D-2

476 55 3
                                    

Solois Abimana Lokeswara goes to city tour.

Headline berita itu sudah ramai diperbincangkan sejak satu minggu yang lalu. Abimana seorang pendatang baru di industri hiburan akan segera mengadakan tour pertamanya. Laki-laki itu tentu sangat sibuk dengan pekerjaannya, dia bahkan lebih banyak menghabiskan waktu di studio dibanding apartemennya.

"Kamu baru pulang mau langsung ke studio lagi?" Tanya Gianna prihatin melihat keadaan kekasihnya.

"Iya sayang maaf ya nggak bisa nemenin kamu."

Gianna menghela napasnya pelan, lalu tersenyum kepada laki-laki itu. "It's okay sayang, aku cuma takut kamu kecapekan. Kalo capek jangan lupa istirahat ya, dijaga pola makannya, jangan sampe sakit kan bentar lagi kamu mau tur," ucapnya sembari mengusap rambut Abimana.

"Aku kangen banget sama kamuu." Rengek Abimana memeluk tubuh Gianna erat.

"Harus selalu ada yang dikorbankan demi cita-cita kamu sayang. Nggak apa sebulan kedepan kita jarang ketemu, tapi nanti setelah kamu selesai tur kan kita bisa bareng-bareng lagi iya kann??"

Perempuan itu mengalungkan kedua tangannya pada leher Abimana. Dia memberi kecupan singkat di bibir laki-laki itu sebelum melepasnya. "Sana berangkat nanti bang Deon marah lagi sama kamu."

"Aku berangkat ya sayang, I love youu."

Abimana lantas meninggalkan perempuan itu sendirian di tempatnya.

Bohong jika Gianna tidak merindukan laki-laki itu. Sudah beberapa hari ini ia kesepian di apartemennya. Meskipun kekasihnya itu tidak pernah absen memberinya kabar setiap waktu. Abimana pun masih sempat memedulikannya, mengingatkan makan, atau sekedar menyuruhnya istirahat tidur.

Apa boleh buat, menjadi seorang penyanyi adalah impiannya. Tentu Abimana sudah memperhitungkan semua konsekuensi, dan profesionalisme kerjanya di bidang tersebut. Dia juga berulang kali mengatakan pada Gianna, mereka akan jarang bertemu nantinya.

Namun dalam hati, sebenarnya Gianna sangat bangga akan pencapaian kekasihnya. Perempuan itu menjadi saksi perjuangan Abimana mencapai kesuksesannya sampai saat ini. Dia berhak menjadi alasan laki-laki itu bisa berdiri di panggung besar, dan berhasil melakukan tur kota di negaranya.

D-2!

Gianna mencoba menghampiri Abimana ke studionya. Ia sudah tidak tahan lagi, kesibukan laki-laki itu cukup membuatnya merasa gelisah selama beberapa hari ini.

Sebelumnya Gianna sudah menghubungi Deon, kakak sepupu yang juga merangkap sebagai manager laki-laki itu.

"Kesini aja Gi, ini laki lo kayaknya pusing banget sampe linglung. Kali aja ada lo dia jadi orang bener lagi."

"Haha iyaa kak Deon, makasih ya udah ngasih tau. Aku kesana bentar lagi."

"Oke hati-hati ya." Selebihnya itu adalah isi sambungan telepon terakhir kedua orang tersebut.

Perempuan itu memesan taksi, sembari menenteng dua box kopi starbucks di kedua tangannya.

Bangunan tinggi di hadapannya itu selalu menjadi impian seorang musisi di Indonesia. Pemiliknya masih muda, usianya baru menginjak umur 27 tahun. Namun kesuksesan pria itu terbilang cukup menakjubkan.

Kak Theo, seorang produser musik, penyanyi, lyricist, yang namanya selalu disebut dan dibangga-banggakan setiap tahunnya. Menyabet penghargaan berbagai nominasi musik di tanah kelahirannya sendiri.

Gianna langsung bertemu dengan Deon di ruang tunggu. Kemudian mengajak perempuan itu menemui kekasihnya. Ini pertama kalinya bagi Gianna menginjakkan kakinya di tempat kerja Abimana. Dia cukup takjub dengan kemewahan dan lengkapnya fasilitas di tempat tersebut.

Destiny (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang