CHAPTER 8

500 60 37
                                    

Nunew menggeliatkan pundaknya pelan saat orang yang memangkunya sibuk mengecupi leher miliknya. Tak ayal Nunew merasa sedikit takut dan risih. Ini adalah sofa pojok terpencil yang jauh dari atensi orang-orang di Pentagon. Jadi kalau ada apa-apa Nunew akan sulit untuk meminta pertolongan.

Tapi Nunew masih tetap tenang selagi pria dibelakangnya ini tak mengeluarkan senjata yang sama seperti kemarin malam. Tetap saja Nunew juga perlu merancang skenario kalau-kalau pria ini tiba-tiba berubah menggila.

"T-tuan! Haus!"

Zee membuka matanya saat suara kecil dan lembut itu menyapa indra pendengarnya. Zee mengalah kali ini. Dia memutar posisi Nunew hingga anak itu duduk menyamping di pangkuannya.

Setelahnya Zee meraih gelas wine yang sempat dia pesan pada seorang bartender tadi. Menuangkan wine dari botol ke gelas kemudian mengarahkannya pada si manis yang mendadak mengalungkan tangan mungilnya ke leher milik Zee.

Nunew menerima dengan patuh seteguk dua teguk minuman keras itu di mulutnya.

"Wohooo sexy....kau sehaus itu?"

Padahal Zee menuangkan lebih dari setengah gelas dan Nunew berhasil menghabiskannya. Anak ini memang luar biasa menggoda. Selain harga sewanya yang mahal anak manis dipangkuannnya ini mempunyai kualifikasi di atas rata-rata.

Jalang kelas dewa!

Begitulah Zee menyebutnya. Meski Zee masih ragu Nunew masih perawan atau tidak namun jika dilihat dari auranya, sepertinya anak ini memiliki intensitas keperawanan mencapai 70% dan sisanya Zee tak begitu tahu.

Anak ini darahnya begitu manis. Membuat Zee berhasil kecanduan hingga gila setengah mati. Mengingatnya tanpa sadar membuat Zee menjilat bibirnya sendiri.

Sementara Nunew terdiam tak bergerak di pangkuan Zee. Tangannya juga masih bertengger di leher pria itu. Nunew hanya merasa perlu melakukan hal tersebut jikalau pria gila ini tiba-tiba saja membanting dirinya ke lantai maka Nunew akan dengan senang hati mencekik lalu menarik lehernya sehingga setidaknya Nunew tak akan terjungkal sendirian.

Bagus sekali anak manis! Kau pintar se Pentagon! Mami pasti bangga padamu!

"Merencanakan sesuatu,hm?"

Huh?

Nunew pura-pura tak mendengar dan langsung mendongakkan pandangannya. Menatap acak pada langit-langit Pentagon yang penuh dengan lampu kecil temaram. Kemudian lelaki kecil itu juga tak lupa menyandarkan kepalanya pada pundak Zee.

Pokoknya Nunew bertingkah semanis mungkin agar pria yang memangkunya ini tak kesurupan. Semoga saja berhasil dan Nunew berumur panjang malam ini. Dia harus menjadi orang paling tenang sebab Nunew belajar dari pengalamannya kemarin bahwa pria pantat ini senang saat Nunew menangis seperti kucing yang ketakutan.

Tak akan Nunew biarkan!!

Kalau bisa dia akan terus tertawa terbahak-bahak agar pria itu pusing setengah hidupnya.

"Anak ini benar-benar!"

"Hng?",

Nunew menoleh saat mendengar pria itu bergumam dengan nada agak sebal. Mata bulatnya yang bundar dan bibir plumnya yang sedikit terbuka.

"Tuan bicara apa?",

Zee menelan ludahnya saat mata anak di pangkuannya seperti membangkitkan rasa geli di perut bagian bawahnya. Tapi Zee segera mengalihkan pandangannya dan menggeleng dengan pelan.

Nunew hampir saja tertawa melihat ekspresi pria yang katanya lurus selurus tiang bendera ini. Dia pucat dan seperti menahan sesuatu yang mungkin menarik perhatiannya.

NIGHT POLE  DANCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang