Maaf untuk semua typo!
Selamat membaca :)
.
.
.
"Pertemuannya di ganti pukul delapan malam, tuan."
Informasi yang baru saja di dengar membuat Taehyung menggangkat sebelah alisnya bingung.
"Apa yang terjadi?"
"Sekretaris tuan Smith baru saja memberi kabar jika penerbangan mereka di tertunda karena cuaca buruk, kemungkinan mereka akan tiba di Seoul pukul tujuh malam nanti, tuan." Jelas Sejong.
"Baiklah, kalau begitu rapat perusahaan bisa kita lakukan siang ini. Silahkan beritahu yang lain."
"Baik tuan." Sejong tersenyum tipis lalu memberikan satu kaleng minuman pada Taehyung. "Anda terlihat sangat lelah, jadi aku membelikan satu untuk tuan."
Taehyung menatap minuman dingin yang baru saja di letakkan oleh sang sekretaris di mejanya, lalu mengangguk singkat. "Terimakasih."
Sejong tersenyum tipis sebelum pamit undur diri dari dalam ruangan.
.
.
.
"Mengapa kau menolak tawaran dari perusahaan itu?" Tanya Jimin penasaran setelah mendengar kabar jika Sohyun baru saja menolak tawaran dari sebuah brand ternama.
"Aku tidak menolaknya. Aku hanya mengatakan untuk menunda syutingnya sampai bulan depan."
"Huh?" Pria bermata sipit itu semakin penasaran, "Mengapa kau harus menundanya? Apa kau memiliki proyek lain lagi? Bukankah besok syuting terakhirmu dengan aktor tampan itu?"
Sohyun mengangguk pelan, "Ya. Setelah selesai syuting besok aku akan mengambil cuti selama satu minggu."
"Apa yang terjadi? Semua baik-baik saja kan?" Raut wajah khawatir Jimin membuat Sohyun terkekeh pelan.
"Semua baik-baik saja. Mertuaku meminta agar aku dan Taehyung mengambil cuti dan pergi berlibur untuk satu minggu."
Penjelasan Sohyun membuat ekspresi Jimin berubah menjadi tersenyum jahil.
"Ah... Berlibur? Atau bulan madu?" Godanya pelan, dan itu berhasil membuat wajah Sohyun bersemu.
"Berhenti menggodaku! Kami hanya akan berlibur bersama, bukan bulan madu."
"Lalu apa bedahnya? Lagipula mengapa kau harus malu. Kalian adalah suami istri, dan aku bahagia mendengar kalian akan pergi berlibur bersama." Jimin tersenyum tulus. Dia tahu hubungan rumit yang terjadi antara Taehyung dan sahabatnya ini, dia berharap hubungan mereka akan semakin membaik.
Di tempat lain, tepatnya di sebuah sebuah ruangan gedung pencakar langit dengan lantai paling atas, helaan napas berat terdengar dari bibir tipis milik pria yang saat ini tengah duduk di kursi sambil menatap selembar photo.
"Kim Sohyun." Gumamnya pelan, sebelah sudut bibirnya terangkat ke atas dengan tatapan mata tajam seolah bisa menembus photo itu dan melihat sosok tersebut secara langsung.
"Kau terlalu percaya diri untuk bisa bebas dariku. Suamimu itu.. bahkan bukan apa-apa bagiku." Lanjutnya percaya diri lalu menghisap rokok dari tangan kirinya.
Suara ketukan pintu di susul dengan suara yang memanggil membuat Junyong langsung meletakkan kertas kecil yang sedari tadi dia tatap ke dalam laci meja dan membuang putung rokok ke dalam asbak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Paenitet
FanfictionTerlahir dari keluarga yang terpandang tidak membuat Sohyun mendapatkan apa yang dia impian. Demi mendapatkan kebebasan, dia memutuskan untuk menikah dengan pewaris dari Vante Group, pria dengan kepribadian yang dingin dan memiliki tatapan setajam e...