{16}

5.2K 460 32
                                    

Vote duluu!!

Leon mengabsen isi kebun binatang di dalam hatinya sambil berjalan masuk kedalam mansion Ganendra dengan perasaan dongkol.

Arkan menghubunginya dan menyuruhnya pulang dengan alasan penting, Leon bersumpah jika itu tidak sepenting yang Arkan bilang maka Leon tidak akan menjawab panggilan dari Daddynya itu selama setahun.

Dia ingin bersama Xavier lebih lama, kenapa orang orang ini selalu mengganggu waktu mereka?

"Ihh..Abang Eon pulangg~" Rengekan manja yang paling Leon benci terdengar nyaring dan menyakiti telinganya.

Ara masih terus merengek rengek manja dan berlari kecil mendekati Leon yang baru saja memasuki ruang keluarga, bergelayut manja di lengan kekar Leon dan memeluknya erat, memberikan remasan lembut dan elusan menggoda di lengan Leon.

"Abang Eon kenapa pulangnya jadi sering lama lama ungg~" kata Ara.

Leon memejamkan matanya dan menarik nafasnya dalam, menelan salivanya dengan susah payah untuk berusaha menahan keinginannya untuk menjambak dan mencekik Ara hingga mati.

"Bukan urusanmu, lepas." Leon menggerakkan lengannya agar ulat sagu Yang terus menerus menempel di lengannya agar melepaskan pelukannya. Namun, bukannya terlepas malah pelukan Ara semakin erat dan lengan Leon menjadi menempel di dada Ara.

Leon be like: "ewhhh..".

Leon akan senang jika lengannya dipeluk seperti itu oleh Xavier, Leon memang bukan sepenuhnya Gay tapi jika untuk Xavier He's 100% gay.

'bruk!'

"Akhh.. hiks hiks~ Abang Eon jahat!" Ringisan dan isakan Ara mulai terdengar nyaring saat Leon dengan kasar menghempas Ara dari lengannya.

Persetan dengan menyakiti wanita, tapi wanita yang satu ini memang perlu diberikan pelajaran yang berharga dari Leon.

"Jangan pernah menyentuhku, Bajingan."

Memandang Ara yang kini terduduk di Lantai dengan wajahnya yang basah oleh air mata sambil memegangi pinggangnya yang mungkin terasa sakit karena terbentur meja saat Leon menghempaskan tubuhnya.

Leon tidak menyesal, dia menganggap itu bukan hal yang salah.

Dengan acuh berjalan ke Ruangan Daddynya, membuka pintu ruangan itu dan duduk di sofa.

Sedangkan Arkan hanya menghela nafas panjang, Sudah mulai terbiasa dengan perilaku putra bungsunya ini.

"Katakan cepat." Kata Leon

"Kau selalu terburu buru jika berbicara dengan Daddy, Leon."

Arkan merapihkan berkas berkasnya yang sedikit berantakan lalu beranjak dari meja kerjanya dan duduk di sofa yang berhadapan dengan Leon.

"Opa menghubungiku dan meminta Daddy agar menyuruhmu pergi ke Kantornya, dia bilang sudah menghubungimu lebih dulu"

"Aku bilang, aku tidak akan pergi."

"Pergilah Leon, diakhir telepon Opamu bilang jika kau tidak pergi dia akan memberimu hadiah dan hadiah Pria tua itu tidak pernah berupa hal yang bagus"

Leon memutar matanya malas, dia tau sebutan 'hadiah' itu adalah ancaman. Bisakah bajingan Tua itu berhenti mengancam? Apa dia tidak punya bakat yang lain selain mengancam?

Tapi, buruknya ancaman itu tidak bisa dianggap remeh. Bahkan untuk Leon sendiri.

"Tidak, tetap tidak." Leon berbicara dengan nada rendah, menolak untuk mengalah pada ancaman itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 23 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MY NEW LIFE (BL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang