang begitu indah dengan awan awan itu."


"Oh iya, lalu apakah kamu masih suka berbaring di atas rumput ini?"


"Iya, apalagi sekarang aku bersamamu disini. Rasanya jauh lebih indah dari sebelumnya."















"Eh... itu bu saya mau kumpulin formulir ini, saya mau mendaftar disini sebagai pembantu." Ucap Rianti terbata bata.


"Loh, sepertinya mbak telat daftarnya. Disini udah banyak orang yang mendaftar. Mungkin mbak tanya saja ke ibu ibu yang ada di sana." Ucap ibu ibu paruh baya itu sambil menunjuk ke arah ibu dengan badan buncit yang sedang duduk di ayunan.


Rianti sedikit takut karena dia jarang sekali berinteraksi dengan orang lain, apalagi dia adalah gadis yang pemalu.Rianti melangkah menemui ibu yang sedang duduk di ayunan.


"permisi ibu maaf mengganggu,saya ingin mendaftar sebagai pembantu di keraton ini, apakah masih berlaku lowongannya?"


Dengan tatapan yang begitu sinis ibu itu berdiri dan mendekati Rianti.


"Nduk di sini sudah banyak yang melamar pekerjaan seperti yang kamu mau, sudah banyak gadis gadis yang saya terima disini, saya tidak memutuskan harapanmu nduk tapi memang begitu kenyataannya."


Rianti menunduk lemas mendengar penjelasan ibu itu,lalu ibu itu melanjutkan pembicaraannya.


"Jika kamu mau nduk bisa berkesempatan kerja di sini tapi dengan sebuah seleksi gelombang terakhir nduk apakah mau?" Dengan raut wajah penuh harapan Rianti menjawab.


"Mau Bu saya ingin mencobanya karena pekerjaan itu sebuah impian saya".


"Wah nduk pasti kamu bisa mencapainya semangat ya nduk" jawab ibu itu, sambil tersenyum melihat Rianti yang penuh dengan harapan.


Ibu itu melihat surat lamaran di tangan Rianti lalu memintanya."nduk suratnya ibu bawa, besok pagi silahkan datang kesini untuk seleksi ya."


Dengan penuh semangat Rianti menjawab "siap Bu terimakasih sudah memberikan saya kesempatan, saya akan berusaha agar bisa bekerja disini. Mohon maaf Bu ini saya mau pamit pulang,sudah menjelang sore." Rianti dengan bergegas membereskan berkas berkas lamarannya.


"Oh iya nduk yasudah hati hati di jalan nduk." Sesekali ibu melihat Rianti berjalan menjauh, mungkin di hatinya sudah cocok menjadikan Rianti sebagai pekerja di keraton ini.


Rianti lalu berjalan keluar dari keraton, ia melihat ke belakang terpukau dengan keindahan keraton, tak sadar dia telah sampai di dekat jalan raya Rianti berhenti sejenak bergumam.


"Hmm.. sepertinya jalan kaki lagi,aku sudah tidak ada uang untuk membayar angkutan umum, lagipula aku juga harus terbiasa jalan kaki."


Rianti memutuskan berjalan kaki menuju rumah, setelah beberapa ratus meter dari keraton Rianti kaget melihat tukang becak yang ia temui sebelumnya. Mas Lindhu juga menyadari keberadaan Rianti lalu mendekatinya.


"Mbak sudah selesai ya melamar pekerjaannya? Gimana mbak?" tanya Lindhu yang penasaran itu.


Rianti dengan sedikit lemas berjalan kaki lumayan jauh pun menjawab.


"Iyanih mas sudah selesai, besok saya di suruh kesitu lagi buat seleksi soalnya banyak orang yang daftar juga."


"Waduuh.. mbaknya gak capek? Besoknya masih harus balik lagi juga, jauh loh mbak."

Di Bawah Langit Yogyakarta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang