07

260 52 41
                                    

Junyong, pria itu tampak sedikit aneh di matanya. Taehyung tidak ingin berprasangka buruk, namun malam itu Sohyun kambuh setelah bertemu dengan pria bernama lengkap Han Junyong tersebut.

Lalu hari ini, setelah selesai rapat pemegang saham perusahaan. Junyong nampak mencari celah dalam bertanya untuk mengetahui tentang pernikahannya dan Sohyun saat mereka berjalan menuju lantai dasar perusahaan. Pria itu terlihat ingin mengetahui sesuatu tentang isterinya.

Seperti pertanyaan dimana mereka tinggal? Hanya berdua atau bersama keluarga besar. Lalu apakah mereka sudah memiliki seorang anak atau belum. Bukankah itu tidak sopan di tanyakan pada orang yang baru di kenal?

Ingin rasanya Taehyung menegur pria itu, namun karena masih berada di lingkungan kantor, dan dia juga tidak ingin meninggalkan kesan buruk pada rekan kerjanya, jadi dia menjawab pertanyaan tersebut dengan kalimat yang sopan namun dia yakin setelah ini pria itu tidak akan bertanya lagi perihal hubungannya dengan sang isteri.

Sedangkan di tempat lain, pria jangkung berkulit putih yang telah membuat CEO dari Vante Group itu merasa curiga kini tengah berdiri di depan pintu keluar perusahaan sambil melihat seorang wanita setengah baya yang baru saja meninggalkan wanita muda yang tidak lain adalah sekretaris Kim Taehyung.

Sebelah alisnya terangkat, merasa sangat familiar dengan wanita setengah baya tersebut.

"Aeri?"

"Y-ya? Kau bicara sesuatu?"

Junyong mengalihkan perhatiannya pada Sejong yang berdiri tidak jauh darinya. "Wanita tadi... Siapa dia?"

"Huh? Ah, di-dia hanya menanyakan alamat." Balas Sejong berusaha untuk setenang mungkin. "Apa kau mengenal wanita tadi?"

"Dia mirip dengan ibu dari temanku."

Teman?

Sejong tersenyum tipis lalu mengangguk pelan, "Kalau begitu aku permisi dulu, tuan Han Junyong."

"Kau masih menganggapku teman setelah semua yang kau lakukan?"

.

.

.

Sohyun tersenyum tipis dan langsung menghampiri sang suami yang baru saja tiba di rumah. "Kau sudah makan malam?"

Taehyung menggeleng pelan sebagai jawaban. Dan hal itu membuat senyum sang wanita semakin mengembang. "Aku akan siapkan makan malam, dan.. ada hal yang ingin aku sampaikan padamu. Aku tunggu di ruang makan ya?"

"Baiklah." Jawab Taehyung yang kemudian langsung berjalan menuju kamarnya untuk membersihkan diri.

Beberapa menit kemudian pria itu kembali dengan baju santai dan wajah yang lebih segar. Sebelah alisnya terangkat saat melihat Sohyun yang tersenyum sambil melihat makanan yang tersaji di meja makan.

"Apa yang menarik dari makanan itu hingga kau tersenyum sambil melihatnya?" Tanya Taehyung sambil menarik kursi dan duduk di depan Sohyun.

Akhir-akhir ini wanita itu banyak tersenyum dan bicara. Taehyung bersyukur untuk itu. Setidaknya dia sudah melakukan saran yang di berikan dokter agar kondisi Sohyun membaik tanpa harus mengkonsumsi obat itu lagi.

"Ini... Em, adalah masakanku yang pertama. Jadi aku merasa senang karena berhasil membuatnya. Ya walaupun bentuk sedikit tidak baik." Ujar Sohyun pelan.

Taehyung melirik hidangan di atas meja makan. Ada telur gulung yang tidak terlalu rapi gulungannya, dan japchae yang asapnya masih mengepul diatas mangkok.

"Kau memasak? Lalu bibi Daeyun?" Tanya Taehyung merasa sedikit heran, karena wanita itu bahkan tidak pernah memegang alat-alat dapur selama ini.

"Ya. Bibi Daeyun pulang lebih awal karena suaminya kurang sehat."

PaenitetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang