5. DAWAI GAMAKA

594 87 13
                                    

     Seperti yang sudah di sepakati hari kemarin. Anak-anak Gamaka kini sudah berkumpul di studio band milik Marka. Dan karena mereka sudah berjanji akan datang lebih awal. Kini mereka tengah berlatih ringan untuk menghadapi orang agensi yang katanya ingin melihat potensi mereka.

     Layaknya hari-hari biasanya. Fathur akan tetap dengan keyboardnya, Hanendra akan tetap dengan gitarnya, Gisel juga tetap menjadi vokalis utama. Yang berubah hanya Ihsan. Jika, biasanya Ihsan akan bermain kajon sebagai alat musik andalannya. Kini Ihsan di tunjuk oleh Hanendra untuk memegang drum.

     "Udah bagus kok, San," ucap Gisel saat mereka berhasil menyelesaikan satu lagu.

     Ihsan sedikit meringis dengan ragu. "Tangan gue masih agak kaku."

     Hanendra mendekat lalu memberikan sebotol minuman isotonik. "Awal-awal pasti susah. Tapi permainan lo udah bagus banget, San. Gue apresiasi."

     Ihsan seketika membuat wajah sedih lalu menubruk tubuh Hanendra untuk memeluknya dengan erat. "Huhu, gue terharu banget."

     "Maho!" teriak Hanendra melepas pelukannya. Ihsan hanya tertawa mendengar teriakan temannya itu.

     Tak lama dari itu orang yang di maksud oleh Marka datang dan membuka pintu. Anak-anak Gamaka langsung bangkit dan mendatangi orang yang di maksud lantas bersalaman.

     "Maaf, saya terlambat."

     "Belum terlambat banget kok Pak Danu," balas Gisel dengan senyumnya.

     "Baik, kalau gitu kita mulai ngobrolnya, ya? Tapi sebelum itu. Saya mau liat penampilan kalian dulu."

     "Boleh, Pak," kata Hanendra.

     Seketika semua orang langsung menuju posisinya masing-masing.

     "Loh, seingat saya kamu main kajon, kan setiap perfom?" Pak Danu menunjuk ke arah Ihsan.

     "Biasanya saya megang kajon karena emang gampang di bawa-bawa buat perfome, Pak. Tapi kalau emang di tempat perfomenya alat musiknya lengkap, saya yang megang drum. Udah lama banget sejak terakhir kali megang drum, sih sebenernya."

     Pak Danu manggut-manggut. "Boleh saya request?"

     "Silahkan, Pak."

     "Saya mau dengar Dewa 19 yang Kirana."

     Gisel meneguk ludahnya panik. Ia tak menyangka bahwa Pak Danu akan meminta lagu yang agak sulit untuk di bawakan olehnya. Gadis itu menatap Hanendra seolah meminta persetujuan. Hanendra pun menatap Gisel kemudian mengangguk mantap sembari berucap pelan 'bisa!'.

     Anak-anak Gamaka mulai melakukan penampilannya. Membawakan lagu Kirana dari band terkenal di Indonesia itu. Dengan ciri khas vokal yang Gisel dan Hanendra punya. Mereka melakukannya dengan baik. Pak Danu bahkan sampai bertepuk tangan melihat penampilan mereka.

     "Kalian punya potensi. Apalagi chemistry antara pemegang vokal, saya sangat suka sekali. Kalian berdua punya ciri khas masing-masing dalam bernyanyi. Tapi itu tidak membuat suara kalian menubruk. Saya sangat menikmatinya."

     "Terimakasih banyak, Pak."

     Lantas kemudian pembicaraan berlanjut lebih serius. Mereka membicarakan yang berhubungan dengan di kontraknya mereka oleh agensi yang di tawarkan oleh Pak Danu. Beberapa kali terlihat Gamaka atau lebih tepatnya Hanendra bernegosiasi macam-macam yang sekiranya tak membuat mereka nyaman. Hingga akhirnya keputusan mereka bulat dengan hasil akhir, Gamaka akan di kontrak selama 3 tahun. Tanda tangan kontrak akan di lakukan di agensinya langsung.

Dawai Gamaka || Lee Haechan [DONE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang