19 - Big Family

3 0 0
                                    

Bangkok, Thailand

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Bangkok, Thailand

Tempat yang menjadi pilihan untuk mengubati hati yang terluka saat ini. Baru seminggu di sini dan aku lebih memilih menghabiskan masaku dengan 'tugasan' lama yang dibantu oleh Anna. Anna merupakan sahabat baikku sejak dari sekolah rendah lagi, aku berhubung dengannya melalui talian.

Aku yang sedang sibuk mengerjakan tugasan di salah satu cafe yang ada di bandar itu, mendongak memandang ke depan bila mana ada yang duduk di hadapanku tanpa dipelawa. Wajah kacak yang memakai kaca mata hitam itu menongkat dagu seraya menatapku. Laptop dihadapan terus ku tutup, dan membalas tatapan itu. Dia membuka kaca mata itu seraya memanggil pelayan untuk memesan minumannya. Aku sekadar melipat lengan sambil memandangnya.

"Why you here?" Soalku.

"To accompany you." Ujarnya slamba.

"I don't need that." Kataku jujur. Tak perlu tanya kenapa mamat ni ada di hadapanku, semua ni mesti sebab Billar si mulut celupar yang suka-suka saja menghebohkan keberadaanku padahal baru kemarin aku memberitahu mereka, aku di sini dan aku menyuruhnya untuk merahsiakan ehhh malah dibocorkan pula. Yes dorang dah tahu aku break off dengan Alvin dan sampai sekarang Alvin tidak mencariku hanya Alvie, nenek dan aunty saja yang saban hari menghubungiku. Kata mereka, mereka rindu walhal baru seminggu aku pergi.

Malas nak menghadap muka mamat tu, aku memilih untuk pergi. Dengan membawa laptop serta hot chocolate pesananku. Dia membuntuti tanpa menahanku pergi. Aku yang geram kerna merasa terganggu menoleh ke belakang sambil bercekak pinggang.

"Why you must follow me."

"I don't know this place and i only know you."

"Dah tahu tak reti kat sini asal datang! Takde yang jemput you pun." Bebelku sambil melangkah pergi lagi.

"You still have a debt with me." Katanya menghentikan langkahku.

"Bila masa i ada hutang dengan you." Kataku tegas.

"Just think by yourself so now you need to be my tourguard." Ujarnya sekaligus melangkah. Bila menyedari aku tak mengikutinya, dia berundur kembali ke belakang dan menarik tanganku untuk sama melangkah.

"Lepaslah..." Kataku kesal terpaksa mengalah. Nak tak nak aku kena jadi tourguide dia la jawabnya! Yes, aku dah ingat hutang yang dia maksudkan. Ni mesti sebab baju yang aku janji akan bayar walaupun dia tak minta pun! Hari tu aku bagi, dia tak pula ambil! Dahtu sekarang muncul suruh orang jadi tourguard dia pula dah.

************************************

Dua bulan berlalu, aku sudah mulai nyaman di sini. Patah hati masih jelas terasa hanya saja aku lebih tumpukan perhatian pada tugasku dan kesibukan ini yang membuatku alpa dengan rasa sakit itu bahkan dia yang juga hadir menjadi sahabat sekaligus musuh buat ku.

Stay With Me?Where stories live. Discover now