16 - Diajak Nikah

4 1 0
                                    

Hari ini mereka berangkat pulang. Rasa sedih menghuni diri. Walaupun kemarin sudah seharian kami berjalan ke sana ke mari tapi tetap bagi ku itu tidak cukup saat menghabiskan masa bersama mereka.

"Ingat pesan aku ya..." Kata Rey sambil memelukku. Aku mengangguk kecil dalam pelukannya.

"Jangan menghilang lagi. Always contact with us okay?" Aku mengangguk lagi seraya melepaskan pelukan itu. Dia masih lagi sama seperti dulu, masih menjadi sahabat yang terbaik buatku.

"Iya nih.... Ngak usah ngilang lagi kayak sekarang. Pas ketemu ehh udah punya pacar, gue yang ngejar dia yang dapat." Usik Harris seraya menjeling pada Alvin yang sedang berbicara dengan Dinda dan Lesti.

"Lo juga sih ceweknya kiri kanan, gimana gue mau suka." Balasku seraya memeluknya. Tapi Ady segera meleraikan kami.

"Tapi kan gue setia ama lo doang." Sambung Harris buatkan aku mencebik manakala Ady pula buat muka menyampah.

"Gue telfon awas aja kalo ngak diangkat." Amaran dari Ady yang sedang merangkulku.

"Iya-iya...." Hanya itu kata yang mampu ku ungkapkan. Melihat Billar yang sibuk berbicara dengan Lee buatkan aku geram seketika.

"Ihh!!! Om itu yaa, bukannya pamitan ama gue malah ngibah mulu." Kutukku buatkan ketiga jejaka kacak itu turut sama memandang ke arah yang aku maksudkan.

"Lo kayak ngak tau aja Billar. Terlihat ngak peduli plus cuek tapi saat lo pergi. Dia yang paling nyariin." Kata Ady. Aku tersenyum, memang aku dan Billar seringkali seperti tom and jerry but we still care each other.

Dinda, Lesti dan Alvin mula menghampiri kami. Kedua wanita hamil itu langsung ku peluk erat .

"We gonna miss you." Ujar Dinda. Lesti mengangguk setuju sambil membalas pelukanku.

"Same to me..." Ujarku jujur.

"Kalian jaga diri. Jaga keponakan gue." Pesanku sambil mengelus lembut perut Dinda dan Lesti yang hanya menanti beberapa minggu saja lagi untuk keduanya melahirkan. Entah siapa yang akan melahirkan terlebih dulu.

"Yaudah ayok udah dipanggil tu." Kata Billar.

"Ngak pamitan dulu apa?" Rungutku. Lesti yang ada di samping si suami hanya tertawa. Dia memang dah terbiasa dengan sikap tom and jerry mereka berdua.

"Gak usah!" Katanya sambil mencubit pipiku buatkan aku terjerit kesakitan. Dia memang cubit betul-betul tau! Sah pipi aku merah ni!

"Ihhhh..... Sakit bego." Kataku membalas menampar lengannya.

"Udah-udah.... Gak usah ribut deh." Tegur Lesti. Aku menjelir lidah, geram dengan Billar. Billar pun sama menjelir lidah tanda mengejek, yes memang diakui kami seringkali menjadi anak-anak! Lambaian di balas lambaian. Alvin yang ada disampingku, merangkulku.

"Don't be sad. Later we go to visit them." Pujuknya. Aku mengangguk perlahan. Alvin memang pandai mengambil moodku kembali.

"Can we go now?" Ajaknya seraya menghulur tangan. Tangan itu ku sambut dan ku balas genggamannya yang hangat.

"Do you want go anywhere?" Soal Alvin. Aku menggeleng.

"Just want go home and I want you get a rest today." Pesanku. Alvin ni payah sikit nak bagi duduk diam, ada saja kerja yang dia nak buat. Memandang dia memang sibuk kebelakangan ini, so ada baiknya dia berehat lagipun esok dia kena drive jauh lagi nak menghantar aku balik kampung, ikutkan aku memang aku nak naik bas je lagi senang tapi dia yang bekeras tak bagi aku balik seorang diri.

Stay With Me?Where stories live. Discover now