9. DAWAI GAMAKA

676 90 10
                                    

     Rencana boys time gagal berujung mood Hanendra yang berubah berantakan. Amarahnya pada Reza karena sudah berani menduakan sahabatnya terus bergemuruh dalam benaknya. Ia merasa tak cukup kalau hanya 2 kali meninju wajah laki-laki bajingan tadi.

     "Kenapa lo milih buat gak bilang ke Gisel?"

     Lamunannya seketika pecah kala suara Nanda masuk ke dalam telinganya. Adiknya itu datang dari arah belakang dengan membawa 2 kaleng softdrink.

     Hanendra hanya diam. Ia terlalu malas untuk menjawab pertanyaan adiknya itu.

     Tapi namanya Nanda. Ia tidak akan menyerah begitu saja. Meski wajah sang abang yang sudah terlihat masam dan benar-benar tidak bersahabat. Tapi bagi Nanda itu tidak menakutkan sama sekali. Kalau Adi sama Caraka yang liat udah bisa di pastikan kalau mereka akan ketakutan.

     "Selingkuh itu penyakit. Kalau udah sekali selingkuh. Pasti nantinya bakal selingkuh lagi. Sekarang lo malah milih buat gak nyeritain itu ke Gisel."

     "Mending lo diem, Na. Gue males ngobrol."

     Nanda mendengus. "Dengan cara lo gak ngomong ke Gisel. Malah bikin Gisel ngerasa di bohongin."

     Hanendra mendecak kasar. Paling tidak bisa jika harus melawan Nanda. "Lo gak bisa liat sesayang apa Gisel ke Reza? Gue bisa liat itu dari mata Gisel. Gue cuma nyoba buat perbaikin hubungannya Gisel sama Reza. Dan itu cuma berlaku sekali. Gue gak bakal ngasih kesempatan lagi kalau Reza malah selingkuh buat yang kedua kalinya."

     Nanda tertawa dalam hatinya setelah berhasil membuat sang abang bercerita kepadanya.

     "Kalau Reza sama Gisel putus. Lo bakal maju?"

     "Gue gak tau," balasnya sembari mengangkat kedua bahunya.

     "Kenapa? Bukannya kalau Reza sama Gisel putus. Lo punya kesempatan buat jadian sama Gisel?"

     "Rasanya gak bakal segampang itu. Apalagi kalau beneran cintanya Gisel abis di Reza. Gue gak mau sakit hati."

     Nanda mendecih pelan sembari mendelik. "Dih, cemen!"

     Si abang hanya diam tak merespon. Sementara kepalanya terberkelana pada situasi yang baru saja ia hadapi serta respon yang akan Gisel berikan jika ia tahu tentang hal ini. Ia masih mau memberikan Reza kesempatan yang kedua kali untuk memperbaiki kesalahannya. Ia selalu berpikir bahwa siapapun berhak mendapat kesempatan. Dan itu berlaku untuk Reza. Apalagi Hanendra tau dengan pasti tatapan Gisel yang begitu memuja pacarnya. Ia bisa menarik kesimpulan dengan mudah. Bahwa Gisel punya rasa yang begitu besar untuk Reza. Ia tidak mau Gisel sedih. Biarlah orang berkata ia bodoh. Dia tidak peduli.



*****

    

     Panggung pertama setelah lagu mereka rilis. Festival musik di monas. Panggung besar kedua setelah panggung kemanusiaan dulu. Disana Gamaka terlihat berkali-kali menghembuskan nafasnya secara teratur agar mereka bisa mendapatkan ketenangan.

      "Deg degan banget anjir," ujar Ihsan menautkan tangannya.

     Hanendra yang tengah membenarkan rambutnya tertawa kecil. Jangankan Ihsan, dirinya sendiri pun merasakan hal itu juga. Padahal mereka sudah terbiasa manggung di beberapa panggung. Tapi kali ini rasanya sangat beda. Bukan karena kondisi panggung yang sangat luas. Tapi juga ini adalah penampilan pertama mereka dengan lagu mereka sendiri.

     Hanendra benar-benar berharap bahwa lagu milik mereka ini akan di terima oleh masyarakat atau bahkan di cintai.

     "Gengs!"

Dawai Gamaka || Lee Haechan [DONE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang