11

246 48 33
                                    

Maaf untuk semua typo!

Selamat membaca:)

.

.

.

Seorang pria tampan dengan jas hitam rapi yang membalut tubuhnya, tengah duduk dengan kaki yang di silangkan sambil menatap serius wanita yang saat ini sibuk menulis sesuatu di buku kecil.

"Jadi bagaimana?" Tanya sang pria.

"Apa?" Wanita yang sedari tadi menulis itu meletakkan buku kecilnya ke dalam laci lalu menatap pria di depannya.

"Kau tahu apa maksudku, Yujin-ah."

Wanita berkulit putih itu mengangkat sebelah alisnya kemudian tersenyum tipis. "Maafkan aku. Tapi Sohyun adalah pasienku sekarang. Dan aku yakin kau tahu betul peraturan seorang psikolog dan pasiennya."

"Tapi pasienmu adalah adikku. Bahkan aku yang memberikan nomor ponselmu pada suaminya, Kim Taehyung.",

Yujin menyilangkan kedua tangannya di depan dada. "Tetap saja. Aku harus menjaga privasi pasienku. Tapi... Karena kau adalah temanku yang tidak begitu akrab, aku akan sedikit memberitahu." Yujin mendekatkan kepalanya dan menatap pria itu dengan serius. "Adikmu.., mengalami sesuatu yang sangat buruk. Jadi kau harus menjaganya, Seokjin."

"A-apa? Apa yang terjadi padanya?" Tanya Seokjin terkejut dan khawatir.

"Akan lebih baik jika kau tanyakan sendiri padanya. Ah, dan juga..., tolong tetap berada di sisinya. Adikmu dalam bahaya, Seokjin."

Sontak hal itu membuat pria tampan tersebut semakin terkejut. "Ba-bahaya apa yang kau maksudkan?"

Yujin menghela nafasnya, "Kembalilah pada adikmu, Seokjin. Dia membutuhkanmu. Perbaikan hubungan kalian dan jaga dia dengan baik." Ujar wanita itu sebelum beranjak. "Aku ada janji dengan pasien lain, jadi silahkan pergi dari sini."

Usir Yujin dengan sedikit tidak sopan, dia merasa kesal dengan Seokjin karena perannya sebagai seorang kakak lelaki untuk Sohyun benar-benar telah lenyap.

Bagaimana mungkin dia tidak tahu keadaan adiknya sendiri? Batin Yujin sambil melihat kepergian Seokjin dari ruangannya.

.

.

.

Tidak pernah sekalipun terpikirkan jika malam ini dia akan kembali bertemu dengan pria yang sangat di bencinya.
Han Junyong, entah bagaimana pria itu bisa berada di cafe yang sama tempat Sejong biasa menikmati kopi.

"Oh, kebetulan sekali kita bertemu di sini. Bagaimana kabarmu, Sejong-ssi?"

Sejong tersenyum tipis, "Ya. Aku baik Junyong-ssi."

"Bagaimana dengan Taehyung?"

"Dia juga baik."

Junyong mengangguk pelan, "Kau pernah bilang jika kau adalah juniorku di sekolah menengah kan? Sepertinya karena itulah aku merasa tidak asing saat mendengar suaramu. Sangat mirip dengan seseorang yang aku kenal."

Sejong terdiam sesaat, "Ah, begitukah? Apa orang itu dekat denganmu?"

"Ya. Kami sangat dekat." Junyong tersenyum sambil menatap Sejong, membuat wanita itu sedikit gugup.

Obrolan singkat itu terhenti saat ponsel Junyong berdering dan setelahnya pria itu pamit untuk pergi terlebih dahulu.

"Brengsek. Kau benar-benar pria brengsek Han Junyong!"

PaenitetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang