{10}

7.4K 642 13
                                    

Vote duluu!

Pusing.

Itulah kata yang bisa menggambarkan keadaan Leon di hari yang tidak cerah ini, saat ini dia sedang nongkrong sendirian di cafe.

Menatap keluar melalui kaca cafe yang menghadap langsung ke arah jalanan yang nampak sepi karena sedang hujan deras, hanya terlihat beberapa mobil yang berlalu lalang.

Leon menghela nafasnya dengan rileks, keadaan yang tenang dan dingin membantu menyegarkan otaknya sedikit.

"Anjing, ini hari banyak amat yang bikin sakit kepala' elah" bergumam pelan sambil menyesap Espressonya dengan Nikmat.

Hari ini dia mulai mengikuti tahap tahap ujian untuk aklerasinya, ujian untuknya menjadi lebih panjang. Karena saat teman teman seangkatannya ujian untuk kenaikan kelas nanti, dia sudah diluluskan karena ujian akselerasi yang akan diikutinya selama 2 setengah Minggu itu.

Guru pembimbingnya sudah mengatakan agar jadwalnya dibagi menjadi beberapa hari saja seminggu, kemudian dilanjutkan di Minggu berikutnya. Tapi, Leon menolak dan malah ingin ujian setiap hari selama dua setengah Minggu itu, biar cepat katanya.

Ujian pagi hingga siang, belum lagi saat dia pulang kerumahnya, dia diseret lagi ke ruangan Allan.

Flashback

Leon menguap kecil sambil memutar mutar kunci motornya di jari telunjuknya, berjalan masuk ke dalam Mansion menuju kamarnya, otaknya sedikit lelah sehabis ujian 3 mapel hari ini.

Sudah memegang knop pintu kamarnya, sebelum suara berat yang sangat dikenalnya memanggil namanya.

"Leon."

Leon menoleh ke arah suara yang memanggilnya, menaikkan alisnya untuk menjawab Arkan yang tadi memanggilnya.

"Ke Ruangan Allan, Ada yang ingin dibicarakan kembali"

Arkan berbicara dengan nada datar seperti biasa, sedangkan Leon mendengus dan berdehem pelan.

"Ya, habis gua ganti baju"

Leon masuk ke kamarnya dan mengganti pakaiannya dengan santai, bahkan masih sempat sempatnya ber chatting ria dengan para sahabatnya.

Menurutnya, itu tidak terlalu penting hingga membuatnya terburu buru. Lalu setelah puas, baru dia pergi ke Ruangan Allan yang berisi Allan, Arkan, Dan si kembar yang kini menatapnya tepat setelah dirinya membuka pintu.

"Cepat" Leon berujar datar sambil duduk di sebelah Allan, Menatap ke arah Arkan yang berada di sofa single.

Dia yang ditunggu, dia juga yang tidak sabaran. Emang kurang ajar

"Rean dan Reon sudah diberi tahu tentang semuanya" Arkan memulai pembicaraan.

"Terus?"

"Karena itu, Daddy ingin kalian tetap bersikap normal seperti biasanya pada Ara dan Sofia. Jika mereka menyadari sikap kalian yang berubah drastis, Sofia akan mengadu pada Opa kalian"

"Seharusnya, lu bilang itu ke Si kembar doang. Gausah ke gua, lu tau gimana gua ke istri kedua lu itu sama 'saudara' lu"

Leon menyeringai bermaksud untuk mengejek Arkan yang berwajah semakin datar.

Arkan sudah tau jika Ara adalah anak Ayahnya, pantas saja saat dulu tes DNA hasilnya positif. Karena kenyataannya mereka memang satu Ayah walaupun beda ibu. Ara itu saudaranya, bukan Anaknya karena itulah saat mengetahui fakta ini, mendengar Ara memanggilnya dengan sebutan Daddy, Arkan sedikit ngeri.

"Udah? Gua mau pergi"

"Jangan gegabah, Leon. Bersabar hingga kita menemukan rencana untuk menyingkirkan mereka bertiga"

"Hm, lu harus cepat Arkan. Jangan buat Mama menderita lebih lama"

Leon, beranjak dari duduknya dan langsung pergi dari ruangan itu. Mengambil kunci mobilnya untuk pergi keluar dari mansion berencana untuk berjalan jalan.

Flashback end

Leon, menghela nafas panjang dan kemudian memutuskan untuk bermain game online di ponselnya Mumpung ada wifi gratis dari cafe.

Bermain dengan serius hingga suara segerombolan emak emak hits yang duduk tidak jauh darinya terlihat berbicara dengan sedikit keras hingga terdengar olehnya.

'aduhh.. kasihan banget anaknya, emang bapaknya biadap ya bund'

'iya, Kasihan banget ya cin.. dibunuh bapak sendiri'

'takut banget sama orang pecandu kaya gituu ih! Anak sendiri aja dibunuh, gila tu orang ah'

Leon, mengeluarkan game onlinenya dan menatap ke arah Tv yang ada di cafe yang menayangkan sebuah berita terbaru dan ditayangkan secara Live.

Berita itu menyoroti sebuah pria yang menjadi pelaku.

Tapi tunggu..

Mata Leon, melotot saat melihat berita itu. Itu ayahnya! Orang yang membunuhnya sebelum bertransmigrasi ke tubuh barunya sekarang.

'fuck! Baru terungkap sekarang?! Lama sekali!!!' Batin Leon berteriak.

'Pelaku saat ini sudah diamankan oleh Polisi setelah polisi berhasil mengungkapkan fakta yang sebenarnya.

Sebelumnya pelaku melaporkan, jika Korban meninggal karena bunuh diri dengan menggantungkan dirinya di kamarnya, Namun..'

"Tolol si anjing, Kepala becah berdarah darah malah digantungin, Bodoh elah"

Leon, bergumam pelan sambil menatap datar ke Tv itu. Sama sekali tidak sedih melihat berita itu, ayahnya yang lama sudah ditangkap polisi dan tubuh lamanya sudah dikubur.

Mendecih pelan dan melanjutkan bermain game, tidak ambil pusing dengan berita itu sama sekali.

Omong omong, dia sedikit merindukan max yang biasanya merecokinya hingga kesal.

'damn max, kapan lu balik ke gua?'













Pay payy di chapter berikutnya!!
Jangan lupa Voment dan rajin rajin ninggalin jejak!!

MY NEW LIFE (BL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang