Setelah berpamitan dengan kedua orang tua Anna. Gus Hannan mulai menghidupkan motor nya sambil mengucapkan salam. Lalu melajukan nya dengan kecepatan sedang.
Sepanjang jalan Gus Hannan tidak pernah berhenti tersenyum. Dia sangat senang sekali bisa membonceng istrinya. Terlebih lagi ini menjadi pertama kalinya berduaan di atas motor.
"Anna! Pegangan tangan nya, nanti kamu jatuh!" teriak Gus Hannan sambil tetap fokus melihat jalan.
"Gak mau!" Anna menolak dan lebih memilih pegangan di besi belakang jok.
"Jangan pegangan di situ, nanti kamu jatuh!" Gus Hannan mulai khawatir karena Anna tidak mau mendengarkan ucapan nya. Bukan dia mau mencari kesempatan, tapi ini demi keselamatan istrinya sendiri.
"Gak akan!" Anna tetap teguh menolak dan tidak mau mengikuti keinginan suaminya.
Lalu Gus Hannan meminggirkan motor nya ke sisi jalan. Dia perlu menjelaskan hal penting ketika sedang berada di atas motor. Mungkin saja Anna tidak terlalu mengetahui panduan berkendara dan berboncengan.
Sambil berbalik menghadap Anna, Gus Hannan mulai menjelaskan. Namun tanpa diduga, istrinya malah menangis dan mengatakan kalau dia tidak mau di salahkan.
"Loh kok kamu malah nangis?" tanya Gus Hannan bingung dengan Anna yang tiba-tiba saja menangis ketika dia menjelaskan kesalahan nya.
"Aku bilang gak mau ya gak mau! Tapi kamu malah marahin aku!" jelas Anna sambil menangis tersendat-sendat.
Gus Hannan mengerutkan dahi nya, bingung dengan sikap Anna. Padahal penjelasannya itu benar, tidak ada yang salah sama sekali. Tapi dia merasa seakan bersalah sudah memberikan penjelasan kepada istrinya.
"Oke. Sepertinya aku harus bisa mencoba memahami dia dari sekarang juga," batin Gus Hannan sambil menghela nafas.
Setelah itu Gus Hannan turun dari motor nya dan berdiri di dekat Anna. Kemudian tangan nya menggenggam tangan istrinya sambil tersenyum manis.
Perbuatan Gus Hannan membuat Anna seketika berhenti menangis. Matanya memperhatikan suaminya yang tiba-tiba saja bersikap lembut.
"Maafin aku ya, Anna. Tolong jangan menangis lagi seperti tadi. Sungguh aku tidak bisa melihat mata cantik kamu ini bersedih. Tapi jika itu membuat kamu bahagia, silahkan menangis sepuasnya." Gus Hannan menatap lembut Anna sambil menghapus air mata yang membasahi wajahnya.
Perlakuan Gus Hannan yang sangat lembut itu membuat Anna menjadi membeku seketika. Emosi dia seperti di permainkan oleh suaminya. Padahal baru saja memarahi nya, namun tidak lama kemudian langsung berubah jadi lembut.
Sungguh Anna lebih menyukai Gus Hannan yang lembut seperti ini. Bisa memahami dia dan tidak memarahi nya di tempat umum seperti sekarang.
Lalu Anna tersenyum menganggukkan kepalanya. Dia mau memaafkan Gus Hannan dan bersedia mendengarkan ucapan nya yang lembut itu.
"Yasudah, kalau kamu gak mau peluk aku gapapa. Tapi mau ya pegangan tangan nya di pinggang aja, buat keselamatan kamu." Gus Hannan mengucapkan dengan lembut sambil menatap mata Anna yang cantik.
Perlakuan Gus Hannan yang lembut, membuat Anna menjadi salah tingkah. Dia jadi bingung mau tetap marah, tapi perasaan nya menolak.
Sungguh, jika Anna terus mendapatkan perlakuan manis seperti ini. Perasaan nya bisa jatuh ke pelukan Gus Hannan.
Namun Anna lebih memilih untuk mengikuti kata hati daripada ego nya sendiri. Lalu dia menganggukkan kepalanya sambil tersenyum malu.
"Alhamdulillah... Terimakasih ya istriku." Gus Hannan tersenyum sambil mengelus kepala Anna.
Kemudian Gus Hannan kembali menaiki motor nya dan melajukan dengan kecepatan sedang.
Sepanjang perjalanan, Anna masih tersipu malu ketika terbayang Gus Hannan yang bisa bersikap lembut kepada nya. Tidak tau kenapa, perasaan nya saat ini semakin menghangat ketika sedang bersama dengan suami nya.
Berbeda sekali ketika masih sebelum menikah. Anna lebih sering merasa kesal sekalipun di perlakukan baik oleh Gus Hannan. Namun sekarang dia jadi lebih sering tersenyum, seperti sedang jatuh cinta.
Anna langsung menggelengkan kepala nya, "tidak Anna, kamu tidak boleh jatuh cinta secepat itu dengan Gus Hannan. Ingat! Kamu harus menahan perasaan itu sampai dia bisa membuktikan semua janji nya," batin Anna menolak perasaan nya kepada Gus Hannan.
Tidak terasa mereka sudah sampai di kota Bandung. Hanya butuh waktu dua puluh menit lagi untuk sampai di pesantren. Namun tiba-tiba saja pikirannya mengingat ucapan Gus Hannan yang mau memberikan kejutan untuk nya.
"Gus Hannan!" panggil Anna sedikit kencang, agar suaranya dapat di dengar oleh suaminya.
"Iya, kenapa Na?" tanya Gus Hannan yang tidak kalah kencang suaranya.
"Waktu di rumah, kamu bilang mau kasih kejutan?" ucap Anna bertanya untuk memastikan jika Gus Hannan mengingat nya. Karena dia sedikit penasaran dengan pemberian pertama dari suami nya.
"Oh itu. Nanti aku tunjukin, sebentar lagi kita sampai di tempat nya."
Setelah itu mereka sampai di sebuah rumah baru yang bertingkat dan bergaya modern. Terlebih di luar rumah banyak sekali tanaman rias yang di tata sangat rapih.
Anna berdecak kagum ketika motor suaminya memasuki rumah dan langsung di perlihatkan oleh keindahan tanaman rias. Lalu Gus Hannan mengajak Anna untuk masuk ke dalam rumah itu.
"Gus, ini kita lagi di rumah siapa? Saudara kamu?" tanya Anna.
"Bukan." Gus Hannan menggelengkan kepalanya sambil tersenyum mencurigakan.
"Terus?"
"Ini rumah kita," ucap Gus Hannan memberitahu Anna sambil tersenyum senang.
Anna masih tidak percaya dengan apa yang di ucapkan oleh Gus Hannan. Tapi wajah suaminya itu tidak terlihat sedang berbohong.
"Kamu serius, Gus?" tanya Anna memastikan.
"Iya serius, istriku." Tangannya menunjukkan dua jari tengah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anna First Love Gus Hannan [Selesai ✔]
Teen Fiction[ CERITA INI SUDAH SELESAI ] Seorang Gus Muda bernama Hannan baru pertama kalinya merasakan jatuh hati pada seorang gadis. Lalu mereka kembali bertemu di pesantren milik Abuya nya.