13| TWO TRAGIC SOULS

3.1K 67 17
                                    

(ONESHOOT 13)

[LUCIUS MALFOY × HERMIONE ONESHOOT]

KARAKTER UTAMA TAMBAHAN: DRACO MALFOY

21+ ( HARAP BIJAK )

BDSM, KEKERASAN, PEMERKOSAAN, PEMBUNUHAN

▪︎▪︎▪︎

1998, MALFOY MANOR

Berunding di meja besar Manor selalu menjadi kegiatan sehari-hari para pelahap maut. Kali ini hanya ada beberapa yang hadir, beberapa yang lain telah tewas, dan itu cukup membuat Voldemort merasa marah.

Kematian mereka berdasarkan kesalahan mereka sendiri, Narcissa Malfoy salah satu contohnya, dia telah berbohong tentang beberapa hal, termasuk pemalsuan kematian Harry Potter. Voldemort tidak suka kebohongan, oleh karna itu, kutukan Avada di berikan pada wanita itu, baik Lucius atau pun Draco tidak bertindak apa apun.

Namun kematian Narcissa amat membuat pemuda bernama Draco Malfoy itu merasa dendam, pihak gelap menang dengan mengorbankan Ibunya. Dia amat membenci Voldemort.

"Beberapa anggota Orde telah di tangkap tuanku, dan mereka sekarang sudah aman berada di penjara bawah tanah," kata Lucius Malfoy bangga, seringai jahat tercetak, melihat itu di wajah sang Ayah, Draco merasa geram.

"Bagus, aku senang mendengar itu. Siksa mereka satu persatu, tunjukan pada mereka bahwa menentang dan melawanku adalah salah satu hal fatal!"

"Dengan senang hati tuanku."

Bellatrix yang tadi diam tiba-tiba tertawa keras. Semua orang mengarahkan atensinya pada wanita gila itu, sepertinya dia memiliki sebuah ide menyeramkan.

"Tuanku, izinkan aku untuk menyiksa Mudblood Potter itu," pintanya, Voldemort menyeringai.

"Silahkan, siksa siapa pun yang kau mau, ketika dia dekat dengan kematiannya, serahkan dia kepadaku untuk aku bisa mencabur jiwa suci dan putihnya dengan tongkatku."

Wanita itu tertawa, sementara Lucius dan Draco yang menyaksikan itu tampak geram. Lucius sudah ingin mengincar Mudblood itu, dia ingin menumpahkan seluruh hasratnya dengan tubuh gadis itu.

Dan Draco, dia tidak memiliki ide buruk apa pun, dia hanya ingin menyelamatkan Hermione, dia ingin membawa gadis itu pergi bersamanya ke sebuah dunia di mana bayang-bayang Voldemort tidak menghantui mereka. Maka dari itu Draco merasa geram ketika Bibinya bilang bahwa dia ingin menyiksa gadisnya.

"Tunggu, Bella," kata Lucius.

Bellatrix menatap Lucius, wajahnya tampak bingung. "Apa yang kau inginkan wahai pria kesepian?" Tanya Bella meledek, Lucius mendengkus.

"Sebelum kau menyiksanya, bisa biarkan aku untuk bisa bersenang-senang dengan Mudblood itu?" Pinta Lucius, Draco yang tadi hanya duduk diam dengan kepala menunduk seketika di buat terkejut dengan apa yang Ayahnya minta.

"Father kau-"

"Sttt, diam Draco. Kau tidak berhak ikut campur," ujar Lucius.

Pemuda itu menggeram marah, dia menatap Ayahnya sengit, Lucius hanya terus menyeringai, Draco membenci seringaian kejam Ayahnya itu. Akhirnya, tanpa mengatakan apa pun, pemuda itu segera pergi dari ruangan. Voldemort yang menyaksikan kemarahan Draco hanya bisa terkekeh.

Rasa posesif pada seseorang yang tidak bisa dia miliki sepertinya.

Kembali pada pertanyaan Lucius tadi, bukannya marah atau tidak terima, Bellatrix malah tertawa gila, Lucius tersenyum. Baiklah pikirnya, malam ini dia akan menikmati tubuh dari seorang gadis muda. Keberuntungan sedang berada di pihaknya.

ÂME SOEUR ( ONE SHOOT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang