Ya, manusia namanya juga.

955 53 0
                                    

Kala malam memberikan Cahaya terbaiknya, disaat itu Salma percaya kembali akan kata Cinta. Semesta seolah memberinya restu untuk saling membahagiakan satu sama lain. Memang benar faktanya, perihal kebahagiaan telah menjadi bagian tanggung jawab masing-masing. Namun, apa boleh buat jika ternyata berdua terasa jauh lebih menyenangkan? Bagaimana kalau ternyata setelah berdua akan jauh terasa lebih ringan?

Salma tahu, mungkin akan ada malam-malam berikutnya yang tak seterang sekarang, akan ada air mata, amarah, bahkan kecewa.
Wanita itu mengerti, akan ada kala-nya langitnya itu akan berubah menjadi siang dan malam.

"Ron,
lo punya ketakutan gak sih
dalam hidup?"

"Aneh, gua juga manusia anjir?
ganteng-ganteng gini gue beneran manusia Salma Aliyyah,
bukan serigala, apalagi dewa.
Ya walau punya spek nya sih."

"Geli banget dengernya anjir"

"Emang apa? ketakutan terbesar lo?"

"lo nanya gue?"

"kebetulan ngga sih, makasih ya pertanyaannya tapi
kenapa lu goblok banget dah?"

Rony tertawa, ia sebenarnya malas menceritakan apapun perihal dirinya yang akan membuat orang lain memandangnya seorang pengecut.

Sialnya, kini yang duduk berada di sampingnya adalah seorang Salma Aliyyah, tempat bertumpu nya lelaki itu, runtuh semua alasan pertahanannya untuk bungkam, untuk mengakui bahwa,
ia juga punya ketakutan.

"Gue juga manusia ca, sama kayak lo, sama kayak orang-orang diluaran sana, punya ketakutan."

"Tapi,
gua selalu terobos ajalah anjing"

"Gua selalu takut,
gimana kalau gue ternyata mengecewakan?"

"Gimana kalau ternyata orang-orang diluar sana kecewa sama gua ca?"

"Gue selalu takut Ca, Gue takut"

Salma menatap binar mata lelaki itu,
sialnya Caca juga menemukan kepingan luka didalam sana.

"Ron, gue percaya sama Cahaya, kalau Tuhan aja kasih bumi ; pagi dan malam. Itu karena malam gak akan mungkin selamanya. Bahwa alam raya akan selalu janjiin kita tentang hari besok."

"Yang gelap
ga akan pernah selamanya,
kaya gitu juga cara terang bekerja."

"Padahal, lo sendiri yang bilang ke gue, kalau lo juga cuma manusia. Ya terus kenapa harus takut? Manusia diciptakan bukan buat jadi sempurna Ron, tapi jadi pelengkap bagian dari kesempurnaan itu, ya dari yang Tuhan kasih."

"Ron"

"Kita nggak akan pernah bisa kasih sisi terbaik kita setiap harinya dalam suatu hal.
Sifat manusia itu dinamis,
tapi ketika lo ingat tujuan lo untuk hidup dan inget awal dari pertama kali kenapa lo bisa sampai di tahap ini, semua ini emang udah layak sesuai porsinya."

"Ketika cuaca dan langit tidak selalu dalam keadaan cantik setiap harinya, kenapa kita harus berekspetasi setiap orang harus memberikan versi dirinya yang terbaik setiap hari?
Hidup ini tentang lo
dan ya cuma tentang elo doang."

"Kita tuh kadang cuma perlu bodoamatan. Persetan kata siapa, mau dibilang apa juga gak guna, mereka tuh cuma tau nama lo, gak akan pernah bisa jadi diri lo."

"Jangan keras ron, sama diri sendiri"

"Nyenengin orang lain gak perlu nyusahin diri sendiri,
itu nyiksa namanya."

Sal, sakit banget tamparannya.

"Ca, gue gapapa,
tapi lu minimal mikir lah sakit banget"

"Maruk amat,
jadinya Gapapa atau Sakit banget?"

ronyparulian_Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang