Tidak ada yang namanya ikhlas ketika kamu kehilangan seseorang yang sangat dicintai. Mereka hanya memaksakan diri untuk melupakan sosoknya sejenak dari ingatannya. Begitupun Gianna, sudah 3 hari semenjak kepergian ibu menjadi sebuah bencana dalam hidupnya.
Perempuan itu memberanikan diri untuk masuk ke kamar ibu. Ia datang untuk merapikan kamarnya. Gianna membuka lemari ibu, melipat baju-bajunya. Wajahnya mendekat ke arah pakaian itu, menghirup dalam aroma ibunya.
Dahinya mengernyit melihat sebuah kotak besar yang berada di tumpukan kain-kain tersebut. Dibukanya kotak itu yang berisi lembaran foto-foto keluarga miliknya, dan yang lebih mengejutkan lagi adalah uang ratusan ribu berpuluh-puluh juta nilainya.
Mulutnya menganga tidak percaya, ia mengambil secarik surat yang letaknya berada di paling bawah kotak tersebut.
Untuk anakku,
Gianna MaheswariNak.. kalau kamu sudah membaca surat ini artinya ibu sudah pergi menyusul bapak. Maafin ibu ya sayang harus meninggalkan kamu sendirian disana. Sudah lama ibu menderita penyakit jantung tetapi ibu sengaja nggak bilang ke kamu, takut bikin kamu khawatir.
Ibu sama bapak sudah menabung sejak kamu dilahirkan. Tabungan itu untuk kamu, untuk berjaga suatu saat nanti hari ini akan datang ke hidupmu.
Dipakai sebaik mungkin, digunakan untuk hal bermanfaat, lakukan apapun yang kamu inginkan dengan uang ini.
Katanya kamu mau jadi dokter, semoga cita-cita kamu tercapai ya nak. Ibu dan bapak di atas akan selalu mendoakanmu.
Jangan larut dalam kesedihan, tetap berjalan tegap menggunakan sepasang kakimu. Carilah teman dan pasangan hidup yang bisa mengertimu.
Dari Ibumu,
Mira KinasihTangisnya kembali pecah setelah membaca surat ibu. Gianna tidak menyangka bahwa kedua orangtuanya sudah menyiapkan semua ini untuk masa depannya.
Ia harus bangkit, benar kata bunda, "hidup akan terus berjalan tidak peduli seberapa hancurnya kamu saat ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny (End)
Fanfiction"Kalau aja waktu itu kita nggak ketemu, kalau aja dulu kita nggak mutusin buat saling kenal, mungkin sekarang hidupku nggak akan sebahagia ini. Thank you Gianna, for choosing me to be a part of your life." -Abimana