{6}

7.5K 617 7
                                    

Sudah hampir 3 bulan Sejak Leon kembali ke hidup dan menginjakkan kakinya kembali ke Indonesia dan sedikit lagi akan mendekati ujian akhir semester, Leon tidak terlalu mengambil pusing tentang saudara saudaranya ataupun Daddynya, yang dia perdulikan hanya Mamanya.

Leon selalu menghindar dari Ara yang selalu mencari perhatian darinya, di sekolah, di rumah, di manapun saat mereka bertemu!

bahkan pernah masuk ke kamarnya di tengah malam saat Leon lupa mengunci pintu kamarnya dengan alasan AC di kamarnya mati dan ingin tidur di kamar Leon, memikirkan tidur bersama cacing itu saja sudah membuat Leon merinding.

Rean dan Reon sudah selesai ujian dan kini mereka sudah libur panjang, Leon bersyukur karena itu, setidaknya pengusik hidupnya dari sekolah ini sudah berkurang.

Yang dipikirkan Leon sekarang adalah Max yang sejak dua bulan lalu sangat jarang muncul dan menganggunya, biarpun saat dia muncul' max akan terburu buru dalam berbicara dan kemudian kembali menghilang.

"Leon, ey!"

Leon sedikit tersentak saat mendengar panggilan itu, menatap Daniel yang berada di sampingnya dengan tatapan bingung.

"Hah?"

"Hah hoh hah hoh, melamun Mulu lu! Lamunin apaan? Istri lu bentar lagi lahiran? Kurang dana?"

Ucap Daniel sambil tertawa dan menepuk nepuk bahu Leon, sedangkan Leon hanya mendengus dan memutar matanya malas.

"Terserah"

"Udah, ayo balik. Balapannya udah selesai juga" ucap Zen yang tiba tiba berbicara dari belakang mereka berdua.

"Udah jam 3 pagi" ucap Zen lagi.

Mereka bertiga memutuskan untuk pulang setelah melewati malam yang seru.

Besok hari Minggu, jadi mereka tidak akan khawatir dengan yang namanya pulang terlambat ataupun bangun kesiangan karena besok sekolah. Hal ini sudah menjadi kebiasaan untuk mereka bertiga.

Sebenarnya saat ini hanya Leon yang masih pergi bersekolah setiap pagi, karena Zenael dan Daniel sudah lulus dan sedang libur panjang.

Setiap malam Minggu jika kekasih Zen atau Daniel tidak meminta untuk jalan jalan maka mereka bertiga akan keluar bersama ke area balapan yang diisi dengan orang orang kaya, arena balapan yang bahkan polisi tidak berani mengusiknya.

Balapan disana atau hanya sekedar menonton hingga bosan.
.
.
.
.
.
.

Leon memarkirkan mobilnya di garasi dan keluar dari mobilnya, matanya tidak sengaja menangkap mobil yang terlihat asing terparkir di parkiran mereka, namun setelah itu mengangkat bahunya acuh dan berjalan masuk ke dalam Mansion yang sudah sangat sepi dan hening.

Leon menuangkan air ke gelasnya dari teko yang berada di meja makan karena merasa haus.

"Dari mana?" Leon menarik nafasnya karena terkejut setelah mendengar suara Datar dan berat dari arah tangga, menoleh ke arah tangga dan melihat Allan' Abang pertama Leon.

Leon mendengus dan meminum airnya, tidak memperdulikan saat Allan berjalan mendekatinya dan mengambil gelas lain dan mengisi gelasnya sendiri dengan air.

"Dari mana, Leon?" Allan, ulang bertanya pada Leon yang terlihat acuh tak acuh.

"Main, sama temen"

"Sampai selarut ini?"

"Iya, kenapa?"

Leon, balik bertanya. Dia tidak mempunyai dendam apa apa terhadap Abang pertamanya ini, karena dari ingatannya' Allan sama sekali tidak punya masalah apa apa dengannya, bahkan di ingatannya Allan adalah Abang yang paling dekat dengannya saat Leon masih kanak-kanak.

"Tidak, pergilah tidur"

Leon, menatap Allan dengan kening yang sedikit mengkerut namun memutuskan untuk mengambil pusing dan langsung pergi ke kamarnya tanpa membalas perkataan Allan.

Leon masuk ke kamar dan tidak lupa mengunci pintunya, melepaskan jaketnya dan sepatunya dengan asal lalu membaringkan tubuhnya di ranjangnya yang besar dan empuk.

"Hey Max, anjing kau dimana?" Leon memanggil Max sambil menatap langit langit kamarnya, berharap jika Max akan menjawabnya.

"Umm.. Y_ya Tuan? Tuan~ jangan panggil saya dengan sebutan anjing~" Max berbicara dengan nada merengek, sedangkan Leon hanya terkekeh geli dan berdehem pelan.

"Tergantung Kondisi"

"Tuan!" Pekik Max dengan kuat hingga telinga Leon terasa sedikit mendengung.

"Don't shout" Ucap Leon dengan nada rendah, dia paling tidak suka dengan teriakan melengking seperti itu.

"Sorry Master :⁠'⁠( " Ucap Max Dengan sedikit takut, harus dia akui jika sebenarnya dia takut pada Leon.

"Lupakan, Kau dari mana ?"

"Huh?"

"Kau selalu datang dan berbicara dengan terburu buru, lalu setelah itu langsung menghilang. Apa terjadi sesuatu?"

"Ohh.. Tuan~ apakah anda mengkhawatirkan saya?"

"Ya, sekarang jawab pertanyaanku"

Max menahan pekikannya, untung saja rupanya tidak tergambar di kepala Leon, hanya suaranya saja. Jika tidak, mungkin Leon sudah melihat Max sedang gelepar gelepar seperti ikan.

"Max?"

"OH! Maaf Tuan, saya tidak kemana mana. Saya hanya punya tugas lain, Dann.. dann ada yang harus saya beri tahu pada anda"

"Apa itu"

"Tuan, saya tidak akan menjadi sistem lagi. Saya akan hidup!"

"Huh?" Leon mengkerut kan keningnya bingung, otak jeniusnya tersumbat di saat saat seperti ini.

"Maksudnya?"

"Ughh.. maksud saya Tuan, Saya tidak akan menjadi sistem lagi di kepala anda, saya akan hidup menjadi manusia seperti anda"

"Ohh..aku tidak tau jika kau bisa menjadi manusia"

"Karena Saya yang pertama Tuan!"

"Bodoh, kenapa kau ingin menjadi manusia?"

"Umm.. karena... Karena, karenasayamenyukaiandatuankarenaitusayainginmenjadimanusiaagarsayabisabersamaanda"

"Hah? apa? " Leon total bingung, sama sekali tidak mengerti dengan perkataan Max yang sangat cepat dan Max mengucapkannya seperti hanya bergumam.

"OKE! SELAMAT TINGGAL TUAN! KITA AKAN BERTEMU SAAT SAYA SUDAH MENJADI MANUSIA!"

Max, tiba tiba menghilang dan tidak menjawab panggilan Leon sama sekali.

"Max! Max! Hey kau anjing! Jawab Aku!"

Leon, terus mengumpat dan memanggil manggil Max. Sial, dia sangat penasaran dengan alasan Max menjadi manusia.

"Aku akan menghajarmu tepat saat kita bertemu max"

Leon mendengus dan memejamkan matanya lelah, sebenarnya agak merasa menyesal karena tidak membuat statusnya menjadi 100% keseluruhannya dan tidak menukarkan poin yang dia dapat saat menyelesaikan misi dengan yang, sial! Sayang sekali.

Tapi kemudian Leon teringat dengan misi pertama dan sekarang menjadi misi terakhirnya juga, Misi yang tiba tiba terselesaikan tanpa dia tau sebabnya.

"Apa memang seaneh ini? Atau aku melewatkan sesuatu?













Oke! Pay payy di chapter berikutnya!!

Jangan lupa Voment sayang! Wuff uu!

MY NEW LIFE (BL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang