CHAPTER 6

690 63 38
                                    


Nunew menggeliat saat merasakan dahinya basah. Tubuhnya terasa agak menggigil dan pandangannya memburam. Kepalanya sangat pusing!!

"Nunew! "

Nunew menoleh saat suara yang amat lembut menyapa pendengarannya. Itu Gulf. Apa orang ini habis menangis? Nunew hampir meraih wajah Gulf namun harus terhenti saat dia merasakan nyeri di lengan kanannya.

Ada balutan kasa yang agak panjang di sana, pantas saja sangat sakit. Nunew sedikit meringis saat meraba perban yang sudah rapi melingkari lengan atasnya. Ah iya! Nunew baru ingat bahwa dia mungkin hampir saja di kuliti oleh pria gila pagi ini.

Meski Nunew sudah setengah sadar tadi, namun perasaan menyakitkan saat sebuah pisau lipat menggores kulitnya masih sangat Nunew ingat.

"Sakit sekali bukan? "

Gulf meratapi luka milik Nunew yang sudah selesai dia balut beberapa menit yang lalu. Tidak dalam, namun cukup panjang dan yang pasti sangat menyakitkan. Gulf mengusap pelan surai kelam milik Nunew. Mau bagaimanapun tanpa anak ini juga mereka semua tak akan bisa makan dan tidur dengan enak. Tapi bukan perihal itu saja yang Gulf pikirkan sekarang. Ketidakberdayaan mereka pada para penguasa yang sering berlaku se enaknya.

Sementara Nunew hanya melamun sambil mengamati gelap langit malam dari balik jendela kamarnya yang terbuka. Angin kecil menggerakkan bulu mata indah dan rambut halusnya.
Ah! Dia tertidur sangat lama rupanya.

Nunew menoleh saat Gulf dengan perlahan bangkit dari kasurnya kemudian berjalan memutar untuk berpindah ke kursi sisi ranjang sebelah kirinya langsung berhadapan dengan jendela kamar.

"Kenapa harus berpindah phi? "

Gulf hanya tersenyum teduh. "Aku akan mengejar kemanapun kamu menghadap Nhu. Maaf karena phi masih saja tidak berdaya? "

Gulf menunduk dengan airmata yang tak ia tahan lagi. Dia merasa selalu bersalah atas apapun yang menimpa adik-adiknya. Bagaimanapun dia adalah yang paling tertua di antara saudara saudaranya yang lain.

"Tidak phi gulf! Terima kasih karena selalu menjaga kami semua! Tolong jangan merasa berkecil hati. Dunia kita memang mengerikan phi! "

Nunew mengusap punggung tangan Gulf dengan sebelah tangannya yang tak terluka. Mencoba memberikan kekuatan satu sama lain meski mereka merasakan ketakutan yang berbeda.

Gulf menatap Nunew dengan pasti. "Jika orang gila itu kembali untuk menyakitimu lagi. Tendang saja kepalanya! "

Nunew menggeleng dengan keras sambil mengangkat tangannya dengan berapi-api. "Tidak tidak!! Aku akan memukul dan mencubit pantatnya sampai merah!! ", Nunew bahkan memperagakan dengan teliti bagaimana dia akan melakukannya nanti saat bertemu dengan pria cacing yang sudah membuat luka di lengannya.

Tersenyum dengan lembut Gulf menarik Nunew ke pelukan hangatnya. Dia paling tahu bagaimana kondisi Nunew di banding Mami dan temannya yang lain. Jadi Gulf juga tahu bahwa Nunew selalu mencoba dengan keras melupakan apapun hal buruk yang menimpanya. Entah itu dengan tawanya, rengekannya, godaannya, ataupun candaan konyol seperti tadi.

Gulf selalu merasa bahwa Nunew adalah sosok yang hebat. Diumur nya yang masih sangat muda dia mampu menghadapi banyak kekejaman dari dunia. Bahkan melewati setiap langkahnya dengan begitu anggun dan tegas. Kalaupun bisa, Gulf ingin menjadi ibu, kakak, atau apapun itu asalkan Nunew aman bersamanya

"Anak pintar! "

•••••••

Zee menghembuskan asap rokok dari mulutnya dengan perlahan. Menikmati sensasi pahit dan manis pada mulutnya secara bersamaan. Duduk dengan tenang di kursi kebesaran yang ada di kantor miliknya adalah hal yang paling Zee minati. Apalagi sambil membayangkan banyak jalang yang berdiri mengelilinginya dengan tubuh telanjang. Tapi Zee sedang tidak mood untuk melakukan.

NIGHT POLE  DANCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang