"What the hell of this!!!" Tengking seseorang yang masuk ke ruangan itu tanpa sempat menyapa kami. Aku, Anna bahkan Richard jelas terkejut dan serentak menoleh ke sosok itu. Wajah persis 99% sebijik dengan Robert but yang ini versi badboy atau lebih layak digelar the devil.
Robert walaupun pada pertemuan pertama terlihat sombong tapi nyatanya Robert seorang yang baik, malahan peramah lagi. Boleh dikatakan sifat-sifat yang baik ada padanya hanya saja pekerjaannya yang tidak sesuai untuk sosok lelaki kacak yang berkarisma plus idaman wanita. Tapi jauh berbeza dengan si kembar, dia seorang yang bengis dan sifatnya berlawanan dengan sifat si abang. Paling benci dengan yang namanya wanita. So sesiapa saja yang berurusan dengannya tidak kesah perempuan atau lelaki, tua atau muda semua akan dihajar saat dia tidak suka.
Meja yang ada di ruangan itu jelas rosak hasil tumbukan padu si mamat emosian itu. Richard cuba menenangkan si majikan tapi al hasil wajah tak puas hati itu menatap kami tajam, seakan ingin ditelan hidup-hidup. Pandangan itu buatkan aku berani menatapnya, berselang tangan cuba untuk memahami apa maksud dari amukan lelaki itu.
"Hindi nila alam, lahat ito ay mga tagubilin mula mismo kay Sir Robert." Richard mungkin cuba memujuk Albert yang masih diamuk amarah, tapi satu patah pun langsung kami tak faham.
"So it's you!" Katanya pada Anna tanpa menghiraukan penjelasan Richard.
"It's me." Jawabku tenang, menghadapi harimau seperti ini langkah pertama perlu ada ketenangan. Salah langkah habis kena ngap! Matanya beralih padaku, mata yang terlihat seolah punya dendam.
"Get out from here, I want to talk with this bitch!" Tegas arahan itu tapi Richard tidak berani untuk meninggalkan aku. Berasap jugalah telinga aku mendengar gelaran yang dia bagi,nak kena hempuk juga mamat ni!
"I will be fine. Just go, wait for me outside." Ujarku pada Richard mahupun Anna. Anna jelas tidak berani ambil risiko membiarkan aku dengan harimau itu sendirian but like I said, you need to trust me to handle all of this. I take this case just because I sure I can solve it's.
"Why you come here! I already cancelled it's." Soalnya masih lagi dengan nada tegas plus bengis.
"Simple, this job from Mr Robert and he never cancelled. I'm right?" Wajah itu makin memerah, menahan amarah yang kian memuncak.
"I don't care. I want you take a responsibility because of you, all the things make a ruin." Meja yang ada dihadapan kami saat ini mulai goyah kerna lunyah dia kerjakan. Aku tersenyum tanpa sadar, terasa lucu dengan sikap lelaki itu yang seperti kebudak-budakan. Tak dapat apa yang dia nak habis semua yang ada di sekeliling jadi mangsa.
"Tell me the reason why must I take the responsibility." Dia mulai menghampiri, mata yang menatap tajam itu umpama pedang dan dengan tidak sopannya dia menarik leher bajuku hingga jarang kami sudah terlalu dekat. Cengkaman itu terlalu kuat, bahkan aku terpaksa menjongket kakiku kerna lelaki itu tinggi.
"Take off!" Ujarku yang mulai terpancing emosi. Sengihan jahat itu jelas buatkan aku makin memanas dan tanpa perlu menunggu lama, tepat dengan posisi aku menyerang area sensitive dengan tendangan lutut yang lumayan kuat hingga dia dengan reflek melepaskan cengkaman tadi dan mulai menunduk kesakitan. Selama dia masih lagi leka, aku sekali lagi membuatkan jatuh terlentang di lantai dan mulai mengunci pergerakannya.
"You listen to me first! You the person who must take all a responsibility of this. Want to know why? It's because of you! You make him suffer for long time!" Mungkin sudah terlalu mahir, dia berhasil lolos dan malah saat ini, pergerakan ku yang terkunci. Tubuhku ditekan ke dinding dan tanganku yang satu dilipat kebelakang olehnya! Bullshit!!! Sakit tau. Yes, aku tak nampak muka dia sebabnya dia lock dari belakang. Tak aci betul mamat ni!
"Stop talking nonsense!!!" Marahnya.
"I just tell you the truth. You make him suffer more than you think, you hide the truth all of this and let's him like a stupid guy, just try to find he's girl? Did you think it's make he happy?"
"Shut up!!!" Tengkingnya. Aku tertawa sengaja nak sakitkan hatinya. Dia membalik tubuhku, menolak kuat ke dinding. Aku jelas kesakitan, tubuh yang sedang ini sedang berdepan dengan badan sasa, boleh jadi aku mati di tangannya. Tapi nasib menyebelahiku bila mana Robert tiba-tiba muncul dan menolak Albert dari terus menekanku.
"Are you okay?" Soal Robert risau. Aku sekadar mengangguk, kalau lama aku dengan mamat harimau ni sah-sah tulang aku boleh remuk. Takde langsung nak berlembut bila bercakap dengan perempuan. Kedua beradik itu berdebat dalam bahasa mereka, jelas aku tak faham tapi yang pasti wajah tak puas hati Albert jelas terlihat. Albert keluar dari ruangan itu, bahkan dengan amarah yang membuak-buak. Hinggakan pintu yang tak bersalah pun jadi mangsa bahkan siap sempat memberi amaran, antara kami masih belum selesai. Aku mencebik kesal dengan sikap manusia seperti itu. Sulit menerima takdir agaknya.
"Are you okay?" Soal Robert lagi. Aku mengangguk, bahkan sempat tertawa kerna dia sampai nak aku diperiksa ke doctor. Risau kerna dia kenal dengan sikap adik kembarnya itu. Wajah yang terlihat sembam itu jelas pasti banyak air mata yang terbuang. Benda paling langka untuk aku, menemui lelaki yang menangis kerna wanita. It's first in my life bro! Selama ni asyik jumpa yang hati beku je.
"Are you okay?" Soalan itu ku kembalikan padanya. Dia tersenyum berat mendengar soalan itu. Senyuman segaris itu tanpa perlu diceritakan sudah pun dapat dibaca. Ada hati yang terluka parah dengan kebenaran yang baru terungkai. Setelah hampir 5 tahun lamanya, dia cuba mencari gadis yang dia cintai tapi semuanya menemui jalan buntu. Dia sendiri bingung kerna hal ini tidak pernah terjadi, dia orang yang berpengaruh dengan mudah boleh mendapatkan apa yang diinginkan selama ini dan akhirnya ia kecundang dengan kehilangan gadis yang dicintai. Sekarang dia baru mengetahui gadis yang dicintainya itu sudahpun meninggal dunia akibat sakit parah.
Mengikut cerita dari sahabatnya, lima tahun lepas gadis itu @ Nayla kembali ke kampung halaman. Sebagai seorang sahabat jelas dia orang yang paling bahagia melihat kepulangan sahabatnya kerna sudah lama mereka tidak bersua muka. Tapi kepulangan itu ternyata tidak hanya membawa berita baik bahkan berita buruk juga. Hal itu lagi mengejutkan bila Nayla berkeras tidak ingin buka mulut tentang kewujudan bapa kepada anak itu, hinggakan sahabatnya benci pada lelaki tidak bertanggungjawab itu. Tapi Nayla sering kali mengatakan laki² itu baik hanya saja waktu yang tidak tepat untuk mereka disatukan, kerna sebelum dia mengetahui kehamilannya dia mendapat tahu lebih awal tentang penyakit kronik yang dia hadapi saat itu.
YOU ARE READING
Stay With Me?
FantasiSi gadis yang mencari erti sebenar dari kata cinta, entah sudah berapa banyak tempat dituju bahkan sampai pelusuk dunia dia mencari tak kunjung ditemui. Tapi betul ke dia travel ke merata tempat hanya kerna cinta semata ataupun ada alasan lain? Dia...