Vote duluu!!
Ini sudah malam dan udara terasa lebih dingin karena Hujan yang baru saja berhenti. Namun, Leon tampak tidak perduli dengan udara yang dingin dan terus berjalan menyusuri trotoar yang masih basah.
Dia meninggalkan mobilnya di parkiran rumah sakit dan memutuskan berjalan kaki untuk sekedar berkeliling. Tidak jauh, gedung rumah sakit itu masih terlihat.
Leon menoleh ke arah taman yang nampak sangat sepi, tidak terlihat satupun manusia di sana. Tentu saja, siapa yang bermain di taman saat pukul 8 malam? Apa lagi keadaan baru saja selesai hujan, pasti orang orang akan memilih mendekam di rumah mereka masing masing dan bergulung di selimut yang hangat.
Mudah mudahan tidak ada hantu yang menampakkan diri, Leon lebih suka menghadapi yang nyata dan terlihat dari pada segala sesuatu yang tidak terlihat namun ada.
Leon menatap ke kanan dan ke kiri untuk melihat lihat, tidak melihat lurus karena dia pikir tidak akan ada orang yang akan lewat.
Lagi pula tubuhnya besar dan tinggi, orang mana yang akan menabraknya? Pasti orang itu punya penyakit mata yang parah.
'bruk!'
"Akh! Shh.." langkah Leon terhenti dan menunduk untuk melihat seseorang yang baru saja menabraknya sedang terduduk di trotoar, orang itu di baluti oleh Hoodie Biru langit dan memiliki telinga kelinci di tudungnya.
Entahlah siapa yang menabrak lebih dulu.
"Sorry, lu gapapa?" Ucap Leon sedikit kasihan saat tidak sengaja mendengar rengekan kecil dari orang itu, tubuh orang yang terjatuh itu lebih kecil dari tubuh Leon.
Berjongkok untuk menyamakan tingginya pada orang itu yang masih saja terduduk dan merengek.
"Gapapa? Mana yang sakit?" Leon, bertanya dengan lembut. Dia pikir jika orang yang didepannya itu adalah bocil, tidak mungkin dia ngamuk ngamuk pada anak kecil kan?
Tepat saat orang itu mendongak, nafas Leon tercekat dan menggigit pipi dalamnya untuk menahan gemas.
Mata doe yang nampak berkilauan karena air mata yang siap tumpah, pipi gemuk dan nampak lembut itu terlihat nampak sedikit memerah karena udara dingin, bibir mungil yang nampak sangat menggiurkan dan seperti memanggilnya untuk melumat bibir manis itu hingga bengkak.
Leon sedikit bingung saat mata menggemaskan itu terlihat berbinar tiba tiba, seperti menemukan sesuatu yang luar biasa.
"Tuan!" Pemuda manis itu memekik dan langsung menerjang tubuh Leon hingga terduduk di trotoar itu, memeluk tubuh Leon dengan erat hingga tidak sadar sudah naik ke pangkuan Leon yang masih terdiam.
"Tuan? Hah?" Leon bingung, menatap wajah menggemaskan itu dengan intens.
"Ck, ini saya Tuan! Max! Sistem yang bersama anda! Saya sudah menjadi manusia!" Max sedikit cemberut dan menatap wajah tampan Leon yang terlihat syok.
"Are you kidding me?"
"Ishhh! Nou!" Max, cemberut lucu dan melipat kedua tangannya di depan dadanya. Mencoba untuk terlihat seram dan marah, namun kita tau itu sia sia.
Leon tersadar dari keterkejutannya. Menyangga tubuh Mungil max dengan salah satu lengannya dan langsung bangun dari duduknya, melangkahkan kaki panjangnya dengan cepat menuju kembali ke parkiran rumah sakit untuk mengambil mobilnya.
Menggendong tubuh Max seperti koala tanpa beban sama sekali.
.
.
.
.
.
."Jelaskan" tegas Leon sambil menatap Max yang nampak gugup di sebelahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY NEW LIFE (BL)
Fanfiction"Ugh, shit kepalaku sakit sekali !" "hallo Tuan! perkenalan saya Sistem 05 yang siap membantu anda untuk menjalani hidup baru anda!" "Sial, kenapa aku hidup lagi bajingan !" . . . . "Bodoh, kenapa kau ingin menjadi manusia?" "Umm.. karena... Karena...