III. Braga?

90 21 5
                                    

Perlu di ingatkan ⚠️
ini hanya cerita fiksi belaka, tidak ada hubungannya dengan dunia asli. ini murni dari karangan author sendiri.

***

Ghina merebahkan dirinya dikasur, jam sudah menunjukkan pukul 11 malam. Sehabis bikin konten tentang reaction Group Korea kesukaan Ghina, yaitu Treasure, Ghina langsung mengirim videonya ke Rea untuk di edit.

Merasa bingung mau ngapain, akhirnya Ghina memilih untuk stalkerin akun Instagram Sastra.

"Siapa ya yang saat ini lagi di sukain A Sastra." Gumam Ghina berbicara sendiri.

Gara gara omongan Kinan tadi siang, ia jadi kepikiran. Apa ada salah satu bintang tamu Uji Nyali yang di sukain sama Sastra?

Ghina menyesal, kenapa pas dia jadi bintang tamu, dia nggak terlalu mendekat dengan Sastra, atau sekedar ngobrol panjang.

"Ah siall!!"
Ghina menaruh kasar ponselnya secara sembarangan, lalu menyembunyikan kepalanya di bawah bantal.

"Ouh iya tadi ada paket." Dengan cepat Ghina langsung mengambil tote bag coklat yang ia taruh di atas lemari kecil.

Tote bag yang masih terikat tali, Ghina buka. Terlihat disana ada gulungan kertas yang dihiasi dengan pita.

Karena penasaran akhirnya Ghina membuka gulungan kertasnya. Betapa terkejutnya ia melihat gambar yang ada di kertas itu.

"Ini kan wajah si hantu itu."

Hanya melihat gambarnya saja tubuh Ghina sudah merinding, padahal ia belum membaca pesan yang ada di kertas usang itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hanya melihat gambarnya saja tubuh Ghina sudah merinding, padahal ia belum membaca pesan yang ada di kertas usang itu.

Siapa yang iseng mengirimnya paket ini?. Yang cuma tau wajah hantu tersebut cuma keluarga Uji Nyali, tapi apa ia mereka sejail itu?

Setelah membacanya Ghina nampak berpikir. Ini bukan perbuatan keluarga Uji Nyali, pasalnya isi kertas itu tentang sayembara menghilangnya si Putra Mahkota, yang mana kertas itu di tulis dari jaman dahulu.

Karena penasarannya semakin tinggi, Ghina langsung mengambil ponselnya yang tergeletak di kasur. Ia mengetik "Sejarah Kerajaan Kama" di pencarian. Setelah keluar, Ghina membaca satu persatu browsernya. Ghina kaget, ternyata Kerajaan Kama beneran ada. Dan sesuai juga dengan tulisan yang ada di kertas itu bahwa nama Putra Mahkotanya "Braga?"

"Akhirnya kau membacanya, Ghina."

Nafas Ghina tersengal, jantungnya berdegup kencang. Suara ini, suara mengerikan yang terasa familiar. Sosok itu muncul kembali dihadapan Ghina.

"Kumohon jangan teriak, Ghina."

Cegatnya seolah tau kalau Ghina bakalan teriak.

Uji NyaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang