Sejak kejadian semalam. Tentang Hanendra yang membawa pulang seorang gadis dari cafe, akhirnya menjadi perbincangan heboh di Gamaka. Fathur dan Ihsan terus saja bertanya perihal Gadis yang di temui Hanendra di cafe.
"Ketawa mulu lu kuda! Jawab kek siapa?" Fathur berucap kesal karena Hanendra hanya tertawa dan tidak benar-benar menjawab pertanyaan mereka.
"Dari tadi juga gue jawab."
"Crush lo yang ceritain itu, ya, Han?" celetuk Gisel yang sedari tadi entah kenapa terlihat senyap.
"Anjir? Seorang playboy cap badak kaya lo ternyata punya crush?!" teriak Ihsan heboh.
"Sumpah? Itu crush lo, Han? Anak mana?"
Lagi lagi dan lagi, Hanendra hanya tertawa. "Lo liat dari mana sih sampai gue di cap palyboy gitu?"
Gisel mendengus kesal. "Itu WA udah kaya asrama cewek masih aja ngerasa bukan playboy," ucapnya.
"Kaya yang pernah buka WA gue aja."
"Enggak, sih. Tapi udah bisa gue pastiin kalau WA lo isinya cewek semua." Gisel berucap dengan begitu yakin.
Hanendra menggeleng mendengar penuturan temannya itu. Terkadang ia merasa benar-benar tidak mengerti mengapa teman-temannya selalu berkata bahwa ia adalah laki-laki yang suka menggoda perempuan. Padahal ia hanya bersikap apa adanya. Ya, sesekali menggoda sebagai bentuk pendekatan. Karena pada kenyataannya hatinya masih stuck di satu nama. Hingga ia tidak pernah bersungguh-sungguh untuk menggoda orang lain. Entah, lah itu hanya perasaanya saja.
"Namanya Ressa. Emang kebetulan aja ketemu di toilet. Ternyata emang dia lagi ada trouble. Dan di tinggalin kakak sepupunya. Gue gak tega. Ya, gue anter pulang aja."
Teman-temannya membulatkan mulut mereka kompak kecuali Gisel. "Cocok sama lo, Han," celetuk Ihsan di hadiahi kekehan kecil dari si persona yang tengah jadi hot topik sekarang.
"Tiba-tiba?" tanya Hanendra aneh.
"Vibes dia rada mirip Gisel gak, sih?" Fathur menatap Gisel.
Hanendra seketika menatap Gisel yang juga menatapnya. "Sedikit. Bukan tipikal cewe yang feminim banget." Hanendra berujar sembari menatap lekat Gisel yang juga tak mengalihkan tatapannya.
Dunia seolah terdiam kala keduanya beradu pandang. Entah mengapa telinga mereka seolah tuli akan suara di sekitarnya. Gisel tidak mengerti. Tatapan Hanendra terlihat sangat tulus dan hangat. Entah mengapa ia bisa merasakan itu. Hingga detik kelima. Jantungnya seketika berdegup kencang. Gisel reflek melotot dan segera mengalihkan pandangannya.
Gue kenapa? kalimat itu seketika mencuat di benaknya, kala jantungnya tiba-tiba saja berdegup kencang hanya karena menatap teman laki-lakinya itu.
Gisel menggeleng pelan berusaha mengusir semua pertanyaan-pertanyaan gila yang terus berputar di alam bawah sadarnya.
Hingga musik El Dorado dari grup EXO mengalun masuk ke dalam telinganya, membawa kesadarannya kembali. Di sana tertera nama kekasihnya. Lantas saja dengan segera Gisel mengangkat telepon itu dan bergerak menjauh dari sana.
Sementara Hanendra yang ikut merasakan degupan keras pada jantungnya hanya bisa berdiam diri di sana. Dengan sesekali berteriak pada kewarasannya agar tau diri. Bahwa, sahabatnya itu sudah memiliki dunianya. Dan ia tak berhak untuk terus menaruh perasaannya ini.
Tak lama Gisel kembali. Gadis itu lantas membereskan barang-barangnya. Menarik fokus ketiga temannya.
"Kemana?" tanya Ihsan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dawai Gamaka || Lee Haechan [DONE]
FanfictionSpin off Dear Mahanta Gimana rasanya kena Friendzone? Gak tau, tanya aja Hanendra Book ini aku buat singkat. Gak akan sepanjang yang Dear Mahanta Maybe? Wkwk Btw, yang belum baca Dear Mahanta, boleh mampir dulu kesana:) Ada kisahnya Rafa juga di Ba...