CHAPTER 5

632 70 14
                                    

Zee membuka matanya saat merasakan aktivitas yang begitu mengganggu pendengarannya. Pandangannya sempat kabur beberapa saat sampai dia menemukan siluet seseorang yang tengah membuka jendela ruangan.

Tunggu dulu!!

Dia dimana?!

Saat Zee berniat bangun dari baringannya dia merasa kepalanya seperti dipukul dengan sangat keras di bagian belakangnya. Pusing sekali. Kemudian ada kain putih yang sepertinya jatuh dari dahinya. Dan kain itu juga basah seluruhnya.

Zee mengernyit merasakan kepalanya yang begitu pusing dan berat. Hingga pada akhirnya dia hanya bisa kembali berbaring dengan lemas.

Merasakan pergerakan dari arah ranjangnya, seorang lelaki mungil berbalik dan menemukan pria yang semalaman ini menginap di ruangannya sudah terbangun. Meski hanya berbaring namun dahinya yang berkerut membuat Nunew tahu bahwa pria itu sudah sadar.

"Apa sakit? "

Zee mencoba membuka matanya saat suara halus itu yang menyambut bangunnya pagi ini. Anak itu meraih kain basah yang sempat Zee jatuhkan di kasur untuk di taruh ke dalam air yang sepertinya sudah mendingin.

"Semalam paman pingsan lalu demam. Karena tidak memungkinkan paman dibawa pulang dan semua kamar di sini sudah dipesan jadi aku meminta Mami untuk menginapkan paman di kamarku! Kalau paman keberatan, paman bisa pulang sekarang jadi aku..... "

Berisik sekali!!

Zee mengangkat sebelah tangannya untuk menginterupsi agar anak itu diam. Tadi saja suaranya sangat lembut, mengapa sekarang malah jadi seperti kereta malam yang jalannya sangat ngebut?!

"Bisa jangan panggil aku paman? Aku hanya satu tahun lebih tua dari Max. Panggil aku seperti kau memanggilnya juga! Telingaku sangat sakit! "

"Paman iri ya?!! "

Zee meringis saat anak itu malah berteriak. Anak ini apa kesehariannya makan toa? Kenapa suaranya nyaring sekali!! Lagipula kenapa Zee perlu menjelaskan pada anak itu bahwa dia hanya satu tahun lebih tua dari Max. Padahal Zee tinggal menyuruh kemudian mengancamnya saja agar anak itu takut dan tidak memanggilnya paman lagi.

"Tuan ini sebenarnya anak manusia atau anak singa? Garang sekali!! ", Nunew mengerucutkan bibirnya sambil menurunkan baskom berisi air bekas kompresan kemudian menarik nampan yang berisi bubur,beberapa buah serta air putih. Dan semua itu tak luput dari pandangan Zee. Dia juga agak lega saat anak itu tidak lagi memanggilnya paman.

'Berapa umur anak ini? Masih seperti bayi? '

Zee lantas membuang pandangannya saat merasa bahwa Nunew tengah menoleh ke arahnya.

"Ayo makan dulu! Setelah tuan punya tenaga tuan harus segera pulang! Tuan belum mandi dari semalam jadi aku tidak mau kamarku menjadi bau!! ", Nunew mengaduk bubur di tangannya sambil mengomel.

Anak ini seperti kereta juga ternyata. Suaranya keras nyaring lalu bicaranya yang super cepat. Bahkan hanya mendengarkan saja Zee merasa mulutnya yang berbusa padahal anak ini yang terus bicara.

"Apa? " , Zee menatap tajam Nunew saat anak itu menyodorkan sesendok bubur ke wajahnya.

Sementara Nunew hanya mengangkat sebelah alisnya sambil merengut. "Oleskan bubur ini ke mata tuan! Cepat!! ".

Agak ngeri juga jika bubur yang masih agak panas itu benar-benar jatuh ke matanya.

"Jadi biarkan aku duduk dulu! "

Nunew lantas melepaskan sendoknya ke dalam mangkok kemudian menepuk keningnya sedikit keras. Membuat Zee yang dengan susah payah duduk harus terhenti untuk memperhatikan kening anak itu yang jadi agak memerah.

NIGHT POLE  DANCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang