20 | A CYCLE

1.7K 80 2
                                    

PAINT ONESHOOT

DRACO MALFOY × HERMIONE

Today it's a light story.

Enjoy!!!

▪︎

Draco pikir Hermione telah tiada...

Draco pikir semuanya telah ber-akhir...

Cintanya.
Dirinya.
Hidupnya.

Tetapi, ketika iris kelabu itu melihat sosok yang berdiri tepat di belakang Harry Potter pagi ini, seketika dia terpaku, apakah yang dia lihat adalah sebuah hal nyata? Apakah hidupnya, cintanya dan separuh jiwanya telah kembali padanya?

Sosok yang memiliki iris mata hazel indah itu mengintip dari balik punggung Harry untuk mencoba mencuri pandang dari Draco. Itu adalah sosok Hermione di tahun keenam, tampak masih remaja, wajah 'sok' yang selalu melekat pada gadis itu kini sirna begitu saja di ganti oleh rasa takut.

"Ya, Malfoy. Apa yang kau lihat kali ini adalah Hermione Granger, aku tahu dia sudah-ah bahkan mengatakannya saja aku tidak bisa," kata Harry, dia berusaha sedikit menjelaskan tentang gadis remaja di bersembunyi di belakangnya, tetapi ketika mengingat bahwa Hermione di masa depan telah pergi, itu cukup membuat lidah Harry terasa kelu untuk melanjutkannya.

Draco mengatupkan bibirnya, dia merasa apa yang dia lihat belum bisa diterima otaknya, matanya masih tetap terpaku menatap Hermione remaja di belakang Harry, dan alhasil Draco sama sekali tidak mendengar ucapan Harry barusan.

"Malfoy?"

"Ya-oh, maaf..."

"Jadi bagaimana? Aku tahu pada bagian Departemen kecelakaan dan bencana sihir kalian semua belum bisa menangani soal masalah perjalanan waktu, tetapi aku harap kau bisa mencari solusi," kata Harry lagi, kali ini Draco mengangguk.

Setelahnya, Draco menyaksikan Harry berbisik pada Hermione remaja, tinggi gadis itu hanya sebatas leher Harry, sehingga ketika pria itu berbisik, Harry sedikit membungkuk. Dilihatnya Hermione mengangguk kecil, tetapi tangannya tidak kunjung berhenti untuk memilin jubah Gryffindor di jemarinya, dia terlihat panik.

"Aku pergi, Malfoy," ujar Harry, setelahnya pria itu kembali membuka pintu ruangan lalu menghilang bersamaan dengan bunyi pintu yang kembali tertutup.

Hermione terdiam di tempatnya, Draco kembali memandang gadis itu. "Duduklah," katanya sebagai pemecah suasana.

Draco membuat dirinya kembali menduduki kursinya setelah melihat bahwa Hermione telah duduk di kursi sebrangnya, masih tetap menunduk dan merasa panik, tampaknya apa yang telah dialami Hermione cukup mengguncang gadis itu.

"Ini minumlah," tawar Draco, dia menyodorkan gelas berisi air kepada Hermione. Kali ini kepala gadis itu menenggak untuk menatapnya, sebuah senyum simpul terbentuk di bibirnya, hal itu sudah cukup membuat debaran di jantung Draco makin tidak ber-aturan.

"Terima kasih, Mal-Tuan Malfoy," ucapnya lembut.

Perkaraan Hermione barusan seketika mengingatkan Draco pada wanita menyebalkan yang selalu masuk ke kantornya lalu melemparkan beberapa perkamen. Hermione Dewasa yang periang, pemarah, tegas, dan perhatian. Nama 'Malfoy' selalu dia ucapkan ketika dia merasa marah pada Draco. Dan kali ini ketika Hermione remaja kembali menyebutkan nama itu, ingin sekali Draco memeluknya lalu mengatakan padanya bahwa ia sangat meridukannya.

Tapi sayangnya, Hermione di hadapannya bukan Hermione-nya. Dia hanya Hermione Granger remaja yang membencinya, bukan mencintainya.

"Jadi, bagaimana awal mula dirimu bisa menemukan mesin waktu itu?" Tanya Draco, sedikit tenang, dia berusaha membuat Hermione merasa nyaman dan melupakan sedikit rasa takutnya.

ÂME SOEUR ( ONE SHOOT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang