Akhir-akhir ini Abimana memaksanya untuk keluar bersamanya. Melupakan semua buku ataupun aktivitas kuliahnya.
Summer camp, itu ajakannya.
Mereka memanfaatkan waktu weekend selama dua hari satu malam untuk berlibur. Abimana bahkan menyewa mobil van serta paket camping untuk menyempurnakan liburannya.
Sebuah tempat lapang dengan pemandangan danau dan pohon-pohon rindang menjadi tempat tujuannya. Setelah menyetir selama dua jam, mereka sampai di tempat yang letaknya tidak jauh dari pinggiran Ibukota itu.
Keduanya keluar dari mobil, merenggangkan tubuhnya masing-masing. Mata Gianna berbinar melihat pemandangan indah di hadapannya. "Kok bisa kamu nemu tempat kaya gini di Jakarta?" Tanya perempuan itu dengan serius.
"Bisa dong sayang, apasih yang enggak buat kamuu." Goda laki-laki itu, dilanjutkan mengecup pipi tembam kekasihnya.
"Gimana kalo kita diriin tenda dulu sebelum gelap?" Ajak Abimana.
"Boleh yuk."
Segera Abimana mengeluarkan semua perlengkapan dari bagasi mobil tersebut. Mendirikan tenda, mencari kayu bakar, serta menyiapkan bahan masakan untuk makan malam nanti.
Sayup udara sore hari mulai berhembus kencang. Untung saja ini musim panas, jadi mereka tidak perlu cemas dengan kedatangan hujan yang akan merusak agenda liburannya.
Celana jeans pendek serta croptop berwarna putih ketat menjadi outfit musim panas Gianna kali ini. Mereka duduk di dalam tenda, memandang luasnya danau di hadapannya. Abimana memeluk pinggang kekasihnya, menatap wajah perempuan itu dari jarak terdekatnya.
Namun seketika matanya tidak sengaja menangkap bagian menonjol dari tubuh Gianna. Perempuan itu sengaja membuka dua kancing kaosnya hingga terlihat jelas belahan dadanya yang menyembul keluar.
"Why do you always tease me?"
"About what?" Perempuan itu mengikuti arah pandang kekasihnya. Tangan nakal tersebut sudah menyentuh payudara besarnya dari luar pakaiannya.
"If you want it, then do it." Setelah mendapat izinnya segera Abimana mencium bibir perempuan itu lamat-lamat.
Ciumannya semakin agresif, membuat tenda mereka bergoyang karenanya. Semua pakaian perempuan itu telah tanggal akibat ulah kekasihnya. Gianna dibaringkan, setelah Abimana selesai menutup rapat tenda tersebut.
Permainan mereka baru berhenti, saat keduanya sadar bahwa langit mulai menggelap malam. Gianna bertugas memasak, sementara Abimana fokus menyalakan apinya.
Meskipun diluar mereka membangun sebuah tenda, tetap saja keduanya memutuskan untuk tidur di dalam mobil demi keamanannya.
Mobil besar itu seketika berubah menjadi sebuah kamar pribadi yang cukup bagi keduanya.
Gianna berbaring, sedangkan Abimana tidur menyamping. Satu tangannya menumpu kepala, sisa lainnya memainkan helai rambut perempuan itu.
"Mas."
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny (End)
Fanfiction"Kalau aja waktu itu kita nggak ketemu, kalau aja dulu kita nggak mutusin buat saling kenal, mungkin sekarang hidupku nggak akan sebahagia ini. Thank you Gianna, for choosing me to be a part of your life." -Abimana