Anna merasa seperti mimpi bisa memiliki rumah sendiri. Terlebih dia sangat suka dengan desain rumahnya. Tidak terlalu besar, namun cocok sekali dengan cuaca di kota Bandung.
Lalu Anna berjalan mengikuti Gus Hannan di belakang, sambil melihat-lihat sekitar rumah nya.
"Gimana, kamu suka enggak sama rumahnya?" tanya Gus Hannan sambil tersenyum melihat Anna.
"Suka banget, Gus. Apalagi desain depan rumah sama halaman nya. Terus banyak bunga-bunga juga," ucap Anna ceria sekali.
"Alhamdulillah kalau kamu suka." Gus Hannan tersenyum lega.
"Oh iya, Gus. Jadi ini kejutan yang kamu maksud?" tanya Anna sambil berjalan dan melihat-lihat isi rumahnya.
"Iya benar. Nanti sore kita langsung tinggal di sini. Kamu mau lihat kamarnya enggak?" tawar Gus Hannan.
"Boleh, di mana emang?"
"Sini aku tunjukin kamar kita berdua." Gus Hannan berjalan menaiki anak tangga dan di ikuti oleh Anna.
Setelah itu Anna mengikuti Gus Hannan dengan wajah nya yang senang. Dia tidak sabar ingin melihat seperti apa kamar nya nanti. Terlebih saat ini suasana hati nya benar-benar terus di buat bahagia oleh suaminya.
Ketika sampai di dalam kamar, Anna langsung tercengang dengan meja rias yang terbilang besar dan lengkap. Dia saja tidak tau fungsi setiap tempatnya itu untuk apa.
"Nanti kalau masih ada barang yang kamu perlukan, bilang aja ya. Soalnya ini semua berkat temen aku yang mendesain," jelas Gus Hannan.
"Tunggu dulu deh... Setau aku kamu baru beberapa bulan ini ngajar. Tapi kok udah bisa buat rumah sendiri?" tanya Anna yang bingung dengan pendapatan suaminya.
Gus Hannan tersenyum senang, karena Anna pelan-pelan ingin mengetahui banyak hal tentang dia. Lalu Gus Hannan mulai menjelaskan kalau tanahnya itu pemberian dari Abuya. Tapi untuk bangunan dan lainnya, dia menggunakan uang sendiri.
Dia juga menjelaskan kalau penghasilan nya itu bukan dari mengisi kajian, melainkan bisnis Cafe yang dulu pertama kali bertemu dengan Anna.
Saat itu juga Anna langsung terkejut dan tidak percaya. Dari penampilan suaminya, dia tidak begitu yakin kalau yang di ucapkan itu benar.
"Gus, kamu gak lagi mabuk kan?" ejek Anna sambil menahan tawa.
"Loh... Aku serius tau. Kalau kamu gak percaya, nanti bisa tanya langsung ke Ummi." Gus Hannan kembali berjalan untuk menunjukkan setiap ruangan nya ke Anna.
Selesai berkeliling sambil melihat-lihat setiap ruangan nya. Mereka langsung lanjut pulang ke rumah Abuya untuk istirahat dan melaksanakan Salat Dzuhur.
***
Di saat selesai Salat Dzuhur, Gus Hannan langsung istirahat tidur di kamar. Sedangkan Anna lebih memilih untuk menemui teman-teman nya. Namun sebelum nya dia sudah meminta ijin dengan Gus Hannan.
Setelah berhasil menemui keberadaan teman-teman nya. Anna langsung di sambut bahagia oleh Sisil dan Syifa. Karena sekarang hanya tersisa mereka saja, setelah Fathimah berangkat ke Sudan.
"Cieee... Yang baru aja nikah, gimana malam pertamanya?" goda Sisil.
Ucapan temannya itu membuat Syifa langsung bereaksi dan menoyor kepada Sisil. Anna hanya tertawa saja melihat kedua temannya yang masih sama dan tidak berubah.
Walaupun baru beberapa hari tidak bertemu dengan mereka. Namun Anna sudah sangat kangen sekali dengan semua tingkah dan ocehan temannya.
"Kamu kalau tanya yang bener dong, itu kan privasi. Inget! Istri pakaian suami dan begitu juga sebaliknya," omel Syifa.
"Aku cuma becanda doang, sipot!" elak Sisil sambil membenarkan kerudung nya.
"Sudah-sudah... Kok kalian malah jadi ribut sih?" ucap Anna sambil melerai keduanya, "aku ke sini mau kasih tau aja, nanti sore aku mau pindah ke rumah yang udah di persiapkan sama Gus Hannan. Lokasinya gak terlalu jauh dari pesantren, nanti kalau mau ikut, minta ijin ke Gus Yasin atau Ustadz Rahma dari sekarang," lanjut nya.
"Dimana nya, Na?" tanya Syifa antusias.
"Pokoknya gak jauh dari warung Teh Risma," ucap Anna.
"Seru dong, Na. Nanti kita boleh main ke rumah kamu kan?" tanya Sisil.
"Boleh, tapi jangan berisik. Takutnya Gus Hannan keganggu sama mulut kamu yang kelewat TOA!" sindir Anna. Lalu dia dan Syifa sama-sama tertawa puas mengejek Sisil.
Setelah itu mereka mulai berjalan ke asrama sambil membahas tentang pernikahan Anna dengan Gus Hannan. Walaupun Anna tidak terlalu menanggapi pertanyaan-pertanyaan tidak sopan dari Sisil.
Tapi Anna menceritakan kepada teman-teman nya kalau beberapa hari setelah menikah, perasaan nya lebih mencair daripada sebelumnya.
Syifa sangat senang dengan Anna yang mulai bahagia dengan pernikahan nya itu. Mengingat mereka memang lebih sering berdebat daripada melakukan sesuatu yang romantis.
"Jadi sekarang kamu sudah suka sama Gus Hannan?" tanya Syifa.
"Belum," ucap Anna sambil menggelengkan kepalanya.
"Dih aneh kamu, Na. Masa udah bareng-bareng tapi belum suka juga," ucap Sisil merasa Aneh dan tidak percaya dengan Anna.
"Ya gak ada yang aneh lah, kan aku yang ngerasain sendiri. Gimana sih kamu?" ucap Anna sambil berjalan masuk ke dalam asrama mengikuti Syifa dan Sisil.
"Udah gak perlu kamu tanggepin, Na. Urusan dapur kamu simpan aja, lebih baik kita bahas yang lain," ucap Syifa sambil menarik Anna untuk duduk di kasur milik nya.
"Iya setuju, Sip." Anna mengangkat jempol nya ke arah Syifa.
Setelah itu mereka lanjut membahas banyak hal, sampai menjelang waktu salat Ashar. Lalu Anna pamit ke teman-teman nya untuk kembali ke rumah Abuya.
"Ingat! Nanti abis salat ikut ngantar aku pindahan ke rumah baru," ucap Anna mengingatkan mereka sambil berjalan ke luar asrama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anna First Love Gus Hannan [Selesai ✔]
Novela Juvenil[ CERITA INI SUDAH SELESAI ] Seorang Gus Muda bernama Hannan baru pertama kalinya merasakan jatuh hati pada seorang gadis. Lalu mereka kembali bertemu di pesantren milik Abuya nya.