#WeR1StandsForRony
tagar itu kini menempati urutan teratas, Salma tersenyum,
damai kini hatinya,
lelaki itu disayang jutaan sorot pasang mata di dunia ini.
Ron, kalau memang terbang tinggi melelahkan,
jangan lupa pulang,
sayapmu jangan sampai lusuh, bahkan jangan sampai patah.
Namun, jika terlanjur patah diperjalanan, nyatanya
aku tetap ingin terbang bersamamu, meski tak lagi sempurna,
separuh sayapmu itu.Rony masih terlelap dalam tidurnya, kini Salma ditemani Nabila dan Paul memilih bermalam di Apart sang pemilik yang masih betah menutup matanya. Terlalu menyedihkan menatapnya jika hanya seorang diri melewati malam ini, rupanya adalah satu-satunya cara supaya bintang itu menyala lagi, redup tak apa,
kehilangannya Salma tak akan bisa.Lelaki itu sempat bersikeras tak mengapa jika pulang sendirian, namun siapa yang bisa memastikannya? jika ia saja memilih pulang ke Apart miliknya, bukan ke rumahnya. Tentu, ini tempat pelarian bagi lelaki itu, tempat pulang walau tak senyaman rumahnya, disinilah topeng Rony dapat dibuka, tempatnya mengaduh kala dunia tak bersahabat, tempatnya menghabiskan malam penuh peluh dan senyap sendirian, untuk mempersiapkan diri hari esok yang menjual tawa nya.
Siapa yang mengira dirinya serapuh itu? lagi-lagi ku pertegas, ia hanya rapih menyimpan rapuh nya.
Garis terdepan kini ditempati oleh kerabatnya, Salma, Paul dan Nabila.
Dunia nya memang kejam, namun setidaknya ia memiliki ketiga manusia itu, maka niscaya dunia akan membaik. Terutama Salma, yang berhasil menempati satu-satunya seseorang paling berpengaruh dihidup lelaki keras kepala itu. Ia benci diatur, namun dengan Salma pertahanannya bisa runtuh dalam hitungan detik begitu saja.Benar penggalan lirik milik Hindia
"Mengejar mimpi
sampai tak punya rasa."
Rony terlalu sering mematikan keinginannya demi menghidupkan keinginan orang-orang di sekitarnya. Rony tak apa, ia memang hobi mematikan rasa nya sendiri,
bayaran senyum dari kedua orangtua nya jauh lebih menyenangkan dibanding kepuasan dirinya sendiri.
🎸
Mentari pagi mengusik mata teduhnya, ia terbangun.
Ah, masih bangun?Matanya mengerjap, perlahan menerima cahaya yang masuk ke pupilnya. Sinar matahari pagi ini tak terlalu menyorot, cukup sendu, seperti suasana hatinya. Pelarian lelaki itu kalau bukan Kopi,
ya tidur.Walau na'as nya, dengan keduanya tak merubah apapun, setidaknya itu bentuk Rony merayakan kesedihannya.
Rony berharap, Salma masih ada diluar kamarnya, entah ditemani Paul atau bahkan Nabila. Rony ingin melihat wajahnya pagi ini, setidaknya itu menjadi upah nya bertahan dan tetap melihat dunia pagi ini,
ia ingin melihat Semesta nya.Sialnya, kesunyian lagi-lagi menikam nya, Rony sendirian. Ah, lagian juga jangan suka merepotkan orang Ron, biasanya juga bisa sendiri kan?
Ia mengarah pada bagian pantry
haus sekali kerongkongan nya, sepiring Nasi Goreng disiapkan rapih ternyata di sana. Rony tersenyum, beralih tangannya mengambil sepucuk surat, walau tulisannya tak begitu rapih, ia tahu betul pemilik sang tulisan ini, Salma-.
Bagaimanapun dunia lu berantakannya tapi tetap jadi Rony yang lucu sekaligus menyebalkan yaaWalaupun banyak banget
hal hal yang bikin patah,
Senyum nya jangan sampai
ikutan patah

KAMU SEDANG MEMBACA
ronyparulian_
Fiksi Penggemardia datang dengan bahasa baru yang membawa takjub dan haru. bahwa ternyata hatiku yang sekeras batu, bisa luluh dan luruh. bahwa luka yang selalu membuatku takut, ia balut dalam hening dan senyumannya yang teduh. aku sungguh merasakannya, tetapi aku...