Aku menghela nafas panjang, sebelum jemariku mendail nombor seseorang. Setelah panggilan di sambung, seperti jangkaan. Suara itu pasti bingit, banyak sangat bebelan.
"Let's meet first?" Ajakku terus memotong bebelan panjangnya.
"But please only both of us. Don't tell anyone especially Alvin." Sambungku lagi.
"Okay... I wait at Specta Cafe. Don't be late..." Selang beberapa minit, orang yang ditunggu muncul dengan wajah cemberut. Aku tertawa kecil, terhibur dengan raut wajah seperti itu.
"Where are you going?" Soal budak kecil itu, siap bercekak pinggang memandangku.
"Take a seat princess... Let's eat first." Ujarku seraya mempelawanya. Sebelum menghubunginya tadi aku terlebih dahulu memesan makanan kesukaannya kerna jarak antara cafe dengan sekolah si budak nakal itu hanya beberapa minit saja. Dan jelas pasti dia balik dari sekolah kompom lapar.
"Where are you going? Didn't you miss me?" Soalnya sambil menyuap makanan.
"Of course I miss this naughty girl. I'm sorry for make you worries." Ujarku jujur.
"It's okay. I forgive you, because this meal." Sengihnya buatkan aku turut tersenyum.
"Anyway sister. Why you don't want tell Alvin?"
"Do you want make a surprise for him?" Sambungnya lagi bila melihat aku diam. Aku mengangguk perlahan, iya keputusan yang aku buat sekarang ni akan jadi surprise buat dia dan pastinya kecewa untuk si budak nakal ini. Seusai kami selesai makan, aku membawanya melakukan kegiatan yang biasa kami lakukan iaitu tengok wayang, window shopping and so on!
Bila malam sudah menjengah aku menghantarnya pulang. Sesampai di depan rumah Alvin, aku terus memeluknya. Dia yang bingung turut memeluk dan tertawa kecil.
"Do you miss me so much." Usiknya. Aku mengangguk perlahan.
"Of course I do." Ujarku sambil memandangnya. Ohh yah, Alvin takde sekarang sebab terpaksa standby kat hospital, ada operation malam ni. Info ni aku dapat dari Alvin.
"Sistur why you stand here. Come in." Ajaknya menarikku masuk tapi aku tak berganjak.
"I'm sorry but I must go..."
"What do you mean?" Wajah berkerut itu meruntun jiwaku. Aku yang sudah mulai jatuh sayang pada budak nakal itu kini sedih kerna terpaksa berpisah dengannya.
"I will back to my place and this please give your mummy. I don't need this." Cek kosong itu aku berikan pada Alvie.
"Please tell her I don't need her money. Don't ever think all women are the same and I don't leave Alvin because of her." Ujarku panjang lebar. Alvie sudahpun mengalirkan air mata.
"Why you must left us." Tangis Alvie.
"Did you remember I've talked about trust issue?" Soalku buatkan Alvie mengangguk perlahan.
"Once he crushed it's mean he dare to lose that." Ujarku. Yes, aku seorang yang sulit memberi kepercayaan. Bagi aku sekali kepercayaan itu aku beri dan dia hancurkan maknanya dia tak layak untuk itu and I really hate a liar!
"I have to go now." Pamitku lagi seraya memeluk Alvie untuk yang ke sekian kalinya. Tangisan Alvie bertambah lagi-lagi bila aku melepaskan pelukan itu.
"You can call me anytime you want. Thanks for being a great little sister for me and please remember that you will always be my little sister." Pesanku lagi.
YOU ARE READING
Stay With Me?
FantasySi gadis yang mencari erti sebenar dari kata cinta, entah sudah berapa banyak tempat dituju bahkan sampai pelusuk dunia dia mencari tak kunjung ditemui. Tapi betul ke dia travel ke merata tempat hanya kerna cinta semata ataupun ada alasan lain? Dia...