Bab 6

87 8 1
                                    

hyy everyone, aku mau ucapin makasii banyak sama kalian yang udah baca cerita tidak jelas ini hehehe

makasi juga uda mau vote dan komen, ngasih aku semangat, jujur ga nyangka sih kalo ceritaku bakalan dibaca sebanyak ini sama kalian walaupun enggak banyak banget tapi aku seneng!

sekali lagi terima kasih semuanya, love untuk kalian yang uda mau baca dan mendukung aku hehehe💘💘💘

💋💋💋

oh iya minal aidzin walfaizin semuanya! Happy Eid Mubarak!

selamat membaca dan enjoy it!

selamat membaca dan enjoy it!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

♡♡♡

Pagi yang begitu cerah membuat semua orang yang bekerja di kediaman Duke Verthic begitu semangat. Namun, tidak dengan Zelmira yang lemah, letih, lesu karena masih mengantuk. Dia dipaksa bangun pagi hari karena harus bersiap-siap untuk pelajaran etikanya.

Zelmira belum terbiasa dengan ini semua. Dia yang biasanya bangun siang harus dibiasakan bangun pagi membuat kepalanya suka pusing.

Saat ini Zelmira dan Rebecca sudah ada di ruangan yang khusus menjadi tempat Zelmira belajar etika. Semua sudah di siapkan oleh suami gilanya itu semalaman.

"Nyonya Duchess, saya membuat teh supaya anda tetap segar dan semangat untuk hari ini. Silahkan diminum, Nyonya." Ucap Rebecca dengan senyum cerianya. Membuyarkan lamunan Zelmira yang suka melamun di pagi hari.

Zelmira menatap Rebecca yang tersenyum ceria padanya. Sepertinya prinsip Rebecca itu seperti ini, 'Apa pun masalahmu, tetaplah tersenyum ceria!'

Zelmira menghela nafasnya lagi dan lagi setelah selesai menatap Rebecca dengan segala pikiran anehnya.

"Ya, terima kasih. Aku memang butuh hal yang menyegarkan untuk hari ini dan seterusnya." Jawab Zelmira malas.

Zelmira meminum teh yang diberikan Rebecca dengan perlahan-lahan sampai habis. Setelah itu memberikannya pada Rebecca.

"Apa gurunya memang sengaja terlambat untuk hari ini? Apa dia tidak tahu kalau waktu itu sangat berharga bagiku?" gerutu Zelmira pada Rebecca sembari meletakan kepalanya di atas meja di depannya.

Sepertinya Zelmira harus berkaca, ucapan dan perilakunya semasa di dunia aslinya tidak sepadan dengan apa yang dia ucapkan sekarang.

"Sebentar Nyonya, saya akan tanya sama Ksatria Ramos." Rebecca keluar dari ruangan.

Beberapa menit berlalu, Rebecca kembali lagi, tetapi tidak sendiri, dia bersama seorang wanita paruh baya.

"Nyonya, guru anda sudah datang!" seru Rebecca sangat bersemangat.

Zelmira mengangkat kepalanya, dan pertama kali yang dia lihat ada seorang wanita paruh baya. Zelmira tebak umurnya sama seperti sang nenek di dunia aslinya.

Our Different World Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang