Vote duluu!!
Saat ini, Leon sedang berada di rumah sakit. Duduk di sebelah ranjang pasien dan mencomot buah apel yang sudah dipotong potong di dalam mangkuk yang sebenarnya di tujuan untuk seseorang yang kini senang berbaring di atas ranjang.
"Saya memanggilmu bukan untuk menghabiskan buah saya, Leonard" seorang pria dewasa berbicara dengan suaranya yang sedikit berat dan serak, menatap ke arah Leon yang nampak acuh tak acuh dan terus memakan buah buahan miliknya.
"Berisik, Bilang mau apa panggil gua. Gua sibuk"
"Perhatian gaya bicaramu"
Leon, hanya memutar matanya malas dan mengunyah apel itu dengan sedikit lebih kasar. Merasa sedikit dongkol karena seseorang yang lain memperingatkan dirinya tentang cara gaya bicaranya selain mama tercintanya.
"Saya ingin mengucapkan terimakasih karena menyelamatkan saya tempo hari, katakan apa keinginanmu" Pria itu berkata dengan serius sambil menatap Wajah Leon yang nampak sama sekali tidak perduli.
"Nama lu, siapa om?"
"Saya sudah bilang, Perhatian cara bicaramu"
"Elah, om.. cerewet amat" Leon berucap ketus sambil beranjak berdiri setelah memakan potongan apel terakhir di mangkuk itu.
Berkeliling di ruangan itu dan menemukan berkas di atas meja yang menunjukkan profil dirinya dan Reon, mengambilnya dan membacanya dengan seksama. Sebenarnya sedikit terkejut karena Pria ini mendapatkan semua informasi tentangnya.
Dia pikir, jika sistem sudah menyembunyikan informasi tentang dirinya, informasi itu tidak terbongkar oleh apapun.
Lengkap dan detail.
Itu kata yang cocok untuk menggambarkan berkas laporan ini.
"Pantes lu bisa langsung tau nama gua, Om. Gua kaget lu bisa dapat informasi gua sedetail ini"
"Itu hanya masalah gampang, Leonard" nada bicara pria itu sedikit angkuh seperti ingin mengejek Leon.
"Nama?" Leon mengulangi, sambil membawa kedua berkas itu di tangannya dan duduk kembali di kursi yang dia duduki sebelumnya.
"Arion Neandro Valderron"
"Valderron?" Leon kembali mengulangi, dia tau nama ini.
Dulu, Saat dia hidup sebagai Lionel nama Valderron sangat sering dia dengar di tempat kerjanya dulu.
Valderron adalah orang yang menjadi tempat balapan ilegal yang tidak sedikitpun berani diusik oleh Negara, pria Blasteran yang sangat banyak dibicarakan di tempat kerjanya dulu dan desas desusnya adalah seorang Mafia yang ditakuti.
Arion, menyeringai dan menatap raut wajah Leon yang nampaknya menunjukkan jika Leon tau siapa dirinya.
"Yes, that's me. Is there a problem, Leonard?"
(Ya, itu aku. Apa ada masalah, Leonard?)"No, Reminds me of my hamster"
(Tidak, mengingatkan ku pada hamsterku)Bohong Leon, Dia tidak pernah memiliki hamster seumur hidupnya.
"You little bastard" ucap Arion dengan sedikit kesal setelah mendengar Leon yang teringat dengan Hamsternya, Harga dirinya sedikit tergores oleh bocah SMA yang Sayangnya menyelamatkan dirinya.
Jika tidak? Hmmmm..
Leon, mengangkat bahunya acuh dan kini membaca Berkas yang berisi informasi tentang Reon, Berkas ini jauh lebih detail. Bahkan di sana tercantum wana kesukaan, makanan kesukaan, hewan kesukaan dan hal hal lainnya yang berhubungan dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan Reon.
"Tunggu, lu suka sama Reon Om?"
"Fuck, Jangan panggil saya dengan panggilan itu, saya belum setua itu bastard. Dan ya, saya menyukai Abang kamu dan menginginkannya"
Leon mendengus dan terkekeh pelan
'kasihan sekali' batin Leon. Tidak tau harus kasihan pada Reon atau Arion."Terus harus panggil apa? Abang ipar?"
"Yups, that sounds good, bastard"
(Yups, itu terdengar bagus, bajingan)Arion berkata sambil terkekeh kecil, apa dia baru saja mendapatkan restu dari adik Reon?
Sedangkan Leon mendelik tajam ke arah Arion, Pria itu menginginkan panggilan yang bagus untuk dirinya sendiri tapi memanggil Leon dengan Bajingan.
Menyadari tatapan tajam dari Leon, Arion seperti mengerti apa maksud dari tatapan kesal itu.
"Anggap saja, itu panggil akrab dari saya, Bastard boy"
Leon, menatap semakin datar dan tajam ke arah Arion yang sama sekali tidak terlihat gentar, semakin kesal dengan tatapan mengejek dari Arion.
Beranjak dengan kasar dari duduknya dan langsung ingin pergi dari kamar rumah sakit VVIP yang menjadi tempat untuk Arion dirawat.
"Kau tidak boleh pergi kemanapun, sebelum mengatakan apa yang kau inginkan sebagai balas Budi"
Ingin rasanya Leon memaki Dan mencekik Arion yang sedang berbaring di ranjang rumah sakit itu.
Namun, dia tiba tiba teringat dengan percakapan nya dengan Arkan siang tadi. Mengenai Opanya yang terlibat di dunia bawah tanah, mungkin ini kesempatan yang sangat bagus.
"Gua ma_"
"Cara bicaramu" Arion, memotong kalimat Leon yang nampak dua kali menjadi lebih kesal.
"Fine, Aku mau.. informasi lengkap dan SEdetaill detailnya tentang Eugene Ganendra"
"Just that?"
"Yes, aku ingin besok sudah ada"
"Besok? Saya bisa memberikannya kurang dari 3 jam"
"Sombong sekali kau pak tua"
"Berikan aku nomor Reon" ujar Arion pada Leon yang sudah membuka setengah pintu.
Leon yang mendengar itu menyeringai dan menatap mengejek pada Arion.
"Oh? Ayolah, Kau sangat sombong dan bisa mendapatkan informasi tentang Eugene kurang dari tiga jam, seharusnya mendapatkan nomor seseorang yang kau kejar tidak akan sesulit itu"
Leon tertawa puas dan langsung meninggalkan kamar rawat inap yang ditempati oleh Arion.
Sedangkan Arion hanya mencibir, kenapa bocah itu sangat berani dan tidak terlihat sedikitpun takut padanya? Dia bahkan tidak bisa marah sedikit pun!
Sayang sayang akohh, kenapa pada gamau vote sih ;) syedihh
Dahlah hiks srottt
Pay payy di chapter berikutnya, jangan lupa Voment sayang!
KAMU SEDANG MEMBACA
MY NEW LIFE (BL)
Fanfiction"Ugh, shit kepalaku sakit sekali !" "hallo Tuan! perkenalan saya Sistem 05 yang siap membantu anda untuk menjalani hidup baru anda!" "Sial, kenapa aku hidup lagi bajingan !" . . . . "Bodoh, kenapa kau ingin menjadi manusia?" "Umm.. karena... Karena...