BAB 25

1.1K 36 2
                                    

Ucapan Anna yang menggantung membuat Gus Hannan benar-benar geram dan tidak sabar. Namun ketika dia ingin mengucapkan sesuatu. Anna terlihat ingin kembali melanjutkan ucapannya itu.

"Aku... Menerima lamaran Gus Hannan," ucap Anna dengan suara yang sedikit kaku. Namun langsung di sambut haru oleh kedua orang tuanya. Mereka sangat bersyukur karena akhirnya Anna tetap mau menerima lamaran Gus Hannan.

Lalu Ustad Baharuddin bersama istrinya memeluk Anna dengan cukup erat. Gus Hannan pun ikut tersenyum senang atas jawaban dari Anna. Tentu dia tidak menyangka jika gadis itu mau menerima nya. Mengingat ucapan nya waktu di dapur yang melarang dirinya untuk meminta ijin langsung ke orang tuanya. Tapi apapun itu, Gus Hannan sangat bersyukur dan bahagia dengan keputusan Anna yang bersedia menerima lamaran nya.

"Terimakasih Anna, kamu sudah mau menerima lamaran saya," ucap Gus Hannan sambil tersenyum senang menatap wajah Anna.

Sambil melihat wajah Ayah dan Bunda, Anna pun tersenyum menatap Gus Hannan. "Sama-sama, Gus."

Setelah itu mereka sama-sama lega dan kembali melanjutkan pembahasan tentang acara akad nikah nya. Abuya menyerahkan semua keputusan nya kepada keluarga Anna. Namun Abuya hanya mengingatkan mereka, bahwa yang terpenting dalam pernikahan itu adalah rukun nikah nya. Terlebih harus tetap di jalankan sesuai dengan syariat islam, yaitu tidak bercampur tamu wanita dengan pria. Semua itu agar pernikahan nya mendapatkan keberkahan dari Allah, karena sudah menjalankan sunnah Rasulullah.

"Anna! Apa ada keinginan atau impian pernikahan yang kamu inginkan?" tanya Abuya.

"Tidak ada Abuya. Aku hanya ingin ketika menikah nanti, bisa di hadiri sama kedua orang tua Anna. Kalau soal acarnya, Anna serahkan semua sama Ayah dan Bunda. Pernikahan yang sederhana pun, InsyaAllah Anna ikhlas. Namun Anna minta tolong rahasiakan soal status lamaran ini dari sahabat aku di pondok," ucap Anna sambil menundukkan kepalanya.

Anna tidak ingin lamaran nya ini di ketahui oleh Fathimah. Terlebih dia tidak ingin semakin memperburuk hubungan persahabatan nya dengan Fathimah. Lagipula Anna tidak tau bagaimana caranya dia menyampaikan hal ini kepada sahabat nya. Karena Anna saja benar-benar baru mengetahui ini kemarin. Dia cuma berharap, semoga saja Fathimah bisa memahami posisi nya yang terjebak oleh situasi dan kondisi.

"Alhamdulillah kalau memang seperti itu. Kami pastikan akan merahasiakan semuanya," ucap Abuya sambil tersenyum.

Lalu mereka mulai menentukan tempat acara akad nikah berlangsung sampai tanggal pernikahan. Semua sepakat acara berlangsung di rumah Ustad Baharuddin dan di laksanakan setelah Anna lulus sekolah.

Namun tiba-tiba saja Anna mengangkat tangan nya meminta ijin untuk bicara. Semua yang duduk di ruang tamu menatap Anna.

"Ada apa sayang?" tanya Bunda.

"Maaf semuanya, aku sudah memotong pembicaraan kalian. Tapi boleh enggak aku mengajukan permintaan?" pinta Anna sambil menatap semuanya.

"Iya silahkan saja Anna," ucap Ummi sambil tersenyum ramah.

"Terimakasih Ummi..." ucap Anna sambil tersenyum.

"Kalau boleh, aku mau ke empat sahabat di pondok ikut mendampingi sebagai Bridesmaid."

"Apaan itu Anna? Abuya tidak mengerti," tanya Abuya dengan wajah bingung nya.

"Ih kamu nih, malu-maluin aja. Itu lho pendamping pengantin wanita yang pakaian nya semua sama," jelas Ummi sambil mencubit pinggang Abuya dengan gemas.

Semua yang melihat aksi Ummi dan Abuya, tertawa di buat nya. Begitu juga dengan Gus Hannan dan Anna ikut tertawa kecil. Kecuali Gus Yasin, ekspresi nya tidak berubah dan tetap datar.

"Kalau begitu, aku juga minta sahabat komunitas motor untuk menjadi Groomsman?" pinta Gus Hannan kepada Anna sambil tersenyum menatap nya.

"Terserah kamu," ucap Anna sambil berusaha untuk tersenyum.

Setelah itu mereka sama-sama sepakat untuk membatasi hanya sepuluh Bridesmaid dan Groomsman.

Selesai membahas semua persiapan pernikahan Gus Hannan dengan Anna. Lalu Abuya beserta keluarga nya ijin pamit untuk kembali ke pondok. Karena Abuya juga masih ada jadwal untuk mengisi pengajian.

"Anna kamu mau sekalian ikut sama kita enggak?" tanya Ummi sambil bangkit dari tempat duduk nya.

"Terimakasih Ummi, aku sama Ayah aja. Soalnya ada yang mau aku beli terlebih dahulu," ucap Anna menolak dengan sopan.

"Gapapa Anna, nanti kita bisa mampir sebentar buat beli keperluan yang kamu butuhkan."

"Memang nya tidak apa Ummi, aku takut jadi merepotkan?" ucap Anna merasa sungkan dengan Abuya dan Gus Yasin.

"Ya gapapa atuh, kan kamu juga udah jadi anak Ummi. Ayo..." ajak Ummi sambil tersenyum.

"Yasudah aku mau berkemas dulu, ya. Assalamualaikum," pamit Anna.

Lalu Anna berjalan cepat menaiki anak tangga dan masuk ke dalam kamar nya. Anna langsung memasukan barang-barang yang di perlukan saja. Tidak lupa Anna juga mengambil uang tabungan nya untuk keperluan di pondok.

Setelah di rasa semua sudah selesai di masukan ke dalam tas. Anna langsung turun dan berjalan menghampiri kedua orang tuanya.

"Sudah gak ada yang ke tinggalan kan?" tanya Bunda memastikan jika Anna sudah membawa semua barang-barang nya.

"Sudah kok, Bun."

Kemudian Ayah mengantar keluarga Gus Hannan berjalan keluar rumah. Setelah di luar pintu gerbang, Anna pamit kepada Ayah dan Bunda untuk kembali ke pesantren bersama keluarga Gus Hannan.

Begitu juga dengan Gus Hannan yang ikut pamit kepada kedua orang tuanya dan calon mertua. Karena Gus Hannan mau mampir terlebih dahulu ke Cafe sambil memberitahu temannya, jika dia akan segera menikah.

Anna ikut masuk ke dalam mobil dan duduk di belakang bersama dengan Ummi. Lalu Gus Yasin mulai melajukan mobil nya sambil menekan tombol klakson.

"Kami pulang dulu, Ustad. Assalamualaikum," ucap Abuya. Begitu juga yang lain ikut mengucap salam dan pamit dengan Ayah, Bunda.

Lalu di susul dengan Gus Hannan yang mengendarai motor gede nya itu. "Saya pamit juga, Ayah, Bunda. Assalamualaikum," pamit Gus Hannan sambil melajukan motor nya.

Anna First Love Gus Hannan [Selesai ✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang