Gus Hannan tertawa kecil melihat gadis itu yang meninggalkan nya sambil menggurutu. Hanya gadis itu yang berani bersikap seperti itu kepada nya dan Gus Hannan merasa senang. Walaupun jadi sedikit sulit untuk dia dekati. Tapi Gus Hannan terus mencoba untuk bisa mendapatkan gadis itu secepat nya, agar ada yang menemani dia ketika sedang berdakwah di luar kota.
Lalu dengan sedikit berhati-hati Gus Hannan mengejar Anna yang berjalan menghindari dirinya. Tapi tetap saja kecepatan gadis itu masih mampu Gus Hannan kejar.
"Anna berhenti dulu! Ada yang mau sampaikan, ini penting!" pinta Gus Hannan sambil berjalan di belakang Anna.
"Ada apa sih, Gus? Saya tuh masih kesal sama kamu, setiap inget kejadian yang bikin malu!" ucap Anna jengah dengan Gus Hannan yang terus berusaha mengganggu nya.
"Kamu masih belum maafin saya dengan kejadian itu?" tanya Gus Hannan.
"Sudah saya maafkan dari awal juga, tapi hati pikiran saya masih belum menerima nya." jujur Anna.
"Maaf itu bukan sekedar mengampuni kesalahan orang lain, Anna. Tapi maaf itu lebih dari sekedar mengampuni, melainkan mengikhlaskan. Kalau kamu bisa ikhlas, maka semua akan terasa lebih damai untuk hati dan pikiran kamu." jelas Gus Hannan.
"Oh kamu bisa bijak juga ya, udah cocok jadi Mario Teguh." cibir Anna, sambil kembali berjalan meninggalkan Gus Hannan.
"Tapi makasih udah kasih nasihat bagus," lanjut Anna sedikit mengeraskan suaranya.
Gus Hannan tertawa kecil melihat tingkah Anna yang selalu membuat nya terhibur. "Dasar bocil." monolog Gus Hannan sambil menggelengkan kepalanya. Lalu berjalan berputar arah, untuk mengambil motor nya.
***
Setelah pulang dari sawah milik pesantren. Anna berjalan ke asrama untuk menyimpan buku diary nya dan kembali menghafal Al-Qur'an.
Namun sesampai nya Anna di asrama, Amel sedang menangis bersama dengan teman-teman nya yang lain. Anna bingung apa yang terjadi dengan Amel, sampai membuat temannya itu menangis.
"Ini kalian ada apa, kok pada nangis?" tanya Anna sambil ikut duduk di samping Syifa.
"Katanya si Amel mau di nikahin setelah wisuda nanti," ucap Syifa memberitahu Anna.
"Wah congrats ya, Mel. Enggak nyangka ternyata kamu yang lebih dulu nikah di antara kita." ucap Anna ikut terharu bahagia dengan temannya itu.
"Iya tapi kita gak bakal bisa makan seblak bareng lagi. Soalnya aku pasti ikut tinggal sama dia di Cikarang." keluh Amel.
"Yaelah, Mel. Cikarang ke Bandung deket kali," ucap Sisil.
"Iya bener, kamu ngesot juga sampe ke Bandung," timpal Anna tertawa sambil menyeka air matanya.
"Kalian cari suami jangan yang jauh-jauh ya, biar kita tetap bisa kumpul bareng." pinta Amel sungguh-sungguh kepada teman-teman nya.
"Yeh yang baru mau nikah udah langsung mojokin kita aja nih, buat cari cami yang deket." ucap Sisil sambil mendorong pundak Amel.
"Cami apaan?" tanya Anna, bingung.
"Calon suami, haha." tawa Sisil, sambil kembali mendorong pundak Amel. Lalu mereka semua ikut tertawa, kecuali Fathimah yang dari tadi hanya diam semenjak Anna datang.
"Fathimah ketawa dong, sariawan ya?" goda Sisil, membuat Anna langsung terdiam.
"Haha tau nih, nona putri lagi meriang ya. Merindu kasih sayang." goda Amel, membuat Sisil dan Syifa tertawa terbahak.
"Merindu siapa tuh?" tanya Sisil, semakin menjadi untuk menggoda Fathimah.
"Pangeran Gus Hannan yang tampan rupawan," tebak Amel.
Di saat ketiga temannya terus membuat Fathimah dan Anna mencair. Tapi justru keduanya tambah bingung dan saling berdiam.
Anna paham kalau teman-temannya berusaha membantu dirinya untuk berbaikan dengan Fathimah. Tapi Anna tidak mau memulai sebelum Fathimah menarik kata-katanya. Anna masih tidak menerima jika dirinya di anggap suka dengan Gus Hannan.
Apalagi jika mengingat tingkah menyebalkan Gus Hannan yang selalu mengganggu kedamaian nya. Rasa jengkel nya justru lebih mendominasi hati dan pikiran nya. Walaupun Anna juga sadar, ucapan nasihat dari Gus Hannnan ada benarnya. Mungkin dirinya masih belum bisa ikhlas menerima Gus Hannan yang sudah membuat nya malu di Cafe.
"Anna..."
"Anna Khairunnisa!" teriak Sisil tepat di kuping Anna.
"Astagfirullah Sisil! Kamu mau buat kuping aku bocor ya?" kesal Anna.
"Ya lagian kamu gak sopan banget, kita lagi ngobrol kamu malah asik bengong sendiri." ucap Sisil.
"Ya maaf atuh," sesal Anna.
"Emang bahas apa tadi?" lanjut Anna bertanya.
"Masih bahas soal Fathimah." jawal Syifa.
"Oh...yaudah lanjut." ucap Anna.
"Kalian gak mau saling berdamai nih?" tanya Amel.
Anna dan Fathimah saling diam dan tidak merespon pertanyaan dari Amel. Teman-teman nya sangat gemas sekali dengan Anna dan Fathimah. Mereka jika sudah marahan, buat berdamai nya sangat sulit sekali.
Terpaksa Amel memberikan kode kepada Syifa untuk saling menarik tangan Anna dan Fathimah. Lalu Anna dan Fathimah saling berjabat tangan. Namun keduanya saling membuang muka.
"Ayo dong cepetan, kalian saling minta maaf. Jangan saling merasa benar, kita utamakan pertemanan di atas percintaan. Kalau kalian putus cinta juga pasti datang nya ke temen juga." pinta Syifa, lelah sudah tidak tau lagi harus seperti apa agar kedua temannya mau saling minta maaf.
Anna merasa tidak enak hati dengan Syifa dan yang lainnya. Karena sudah berusaha membuat dirinya baikan dengan Fathimah. Lalu dengan terpaksa Anna memulai lebih dulu untuk meminta maaf kepada Fathimah.
"Yaudah iya aku minta maaf, Fathimah. Sekali lagi aku tegaskan ke kamu, kalau aku tidak pernah sekalipun punya perasaan untuk Gus Hannan. Jadi tolong jangan menilai sesuatu yang kamu sendiri tidak tau kebenarannya." ucap Anna.
"Iya maafin aku juga ya, Anna. Karena udah nuduh kamu punya perasaan sama Gus Hannan. Abis aku kesal, kamu sam yang lain terus mojokin aku, setiap lagi bahas Gus Hannan." ucap Fathimah.
"Yeay gitu dong, jadi asik kan kalau semua nya saling baikan." ucap Amel memeluk Anna dan Fathimah, lalu di ikuti oleh Syifa dan Sisil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anna First Love Gus Hannan [Selesai ✔]
Teen Fiction[ CERITA INI SUDAH SELESAI ] Seorang Gus Muda bernama Hannan baru pertama kalinya merasakan jatuh hati pada seorang gadis. Lalu mereka kembali bertemu di pesantren milik Abuya nya.