CHAPTER 11

566 68 54
                                    

Nunew mengayunkan kakinya ke depan dan belakang. Dia sebenarnya bosan dengan yang namanya menunggu. Terhitung sudah hampir 20 menit Nunew duduk dikasur king size ini dan mengomel tiada henti. Maunya Nunew keluar dari kamar milik Zee, tapi apalah daya pria tua itu menyembunyikan kunci.

Memang dasar om om purba!! Selalu membuat Nunew emosi saja!!

"Dia itu mandi atau berteleportasi sih?! Lama sekali!!"

Nunew memukulkan tangannya pada guling yang sudah berserakan beserta bantal dan selimutnya. Jangan tanya siapa pelakunya karena tentu saja itu pasti Nunew.

Dia terlanjur kesal hingga tak sadar mengobrak-abrik isi kamar milik Zee. Di mulai dari bantal-bantal yang ditata rapi di sofa, kemudian vas bunga kecil yang semula di atas meja Nunew pindah di depan pintu kamar mandi.

Nunew juga membariskan 3 laptop dan 2 handphone milik Zee di lantai. Lalu kasurnya beserta spreinya, jangan dibayangkan betapa buruk rupa mereka sekarang. Ini kalau sampai Zee keluar dari kamar pria itu bisa saja mendadak pingsan. Beruntung jika Nunew tak akan diomeli nanti. Kalau sampai pria itu marah Nunew akan mencongkel jendela kaca besar di ruang ini. Sekalian saja dia melompat dan membuat lebih banyak keributan.

Omong-omong Nunew juga penasaran bagaimana rasanya terbang seperti capung di taman.

Suara pintu yang terbuka mengalihkan atensi Nunew dari bantal yang pinggirannya basah sebab dia gigit. Pandangannya bertemu dengan gestur tubuh dan mimik wajah Zee yang mengatakan bahwa pria itu sudah meledak.

Zee baru saja akan mengumpat jika dia tak ingat mengunci anak nakal di kamarnya. Zee bahkan hampir menendang vas bunga mahalnya jika dia tak melihat jalan. Kemudian fokusnya teralih pada kecantikan yang seberantakan kamarnya di atas kasur.

Menyempatkan diri untuk menghela nafas Zee berjalan menghampiri Nunew yang masih menatapnya polos dengan tangan yang setia meremat gemas bantal miliknya.

"Proyek apa yang kau kerjakan?"

Nunew melirik ke kanan dan ke kiri. Mengamati kekacauan yang dia buat sebelum pandangannya jatuh pada tubuh Zee yang hanya berbalut handuk putih di pinggang hingga batas lututnya.

"Tertarik,hm?"

Cepat-cepat Nunew membuang pandangannya. Tertarik apanya? Kotak-kotak seperti roti susun begitu saja Nunew juga bisa!! Tinggal membeli roti di warung lalu tempel pakai plester. Selesai!!

"Lapar!"

Zee lupa bahwa ini sudah lewat jam sarapan. Pantas saja anak ini mengamuk dengan membuat kamarnya sedemikian rupa.

Zee melangkah sambil menghela nafas dalam-dalam. Membuka pintu dan memberikan gestur mempersilahkan keluar pada Nunew. Anak itu melompat senang seperti kangguru dan berlari keluar kamar membuat Zee berdecak sebal.

Ini kenapa kesannya Zee malah seperti mengangkat anak ya? Lagipula kenapa juga dia tak bisa marah pagi ini. Zee justru merasa hatinya membaik dari biasanya.

Menutup pintu dan berjalan masuk sambil mengamati nasib laptop dan handphone miliknya yang tergeletak di lantai. Zee tersenyum tipis. Sudah berapa lama dia tak merasakan perasaan ini?

••••••

Mansion Zee Pruk ramai sekali siang ini. Dimana tiba-tiba Max dan para sekongkolannya datang untuk mengacau dan berteriak memanggil Nunew.

"Siapa yang kau cari bajingan?!", Zee yang sebenarnya sudah stay di kantor terpaksa harus pulang setelah mendapat laporan bahwa Max, Net dan Luke datang ke mansionnya.

Luke yang pertama menghampiri Zee untuk melayangkan pukulan yang sayang sekali tertahan oleh Nammon, pengawal pribadi Zee.

"Mohon maaf! Saya menjalankan tugas Khun Luke!"

NIGHT POLE  DANCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang