10. DAWAI GAMAKA

541 82 7
                                    

Senin sore
Hari dimana banyak sekali orang yang tidak menyukainya.
Tapi, terimakasih
Karena sudah melalui hari ini dengan baik
U guys did well!!
Jangan pudar semangat buat hari Selasa, ya.

Happy Reading sayang 💚


=====


     Takdir memang begitu lucu. Hal-hal yang sangat ingin kita cari akan terasa begitu sulit di temukan. Tapi jika hal itu tidak di cari. Takdir selalu akan mempertemukannya dalam waktu yang tidak pernah di sadari.

     Hari ini sudah kedua kalinya Hanendra melihat lagi Reza menggandeng seorang gadis yang tidak ia kenali. Ia melihat dengan jelas bagaimana Reza bermesraan dengan seorang gadis yang ia yakin kalau itu bukanlah Gisel; sahabatnya. Tak seperti saat pertama kali yang langsung melayangkan pukulannya. Kali ini Hanendra berusaha tenang dan melihat akan sampai sejauh mana Reza bermain di belakang sahabatnya itu.

     Ia memperhatikan dari jauh perilaku kurang ajar pacar sahabatnya itu. Sebelumnya pun ia sudah mengkonfirmasi pada Gisel bahwa gadis itu memang ada di rumah.

     Bahkan tidak sampai di situ. Hanendra benar-benar mengikuti Reza sampai ia ke rumahnya. Sebelum benar-benar masuk ke dalam rumahnya. Hanendra segera menjegal tangan laki-laki itu.

     Reza yang di tarik secara tiba-tiba seketika terperanjat kaget.

     "Lo—

     "Gue lagi gak mau bikin lukisan biru di wajah lo. Tapi sebagai gantinya gue mau ngobrol."

     Tentu saja Reza merasa janggal atas sikap Hanendra yang tiba-tiba itu. "Ngobrol?"

     "Perasaan lo sama sahabat gue beneran ada atau cuma pura-pura?"

     Sejenak Reza terdiam. Ia merasa linglung atas sikap Hanendra yang sangat tiba-tiba itu.

     Melihat Reza yang hanya diam tanpa membalas pertanyaannya membuat Hanendra mendecak kesal. "Bisa tinggal jawab aja, gak? Gue beneran lagi nahan tangan buat gak nonjok lo sekarang," ucapnya dingin.

     "Ada. Gue beneran suka sama Gisel. Gue sayang sama dia."

     "Terus? Maksud lo main di belakang Gisel, tuh apaan?"

     Terdengar Reza menghembuskan nafasnya berat. Ia mengusap wajahnya gusar. Ada rasa tidak enak dalam hatinya untuk memberitahukan hal ini. "Sorry, Han. Gue gak bermaksud buat main-main sama perasaan Gisel. Tapi kedatangan mantan gue baru-baru ini, malah ngebangkitin rasa yang harusnya udah gue lupain. Gue sayang Gisel, Han. Tapi gue juga gak bisa munafik kalau gue masih punya ruang buat orang lama itu."

     Mendengar penjelasan itu tentu saja rahang Hanendra mengeras. Ia ingin sekali meninju wajah laki-laki di hadapannya ini karena sudah berani berbuat seperti itu terhadap sahabatnya. "Harusnya lo tau prioritas. Kalau emang lo masih sayang Gisel tapi masih belum selesai sama masa lalu lo. Minimal sekarang lo usahain buat selalu prioritasin Gisel. Yang notabenenya itu pacar lo. Sementara mantan lo itu cuma hadir. Emang ada dia ngajak balikan?"

     "Gak ada."

     "Dan bajingannya, lo malah ngomong kalau gue sama Gisel udah kaya orang yang selingkuh. Padahal dirinya sendiri yang justru belum selesai sama masa lalunya."

     Reza tersenyum meremehkan. "Faktanya emang gitu, kan? Emangnya lo gak ngerasa kalau lo sama Gisel itu udah kaya orang yang pacaran? Dulu sebelum gue jadian sama Gisel aja, kalian pegangan tangan, pelukan bahkan sampe suap-suapan di kantin. Lo pikir itu wajar, Han? Gue cowok. Dan gue bisa tau gimana gelagat cowo kalau lagi suka sama seseorang."

Dawai Gamaka || Lee Haechan [DONE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang