Maaf untuk semua typo!
Selamat membaca :)
.
.
.
Taehyung menekuk wajah kesal melihat pria yang tiga tahun lebih tua darinya itu terus tertawa semenjak masuk ke ruangannya dua menit yang lalu.
"Kau datang hanya untuk mentertawaiku?"
Woosik mengusap ujung matanya yang sedikit berair. "Astaga.. maafkan aku tuan. Tapi dahimu benar-benar terlihat sedikit lucu." Ujar pria yang lebih tua.
Taehyung mengusap dahinya yang masih terasa sakit dan sedikit bengkak itu. "Lucu? Ah, baiklah. Kau ingin juga? Kemari, aku akan membuat satu untukmu yang seperti ini."
"Apa?" Woosik langsung berdiri saat Taehyung hendak menghampirinya. "Tidak, tidak! Hei. Aku hanya bercanda. Maaf." Ujarnya di iringi dengan kekehan ringan. "Jangan terlalu serius menjalani kehidupan ini, Taehyung-ah, sesekali kau juga harus bercanda agar wajahmu tidak kaku begitu."
"Enyalah jika kau hanya berniat mengejekku!" Kesal Taehyung, jika tidak ingat jika Woosik adalah sepupunya, maka dia tidak akan segan-segan untuk menyingkirkan pria menyebalkan ini dari perusahaan.
"Baiklah, maafkan aku." Woosik kembali duduk, berdehem singkat lalu berujar, "Ini dokumen yang kau pinta."
Taehyung mengambil dan langsung memeriksa map yang baru saja di berikan.
"Kau akan lembur malam ini?"
"Hem. Aku harus menyelesaikan beberapa pekerjaan sebelum mengambil cuti besok."
Woosik membulatkan mata tidak percaya, seorang Kim Taehyung yang gila kerja akan mengambil cuti?!
"Kau serius?"
"Kau tahu sendiri, aku tidak bisa menolak permintaan ayah."
Woosik mengangguk pelan, "Ya, kau memang benar. Tapi... Paman Kim itu memang benar-benar pengertian. Kau telah bekerja sangat keras dan memang seharusnya kau mengambil cuti untuk beristirahat."
Kini giliran Taehyung yang mengangguk, "Ya. Dan selama aku cuti, kau yang akan menggantikanku."
"Apa?!"
"Paman Kim-mu itu memang sangat pengertian." Taehyung tersenyum miring sebelum pergi meninggalkan pria yang hanya bisa terduduk dengan mata melotot, masih syok dengan kabar yang di dapatkan.
.
.
.
Taehyung tiba di rumah pukul sebelas malam. Saat hendak naik ke lantai atas, Daehyun menghampiri sambil bertanya.
"Tuan, apa nyonya Sohyun pulang bersamamu?"
Taehyung mengangkat sebelah alisnya, "Sohyun belum pulang?"
Raut wajah Daehyun berubah khawatir setelah mendengar jawaban sang tuan.
"Biasanya nyonya akan memberitahu jika pulang terlambat."
"Tenang bi, mungkin dia masih harus menyelesaikan beberapa pekerjaan karena akan mengambil cuti." Ujar Taehyung menenangkan, "Aku akan menghubunginya."
"Baiklah kalau begitu tuan."
Taehyung kembali melanjutkan langkah sambil mengambil ponselnya yang berada dalam saku celana.
"Dia tidak mengangkat telponku." Taehyung berujar pelan, lalu menghubungi satu nomor lagi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Paenitet
FanfictionTerlahir dari keluarga yang terpandang tidak membuat Sohyun mendapatkan apa yang dia impian. Demi mendapatkan kebebasan, dia memutuskan untuk menikah dengan pewaris dari Vante Group, pria dengan kepribadian yang dingin dan memiliki tatapan setajam e...