I. Bunuh diri?

158 24 2
                                    

Perlu di ingatkan ⚠️
ini hanya cerita fiksi belaka, tidak ada hubungannya dengan dunia asli. ini murni dari karangan author sendiri.

***

Setelah tadi berhasil mencari tau penyebab kenapa tempatnya ditutup, sekarang mereka menuju ruangan yang di tunjuk Danu tadi.

"Disana ternyata dia Sas." Celutuk Danu.

Sastra terkekeh lalu mulai menggambar sosok yang ia lihat di dalam ruangan.

"Hawa di sini panas banget ya." Ujar Kinan.

"Gimana nggak panas Kak, banyak kuntilanak sama pocong." Celutuk Bintang.

"Entah kenapa ya aku merasa di ruangan ini tuh kayak menyimpan kesedihan yang sangat mendalam. Emosinya tuh jadi satu, marah sedih, seolah mau berontak." Urai Irina.

"Iya, saya juga merasa gitu." Saut Aji sambil mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan.

Lagi asik berbincang bincang, mereka malah mendengar tangisan pilu dari Irina. Ghina yang kebetulan di samping Irina, langsung menjauhkan dirinya.

"Kenapa nangis?" Tanya Aji, ia tau itu bukan jiwa istrinya.

Irina terus menunduk sambil mengeluarkan tangisan yang begitu sakit di dengar.

"Kamu yang bunuh diri itu ya?" Tebak Kinan sambil menunjuk tali yang menggantung di ujung atas ruangan.

Ghina mengikuti arah tangan Kinan, dan mukanya tiba-tiba menjadi shock, karena ia baru sadar ada tali bekas bunuh diri disana, seketika tubuh Ghina langsung merinding.

"T-tolongg." Rintih Irina sambil terus menangis.

"Iya kenapa? ada yang mau di ceritakan?" Tanya Aji.

"Di bunuh, nggak bunuh diri." Tangis Irina pun tambah kencang, tangis yang begitu pilu mampu membuat orang yang mendengarnya ikutan mengeluarkan air mata, terbukti ada satu crew cewe yang tiba-tiba ikut nangis.

Tim 'Uji Nyali' mengernyitkan dahinya, bingung sama perkataan Irina.

"Coba ceritakan, maksud dibunuh tuh apa?" Tanya Danu penasaran.

Irina memegang tangan Bintang sambil terus merintih kesakitan. "T- tolong, s - sakit."

Kinan menunduk, menyesuaikan tingginya dengan Irina. "Mbak coba ceritakan kejadian sebenarnya apa? Mbak bunuh diri apa di bunuh?"

"S - saya di bunuh, tolong sakit sakit." Rintihnya terus memegang tangan Bintang.

"Saya di cekek, leher saya di ikat sama tali belati terus di gantung." Racaunya.

"Ya sudah biar saya cari tau kejadian sebenarnya." Aji memegang tangan Irina sambil memejamkan matanya, menerawang kejadian yang sebenarnya pada wanita yang lagi memakai tubuh Irina.

"Wah kacau." Aji melepas tangan Irina sambil menggeleng gelengkan kepalanya.

"Kenapa Pah?" Tanya Bintang pada Aji.

"Dia di bunuh." Jawab Aji.
"Kin, coba kamu terawang, tadi saya nggak bisa lihat dengan jelas." Pinta Aji pada Kinan.

Kinan mengangguk, ia memegang tangan Irina kemudian memejamkan matanya.

Ekpresi Kinan nampak shock, meringis, seperti melihat kejadian yang mengerikan.

Kinan membuka matanya lalu melepaskan genggaman tangannya. Ia menutup mulutnya karena shock. "Dia di tarik paksa sama satu cowo ke gudang ini. Terus di perkosa secara paksa, pas udah puas leher si Mbaknya di lilit sama tali belati. Karena Mbaknya masih hidup, jadi si cowo nih sengaja gantung leher Mbaknya, jadi seolah-olah Mbaknya yang bunuh diri." Jelas Kinan pelan, ia memegang kepalanya yang nampak pusing.

Uji NyaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang