Niiitt.... niiitt...
Beeep... beeep...
Monitor vital menunjukan perubahan angka-angka yang cukup signifikan. Kinar yang takut akan sesuatu terjadi pada Langit langsung bergerak bangkit untuk memeriksa lebih dekat.
"Mas? Kamu bangun?" Dengan sabar Kinar menunggu saat kelopak mata Langit terlihat mengerjap. Sayangnya tetap tidak ada respon berupa pergerakan lagi atau bahkan membuka. "Nggak apa-apa ya, aku tungguin. Kamu pasti capek. Istirahat ya, Mas..."
Tangan Kinar mengelus kening. Menatap lekat wajah Langit yang masih saja terlihat sangat pucat meski sudah berkali-kali mendapatkan pemeriksaan dan penanganan medis.
Hampir saja Kinar merasa kecewa tapi gerakan samar dari jemari Langit dalam genggamannya membuat senyumnya terkembang. Saat ini dirinya tahu hanya harus lebih banyak bersabar. Langit juga bukannya ingin terus dalan kondisi seperti ini, dan sudah pasti bahwa Langit nya kini juga sedang berjuang untuk kembali bangun dan membuka matanya.
"Nggak apa-apa ya kalau masih mau tidur... yang penting Mas Langit tahu Kinar ada disini buat Mas Langit." Ibu jari Kinar mengelus punggung tangan Langit yang ada dalam genggamannya.
Seorang perawat masuk dengan troli obat dan Dokter Faizal yang saat ini menjadi dokter Langit menyusul dibelakangnya. "Selamat malam, saya datang untuk visit."
Setelah mempersilahkan, Kinar bergerak menepi dan tetap tinggal untuk mengamati. Stetoskop ditekan di bagian dada dan lanjut dengan pemeriksaan tensi darah. Terakhir, tim dokter mengatakan bahwa tekanan darah Langit sangat rendah dan ditambah ada indikasi aritmia atau ketidakstabilan irama jantung.
"Bagainana Dokter? Apa ada perkembangan?" Kinar kembali kesisi Langit. "Tadi jarinya Mas Langit sempat bergerak."
"Itu bagus. Respon kesadarannya memang masih hilang timbul, tetapi sejauh ini perkembangannya sudah cukup baik. Pasien juga sudah bisa merespon rangsangan sakit dan sebentar lagi pasti akan sadarkan diri."
Tentu saja Kinar sangat melega mendengarnya. Bagaimanapun, pernikahan mereka hanya tersisa satu hari lagi dan kondisi Langit yang fluktuatif benar-benar membuatnya stres. "Lalu bagaimana dengan aritmia nya? Saya dengar dari Papa kalau akan dilakukan pemeriksaan lanjutan?"
"Benar. Sejauh ini itu adalah satu masalah yang cukup urgent untuk ditangani. Saya sudah mempelajari ulang data medis pasien dan aritmia ini jelas merupakan serangan yang buruk untuk kondisi kesehatannya. Hasil pemeriksaan juga menemukan ada beberapa aktivitas medis yang janggal. Apa pasien sempat menjalani pemeriksaan dalam beberapa hari ini? Khususnya hari kemarin karena saya dan perawat menemukan plester sisa pengambilan sampel darah."
Kinar tidak yakin, tapi sehsrusnya Langit tidak dalam jadwal menjalani pemeriksaan apapun. "Saya akan tanyakan Lingga nanti. Seharusnya jadwalnya minggu depan untuk check up rutinnya."
"Saya mencurigai sesuatu dan memang akan lebih baik kalau kita mengkonfirmasinya lebih dulu sebelum membuat dugaan. Pasien juga belum dalam kapasitas untuk mampu ditanyai atau dimintai keterangan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Untuk Mas Langit [END]
RomanceDi hari pernikahannya, Kinara Laurasia Mahardika mengetahui fakta bahwa Rega-calon suaminya ternyata berselingkuh. Alasannya sangat mengejutkan, bahwa seama 7 tahun mereka berpacaran Kinara hanya membatasi pelukan atau sekedar ciuman di pipi. Bagaim...